75 tahun keberadaan British Council di Indonesia menghadirkan aneka kontribusi, tak sebatas pelatihan dan sertifikasi bahasa.
Ini catatan perjalanan 75 tahun cemerlang British Council di Indonesia.
KETERBATASAN bukan menjadi penghalang bagi Siswanto untuk menggeluti hobi mengotak-atik perangkat elektronik.
Penyandang tunanetra asal Kabupaten Sorong, Papua, itu begitu khusyu saat membenahi perangkat elektronik yang kerap dianggap rongsokan, sehingga berfungsi kembali.
Kegigihannya untuk belajar dibarengi dengan kehadiran program Skills for Inclusive Digital Participation (SIDP). Ini merupakan program pelatihan literasi digital kepada kelompok inklusi di Indonesia.
Berkat SIDP, Siswanto kini memiliki usaha mikro yang dinamai Mas Sis Rakit Power.
Pelatihan yang didapat dari SIDP tak hanya meningkatkan skill Siswanto, tetapi juga membuatnya lebih mudah berkomunikasi dengan pelanggan, bahkan memasarkan produknya secara lebih luas.
Bagi Siswanto, literasi digital sangat penting, tak terkecuali bagi bagi para penyandang disabilitas.
Sayangnya, mereka sering kali terkendala keterbatasan akses. Beruntung, SIDP memberikan pelatihan yang tepat untuk memudahkan kelompok inklusi mengakses literasi digital.
“Program itu tak sekadar membuat kami independen dalam beraktivitas. Kami juga bisa terus mengembangkan usaha,” ucap Siswanto.
Rupanya, kesuksesan SIDP tak lepas dari British Council Indonesia sebagai kolaborator penyelenggara.
Hingga Maret 2023, SIDP telah sukses memberikan pelatihan digital kepada lebih dari 5.500 kelompok inklusi di Papua, Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Bali.
Nah, sebagian besar masyarakat melihat British Council hanya sebagai lembaga pelatihan bahasa Inggris.
Padahal, organisasi hubungan internasional budaya Inggris itu memiliki beragam program kolaboratif lain, termasuk di Indonesia.
Beragam program kolaboratif tersebut termaktub dalam tiga sektor kunci, yaitu Seni dan Budaya, Pendidikan, serta Bahasa Inggris.
Selama 75 tahun British Council Indonesia beraktivitas di sini, ketiga program ini berhasil mempererat kolaborasi antara Inggris dan Indonesia, yang secara konsisten memberi dampak luas bagi masyarakat kedua negara.
Skills for Inclusive Digital Participation (SIDP), yang didanai oleh Foreign, Commonwealth, Development Office (FCDO) Inggris, misalnya, merupakan bagian dari kontribusi British Council di sektor pendidikan nonformal.
Mau tahu lebih banyak lagi? Ini kisah perjalanan 75 tahun British Council Indonesia.
TUJUH puluh lima tahun bukanlah waktu yang singkat. Dalam pernikahan, misalnya, perayaan ulang tahun pernikahan ke-75 disebut Perkawinan Cemerlang.
Keberhasilan perjalanan lebih dari tujuh dekade itu merupakan prestasi cemerlang dengan berbagai tantangan, harapan, dan perjuangan. Ini berlaku juga bagi British Council yang sudah 75 tahun berkiprah di Indonesia.
Hadir pertama kali pada 1948 di Bandung, Jawa Barat, British Council dikenal dengan sebutan The Council.
Lima tahun berselang, “markas” The Council pindah ke sebuah rumah tua di Jalan Jambu, Menteng, Jakarta.
Sempat menghentikan operasinya pada 1964, The Council kembali hadir dengan lokasi baru di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, pada 1968.
Periode 1970-1978 menjadi periode yang terbilang emas bagi The Council dengan cakupan yang kian beragam, khususnya dalam membantu program Pembangunan Luar Negeri (Overseas Development Administration) di Indonesia.
Pada pertengahan 1970-an, The Council mulai mengajarkan bahasa Inggris ke warga Indonesia di kantor di Jalan Imam Bonjol, Jakarta.
Kemudian, pada awal 1980-an, The Council mulai dikenal secara global dalam mengelola kontrak pembangunan dan pelatihan.
Sejak saat itu, The Council pun terus berkembang hingga menjadi British Council seperti yang dikenal sekarang.
Selama 75 tahun perjalanannya di Indonesia, British Council memainkan peran strategis nan cemerlang dalam membangun kemitraan antara Indonesia dan Inggris di bidang Seni dan Budaya, Pendidikan, serta Bahasa Inggris, khususnya bagi generasi muda untuk mewujudkan mimpi mereka.
