JEO - Insight

Air Bersih
untuk Negeri

Minggu, 21 Januari 2024 | 05:33 WIB

Upaya turun tangan Kementerian Pertahanan dan Universitas Pertahanan untuk menghadirkan sumber air bersih di daerah yang rutin mengalami kekeringan.

URUSAN air bersih di negeri ini masih menjadi tantangan. Belum seluruh anak bangsa mendapatkan akses air bersih.

Kekeringan pun dari waktu ke waktu jamak menyambangi sejumlah wilayah di Indonesia. 

Salah satu cerita tentang air bersih dan kekeringan berulang datang dari Desa Werwaru, Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku Utara.

Cerita bermula ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Desa Werwaru, Kamis (15/9/2022). 

Dalam kunjungan itu, Jokowi antara lain mendatangi peternakan kerbau di Desa Werwaru.

Di situ, Kepala Desa Werwaru, Elias Tenggawna, bercerita soal populasi kerbau yang terus berkurang. 

“Kendala di Pulau Moa ini adalah air. Air sangat susah. Ketika musim kemarau begini, kerbau mati sampai ribuan ekor,” tutur Elias sebagaimana diberitakan Kompas.id, Kamis. 

Ternyata, kisah ribuan kerbau mati karena kekurangan air menggelitik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk ikut turun tangan. 

Menggandeng Universitas Pertahanan (Unhan), upaya menghadirkan sumber air bersih di sejumlah wilayah pun lalu dimulai.

  M E N U :  

thumb
thumb
thumb
thumb
thumb
thumb

FAKTA AIR DI INDONESIA

Salah satu warga Desa Srowot, Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sedang menikmati aliran air bersih langsung dari keran di depan rumahnya, setelah ada sumur bantuan dari Kementerian Pertahanan dan Universitas Pertahanan. Gambar diambil pada Sabtu (2/12/2023).
KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Salah satu warga Desa Srowot, Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sedang menikmati aliran air bersih langsung dari keran di depan rumahnya, setelah ada sumur bantuan dari Kementerian Pertahanan dan Universitas Pertahanan. Gambar diambil pada Sabtu (2/12/2023).

KISAH kekeringan di Indonesia tidak hanya terjadi di Pulau Moa. Persoalan air juga tak berhenti sebatas di ancaman kekeringan.

Padahal, air bersih merupakan aspek penting dalam kehidupan seluruh makhluk hidup, tak terkecuali manusia.

Air bersih boleh dibilang merupakan kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidup manusia. Mulai dari minum, memasak, mencuci, hingga aneka kebutuhan sehari-hari lain manusia, butuh air bersih.

Buruknya akses air bersih dan sanitasi berkontribusi hingga 60 persen sebagai penyebab stunting.

Ketersediaan air bersih juga berdampak pada kesehatan manusia, termasuk untuk pertumbuhan anak-anak. Akses air bersih yang baik dapat ikut mencegah terjadinya malanutrisi dan stunting. 

Riset Kementerian Kesehatan (Kemenkes), misalnya, mendapati bahwa buruknya akses air bersih dan sanitasi berkontribusi hingga 60 persen sebagai penyebab stunting, sementara gizi buruk disebut berkontribusi 40 persen.

Krisis air memang bukan ancaman bagi Indonesia saja. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan, seluruh Bumi terancam krisis air pada 2025. 

Masih memakai laporan PBB, kebutuhan air tawar global pada 2030 diperkirakan akan melejit hingga 40 persen dari ketersediaan saat ini. Perubahan iklim, aktivitas manusia, dan pertumbuhan penduduk, menjadi penyebabnya. 

Masalahnya, jumlah pasokan dan permintaan di suatu wilayah sering kali tidak sejalan.

Kembali ke Indonesia, Indonesia Water Resources Profile yang dipublikasikan oleh Sustainable Water Partnership (SWP) pada Agustus 2021 mendapati, Indonesia sebenarnya punya sumber air terbarukan yang signifikan.

Masalahnya, jumlah pasokan dan permintaan di suatu wilayah sering kali tidak sejalan. Sumatera, Kalimantan, dan Papua, misalnya, punya pasokan air melimpah untuk populasi warga yang relatif sedikit.

Sebaliknya, wilayah berpenduduk padat seperti Pulau Jawa, justru punya jauh lebih sedikit ketersediaan air tawar. Kondisi itu membuat wilayah Pulau Jawa pun lebih rentan mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih.

Foto udara Sungai Serayu diambil dari Desa Pajerukan, Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (2/12/2023) pagi. Tampak di latar belakang, Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.
KOMPAS.com/FIKRIA HIDAYAT
Foto udara Sungai Serayu diambil dari Desa Pajerukan, Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (2/12/2023) pagi. Tampak di latar belakang, Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.

Dari data sensus penduduk, lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Dengan kepadatan penduduk tersebut, pasokan air permukaan alias air bersih yang bisa diakses warga Pulau Jawa hanya tersedia 4 persen dari total ketersediaan air tawar di Tanah Air.

Pulau Jawa lebih rentan mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih.

Laporan yang sama memperkirakan, bila tak ada upaya ekstra maka Pulau Jawa akan mengalami kelangkaan air absolut pada 2040. Meski demikian, kesulitan akses air bersih dan kekeringan bukan hanya mengancam Pulau Jawa. 

Punya lebih dari 5.700 sungai serta banyak bendungan, bendung, dan kanal, ketersediaan air tawar di Indonesia bisa mencapai 690 x 109 meter kubik per tahun. 

Angka tersebut sebenarnya jauh melampaui kebutuhan air bersih warga, yang pada 2016 menurut Bank Pembangunan Asia (ADB) diperkirakan mencapai 175 x 109 meter kubik per tahun.

Lagi-lagi, persoalannya ada pada ketidakmerataan sumber air terhadap populasi pengguna. Inilah yang membuat sejumlah wilayah tetap rentan kekekeringan dan warganya tak memiliki akses memadai terhadap air bersih. 

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), 91,72 persen rakyat Indonesia punya akses terhadap sumber air yang baik pada 2023. Namun, ini baru dalam konteks sumber air dimaksud bisa dijangkau dalam rentang waktu maksimal 30 menit pergi-pulang, termasuk waktu antrean.

Pada 2023, baru 21,69 persen rumah tangga di Indonesia yang punya akses air minum melalui jaringan pipa.

Karena, data BPS pun mendapati, proporsi rumah tangga di Indonesia yang hingga 2022 memiliki akses langsung terhadap air minum barulah 44,94 persen. Artinya, masih ada 55,06 persen rumah tangga yang belum memiliki akses langsung atas air minum.

Angka-angka ini makin mengecil ketika dipersempit menjadi akses air minum melalui jaringan pipa. Pada 2023, baru 21,69 persen rumah tangga di Indonesia yang punya akses air minum melalui jaringan pipa. 

Seluruh data di atas belum memenuhi target pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Di situ, pemerintah menargetkan 100 persen rumah tangga punya akses air minum layak pada 2024, termasuk 15 persen air minum aman, serta 30 persen hunian memiliki akses air minum lewat jaringan pipa. 

Karenanya, adalah kewajiban setiap anak bangsa apalagi institusi negara yang punya kapasitas mencari dan menghadirkan solusi untuk turun tangan mengatasi persoalan air ini. 

 

<<Sebelumnya       Menu       Berikutnya>> 

KEJUTAN DI HARI MINGGU, AIR BERSIH YANG DITUNGGU

Foto udara Desa Pajerukan, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, di waktu pagi. Gambar diambil pada Sabtu (2/12/2023).
KOMPAS.com/FIKRIA HIDAYAT
Foto udara Desa Pajerukan, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, di waktu pagi. Gambar diambil pada Sabtu (2/12/2023).

BANYUMAS. Ini adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Kabupaten ini dilintasi salah satu sungai terbesar di Indonesia, yaitu Sungai Serayu. 

Siapa sangka, di daerah seperti ini, kekeringan pun masih menyambangi. Di antara sejumlah wilayah di Banyumas yang mengalami kekeringan, ada Desa Pajerukan, Suro, dan Srowot, di Kecamatan Kalibagor.