"Pada 2023 saja, British Council menyelenggarakan kualifikasi profesional dari Inggris, termasuk IELTS, kepada lebih dari 15.000 peserta tes di Indonesia," kata kata Summer Xia, Direktur British Council untuk Indonesia dan Asia Tenggara.
British Council Indonesia, lanjut Summer, telah pula mendukung lebih dari 4.000 pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi mereka di Inggris.
"Saya sangat bangga bahwa organisasi ini juga telah membangun 30 kemitraan antara seniman dan organisasi budaya di Indonesia dengan rekan-rekan mereka di Inggris," ungkap Summer.
HUBUNGAN kerja sama antara Indonesia dan Inggris dibangun British Council lewat tiga sektor kunci, yakni Seni dan Budaya, Pendidikan, serta Bahasa Inggris.
Namun, lebih banyak orang yang hanya tahu kiprah lembaga ini terbatas di bidang pelatihan bahasa Inggris, bahkan sebatas tempat sertifikasi kualifikasi IELTS.
Lalu, apa saja sebenarnya kiprah British Council lewat tiga sektor kunci itu?
Klik sektor di bawah ini untuk langsung melompat ke rincian masing-masing, atau gulirkan layar untuk menyimak seluruhnya secara berurutan:
INDONESIA dan Inggris merupakan dua negara yang kaya akan budaya dengan talenta-talenta kreatif.
Lewat seni dan budaya, Indonesia serta Inggris dapat membangun kolaborasi komunitas global yang menginspirasi lahirnya inovasi, pengetahuan, dan kebudayaan.
Kontribusi British Council di sektor seni dan budaya berfokus pada tiga hal, yaitu:
Berikut ini jabaran dari ketiga fokus dari kontribusi British Council di sektor seni dan budaya.
Keragaman kebudayaan ternyata merupakan kekuatan bagi Indonesia dan Inggris untuk menjadikan seni serta budaya sebuah medium dalam memberdayakan koneksi dan jaringan, knowledge transfer, serta memfasilitasi kolaborasi kreatif.
“Seni dan budaya merupakan satu akar penting bagi Indonesia dan Inggris," ungkap Head of Creative Economy East Asia, British Council Camelia Harahap.
Kesamaan visi antara Indonesia dan Inggris, lanjut dia, telah menghasilkan 47 proyek kolaborasi seni dalam kurun 2019-2024.
"Program ini bergulir lewat dana hibah kami yaitu Connections Through Culture Grants,” imbuh Camelia.
Direktur British Council untuk Indonesia dan Asia Tenggara, Summer Xia, menyatakan bahwa industri seni dan budaya memainkan peran penting dalam kesejahteraan suatu bangsa.
"Karena (seni dan budaya) mencerminkan budaya dan nilai-nilai bangsa tersebut. Seni dan budaya juga dapat menghubungkan bangsa itu dengan seluruh dunia," tegas dia.
Sejumlah proyek menjadi unggulan program Connections Through Culture ini. Beberapa di antaranya dapat dilihat dalam silde berikut ini:
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa persentase difabel di Indonesia 10 persen dari total penduduk atau 27,3 juta orang. Kelompok ini kerap menghadapi tantangan dalam mengakses berbagai hal, termasuk dalam seni.
Sebagai organisasi yang mendukung kesetaraan dan keberagaman, seni disabilitas (disability arts) menjadi salah satu fokus pengembangan British Council lewat program Culture Responds to Global Challenges.
Program tersebut hadir lewat beberapa proyek berikut ini:
Isu global lain yang juga difokuskan oleh British Council melalui seni adalah perubahan iklim. Terkait hal ini, British Council menggelar program Altermatter.
Proyek Altermatter menandai 75 tahun perjalanan British Council di Indonesia itu hadir dalam bentuk lokakarya kolaborasi antara seniman Inggris serta Indonesia dalam menciptakan produk baru dengan menggunakan bahan-bahan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Program ini lahir atas kerja sama antara British Council, CAST Foundation, Playo, dan Applied Arts Scotland.
Ekonomi kreatif yang kaya akan nilai ekonomi dan sosial telah membuktikan diri mampu mengembangkan dan menciptakan peluang pasar di masa depan.
Lewat program Creative Economy, British Council mengukuhkan kekuatan ekonomi kreatif pada gelaran World Conference on Creative Economy (WCCE) 2022 yang merupakan bagian dari G20 Summit di Bali.
Bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), British Council memberikan dukungan kepada praktisi kreatif di Indonesia untuk menciptakan karya seni yang membahas isu-isu global dan tema-tema di bawah kepresidenan Indonesia di G20 Summit.
British Council juga menjembatani pertukaran internasional untuk mendukung ekonomi kreatif global melalui keterlibatan aktif dalam forum Friends of Creative Economy, mengundang pembicara utama dan menjadwalkan diskusi panel yang melibatkan praktisi ekonomi kreatif terkemuka di Inggris, serta mengakomodasi seniman dalam mengembangkan karya seni yang sejalan dengan tema G20 Summit.
“Education is the kindling of a flame, not the filling of a vessel.”
~Socrates~
“EDUCATION is the kindling of a flame, not the filling of a vessel.” Ungkapan filsuf Yunani, Socrates, itu secara tepat menggambarkan sektor pendidikan yang terus diusung British Council.
“Ada begitu banyak masalah di dunia saling terkait dan tidak dapat diatasi oleh satu negara saja. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama global antarnegara, seperti yang dilakukan Inggris dan Indonesia lewat British Council,” tutur Head of Education British Council Muhaimin Syamsuddin.
Untuk menyalakan api pendidikan, British Council berupaya menciptakan jalur serta peluang positif, baik dalam sektor pendidikan formal maupun non-formal, yang mencakup bidang transnational education (TNE), pelatihan guru, inklusi disabilitas, dan kesetaraan gender.
Program-program tersebut dikoordinasikan melalui UK-Indonesia Joint Working Group on Education (JWG) yang dipimpin oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dari sisi Indonesia dan Sir Steve Smith dari sisi UK.
Sektor tersebut dijalankan British Council lewat empat hal, yaitu:
Program ini membangun kemitraan global yang kuat, inklusif, dan terhubung secara internasional dengan perguruan tinggi serta lembaga pendidikan teknik dan kejuruan atau technical and vocational education and training (TVET).
Saat ini, British Council menyalurkan empat dana hibah Going Global Partnerships di Indonesia.
Kemitraaan universitas di Indonesia dan Inggris untuk menawarkan gelar ganda, baik S1 maupun S2.
Sebagai contoh, gelar ganda S2 tentang Islam and the Globalised Muslim World antara University of Edinburgh dan Universitas Islam Internasional Indonesia atau gelar ganda S1 di bidang biomedicine atau biomedical studies antara University of Dundee dan Indonesia International Institute of Life Sciences (I3L).
Dana hibah diberikan kepada universitas-universitas Inggris untuk bermitra dengan universitas-universitas Indonesia untuk memberikan pelatihan bagi calon guru pendidikan anak usia dini (PAUD) dan guru pendidikan inklusif.
Mitra di Indonesia antara lain Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Dana hibah untuk mendorong universitas-universitas di Indonesia agar dapat membangun kemitraan dengan universitas-universitas di UK.
Kemitraan ini diharapkan bisa mendorong terciptanya suasana kampus yang lebih kondusif untuk mahasiswa dengan disabilitas dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan di kampus.
Beberapa penerima dana hibah ini juga mendapat dana padanan Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek.
Beberapa universitas yang mendapat dana hibah ini adalah Universitas Telkom, Universitas Al Azhar Indonesia, dan Universitas Indonesia.
Dana hibah yang diberikan untuk membangun kemitraan antara universitas-universitas di Indonesia dan UK guna mendorong perubahan sistemik terkait kesetaraan gender.
Beberapa penerima dana hibah ini juga mendapat dana padanan dari Dirjen Dikti Kemendikbudristek.
Sejumlah penerima dana hibah di antaranya Politeknik Negeri Batam, Binus University, dan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Program ini mendukung kolaborasi antara ilmuwan di Inggris dan negara lain, termasuk Indonesia, untuk membangun kapasitas dan kapabilitas penelitian secara global. Kolaborasi ilmiah internasional dinilai penting untuk mengatasi tantangan global saat ini.
Beberapa proyek unggulan program Science adalah sebagai berikut:
Sejak berdiri pada September 1948 di Bandung, British Council secara konsisten berkomitmen untuk memberikan kontribusi dalam perkembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Bagian penting dari kontribusi itu adalah memfasilitasi kolaborasi ilmiah antara kedua negara. Hal ini menjadi cara jitu untuk membangun hubungan antara ilmuwan dan mengatasi tantangan nyata dihadapi saat ini.
Bekerja sama dengan Kemendikbudristek, Newton Fund telah memberikan 68 dana hibah penelitian dan travel grant serta lima beasiswa PhD di UK.
Beberapa kerja sama tersebut meliputi penelitian untuk mencari varietas padi yang bisa tumbuh subur di lahan marginal dengan tingkat keasaman tanah yang tinggi di Sumatera Utara (Sumut) dan membantu pelaut menemukan cara terjangkau untuk mendeteksi masalah stabilitas di kapal kecil guna menghindari bencana di laut.
Ada pula pengembangan diagnostik elemen beton pracetak dengan meningkatkan ketahanan terhadap kerusakan selama gempa bumi dan diagnostik kanker agar lebih mudah diakses oleh masyarakat di seluruh Indonesia.
Klik tautan berikut untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penelitian yang didanai oleh Newton Fund.
Beasiswa ini lahir untuk menjembatani kesenjangan antara jumlah peneliti serta praktisi perempuan dan laki-laki di bidang science, technology, engineering and mathematics (STEM).
Women in STEM berupaya mendukung lebih banyak kaum perempuan untuk mempelajari STEM sekaligus mencapai posisi kepemimpinan di bidang tersebut.
Kisah Siswanto di awal tulisan ini menjadi contoh nyata bahwa pendidikan nonformal dapat mengembangkan keterampilan dan kemampuan seseorang dalam lingkungan kolaboratif.
Kaum muda seperti Siswanto dianggap mewakili komunitas pada tingkat lokal, regional, dan nasional yang dapat bekerja melintasi perbedaan budaya sekaligus bertindak positif dalam menghadapi tantangan besar global.
Secara umum, terdapat tiga proyek British Council yang menggunakan pendekatan pendidikan nonformal.
Bermitra dengan HSBC, Climate Skill Program menghadirkan pelatihan soft skill dan hard skill untuk anak-anak muda di Jawa Barat agar mereka bisa memanfaatkan atau berpartisipasi dalam transisi energi fosil.
Program pengembangan keterampilan terkait iklim dan pemetaan kesenjangan keterampilan bagi anak muda berkebutuhan khusus yang berusia 18-30 tahun.
Program yang menggandeng organisasi nirlaba (NGO) lokal dan universitas itu memberikan pelatihan literasi digital kepada masyarakat yang memiliki keterbatasan akses terhadap teknologi.
Proyek ini juga mengintensifkan dialog dengan pembuat kebijakan dan peneliti dari Indonesia dan Inggris untuk mengidentifikasi kebutuhan literasi digital di Indonesia.
Inggris merupakan salah satu negara favorit pilihan mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studinya. British Council pun secara aktif mempromosikan studi di Inggris.
Program Studying in the UK sendiri mencakup pengarahan sebelum keberangkatan, GREAT Scholarship, Study UK Alumni Awards, Alumni UK, serta British Council Agent and Counsellor Training and Engagement Hub.
“Memilih program Islamic Moral Economy di University of Dundee lebih dari sekadar mempelajari keuangan syariah, tetapi juga prinsip-prinsip kehidupan,” ujar Sefrina Widyanti yang meraih gelar Master of Science (MSc) lewat program GREAT Scholarship.
DIKUTIP dari laman Ethnologue, bahasa Inggris telah menjadi penghubung bagi 1,5 miliar penutur di seluruh dunia.
Sebagai bahasa internasional, bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar dalam berbisnis, forum-forum resmi, hiburan, dan publikasi ilmiah.
Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa Inggris menjadi poin penting yang ditekankan British Council lewat tiga program unggulannya, yaitu:
"Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing" menjadi slogan yang digaungkan kepada penutur warga negara Indonesia (WNI).
Penggalan ketiga pada slogan itu—kuasai bahasa asing—masih menjadi pekerjaan rumah banyak pihak, khususnya pemerintah. Sebab, penguasaan bahasa Inggris masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.
Menurut Laporan Indeks Kecakapan Bahasa Inggris 2022 EF, Indonesia berada di peringkat ke-81 dari 111 negara atau level B1 dengan skor 469, mengacu pada kerangka acuan Common European Framework of Reference for Languages (CEFR).
Misi British Council dalam bidang bahasa Inggris adalah meningkatkan kualitas pengajaran, pembelajaran, dan penilaian bahasa Inggris di seluruh dunia.
Dengan kualitas pengajaran, pembelajaran dan asesmen yang baik, program ini dapat membuka akses terhadap peluang akademik, karier, serta sosial bagi kaum muda dan orang dewasa.
British Council bersama Kemendikbudristek melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kecakapan berbahasa Inggris masyarakat Indonesia.
Salah satunya, mendorong peningkatan kualitas pengajaran bahasa Inggris, baik dari sisi penguatan kurikulum maupun keilmuan para guru dan tenaga kependidikan.
Bentuk upaya tersebut adalah pelaksanaan program UK-ID English Digital Innovation Grant yang memberikan dana hibah untuk institusi di Inggris bekerja sama dengan institusi di Indonesia dalam mengembangkan sumber pengembangan profesional yang inovatif bagi guru dan dosen di Indonesia.
Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024, bahasa Inggris kembali menjadi mata pelajaran wajib pada Kurikulum Merdeka untuk tingkat SD mulai kelas 3.
“Dalam perjalanan 75 tahun ini, kami berkesempatan bekerja sama dengan Kemendikbudristek untuk menyiapkan tenaga pengajar bahasa Inggris lewat pelatihan-pelatihan komprehensif,” ujar Senior Programme Manager, English and School Education British Council Buyung Alfian.
Lewat kerja sama itu, sebanyak 500 guru dan 36 pelatih guru bahasa Inggris dari tingkat SD hingga SMA/SMK perwakilan di seluruh Indonesia mengikuti kelas pelatihan dengan modul English for Teaching.
Pelatihan ini bertujuan mengembangkan potensi pedagogik sekaligus meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris para guru sehingga mereka lebih siap untuk memberikan pengajaran bahasa Inggris kepada peserta didik sesuai dengan Kurikulum Merdeka.
Bersamaan dengan itu, para guru juga bisa mengakses aplikasi online In Class yang memberikan model pembelajaran berbasis animasi yang berfokus pada penggunaan bahasa Inggris di kelas (classroom language).
Lebih dari itu, English and School Education juga memiliki sejumlah proyek strategis yang mendukung peningkatan pengajaran bahasa Inggris di Tanah Air.
Berikut ini adalah tiga dari delapan proyek di bawah UK-ID English Digital Innovation Grant:
British Council telah lama menjadi lembaga tepercaya untuk pengembangan dan penilaian bahasa Inggris yang membantu seseorang menciptakan peluang dan mengembangkan potensi mereka.
Berikut ini beberapa produk terkait kualifikasi dan asesmen yang disediakan oleh British Council:
Setiap tahun, British Council mengajarkan bahasa Inggris bagi 100 juta pelajar dan 15 juta guru di 40 negara melalui kursus online dan komunitas.
Didukung oleh tim ahli berpengalaman dan tersertifikasi, Teaching English memberikan pelatihan bahasa Inggris hybrid, yang meliputi kelas tatap muka dan online, sehingga bisa diakses secara fleksibel.
Beberapa program Teaching English British Council di antaranya adalah sebagai berikut:
MENANDAI 75 tahun perjalanannya, British Council berkomitmen untuk terus memperkuat kemitraan antara Inggris dan Indonesia. Terlebih, Indonesia termasuk negara prioritas British Council secara global.
"Terima kasih banyak kepada pemerintah dan rakyat Indonesia atas kepercayaan mereka kepada British Council selama 75 tahun terakhir," ujar Summer Xia, Direktur British Council untuk Indonesia dan Asia Tenggara.
Kepercayaan ini, kata Summer, memungkinkan British Council untuk memainkan peran penting dalam memperdalam kemitraan Inggris-Indonesia.
"(Juga) membantu kaum muda Indonesia mengejar impian mereka," tegas Summer Xia.
Ia percaya bahwa sebagai raksasa yang sedang bangkit, Indonesia memiliki dinamisme, kreativitas, energi, dan optimisme yang akan terus mendorong kolaborasi antara kedua negara.
Sejarah kerja sama antara Indonesia dan Inggris, menurut dia akan terus memberdayakan kaum muda di berbagai bidang, terutama dengan bersama-sama menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim.
"Melihat ke 75 tahun berikutnya, kolaborasi antara kedua negara kita dalam seni dan budaya, pendidikan, serta bahasa Inggris akan terus diperkuat melalui lebih banyak keterlibatan antarmasyarakat," tutur Summer.
Dia menambahkan, hubungan budaya antara Indonesia dan Inggris akan menciptakan peluang luar biasa bagi individu dan komunitas.
"Bersama-sama, kita dapat membangun masa depan yang lebih produktif dan inklusif bagi semua," kata Summer.