Padahal, lokasi ketiga desa ini pun bukan di pelosok antah berantah. Menggunakan mobil, ketiga desa ini bisa dijangkau dari pusat Kabupaten Banyumas dalam kisaran waktu kurang dari setengah jam.  

"Srowot ini dikelilingi Sungai Serayu, tapi kalau kemarau ya enggak ada air," kata Kepala Desa Srowot, Kasum, Rabu (29/11/2023). 

Situasi tak berbeda terjadi di Desa Pajerukan. Bahkan, desa ini boleh dibilang dibelah oleh anak Sungai Serayu, yaitu Kali Bener.

"Sungai Bener tapi tidak bener," celetuk Sutinem, istri Kepala Desa Pajerukan, Slamet Kartomiharjo, Jumat (1/12/2023).

Dalam kesempatan terpisah, Slamet merinci, kondisi air di wilayah permukiman dan pertanian desanya dapat dilihat dari posisi lokasi terhadap Sungai Bener.

"Yang sering kekeringan itu yang ada di sisi utara sungai. Di sana, pertanian pun tadah hujan," tutur Slamet, Kamis (30/11/2023).

Salah satu areal pertanian tadah hujan di Desa Pajerukan, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah. Gambar diambil pada Kamis (30/11/2023).
KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Salah satu areal pertanian tadah hujan di Desa Pajerukan, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah. Gambar diambil pada Kamis (30/11/2023).

Slamet menduga, perbedaan ini karena kondisi geografis lahan yang dibelah oleh sungai tersebut. Di sisi utara sungai, ujar dia, adalah area pegunungan. 

Bila kemarau datang, apalagi berkepanjangan seperti yang terjadi pada 2023, sungai dan bantuan dari instansi terkait menjadi andalan warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Air sungai dipakai untuk mencuci dan mandi, sementara air dari mobil-mobil tanki digunakan untuk kebutuhan air minum dan memasak.

Saat kemarau, hanya segelintir sumur warga di lokasi sulit air dari ketiga desa tersebut yang tidak ikut mengering. Itu pun sontak menghadirkan antrean panjang tetangga. 

Dalam kondisi terburuk, Slamet bahkan menyebut sudah wajar saja bagi warganya untuk memilih tidak mandi demi menghemat air bersih.

Kejutan di Minggu pagi

Maka, Slamet akan selalu mengingat peristiwa di Minggu pagi pada medio Agustus 2023. Slamet ingat, pagi itu dia sedang bersiap untuk kondangan.

Tiba-tiba, tutur Slamet, seorang warga mengabarinya ada tentara dari Jakarta di Kantor Desa Pajerukan, mencarinya. Tergopoh-gopoh, Slamet beranjak ke Kantor Desa yang berjarak tak sampai satu kilometer dari rumahnya.

"Ternyata beliau dari Kementerian Pertahanan, mendapat perintah untuk mencari sumber air bagi warga Desa Pajerukan, Suro, dan Srowot," kata Slamet.

Mendadak sibuklah Slamet pada pagi itu. Saat itu juga dia diminta mendampingi ke lokasi-lokasi yang mengalami kekeringan dan mencari potensi sumber air untuk dibuatkan sumur bor.

Sembari mendatangi beberapa lokasi yang diharapkan punya potensi sumber air, Slamet pun mulai berkirim kabar ke sekitar.

Orang pertama yang Slamet kontak adalah Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kecamatan Kalibagor, Sertu Mujiono. Sama seperti Slamet, Mujiono pun tak kalah terkejutnya. 

"Saya langsung datang memastikan, karena tidak ada informasi sama sekali. Ketika lihat seragamnya, saya yang sedang pakai pakaian sipil, bahkan bersandal jepit, sampai pinjam sepatu ke warga terdekat," ujar Mujiono.

Kabar pun menyebar, termasuk ke struktur organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Banyumas. Selama satu hari itu, Mujiono ingat hanya kata "siap" yang terus terlontar dari bibirnya, setiap kali telepon genggamnya berdering dan dia terima panggilan tersebut.

Tim yang tiba-tiba datang dari Ibu Kota tanpa kabar pemberitahuan, jadi kejutan untuk banyak orang. 

"Semua orang memarahi saya yang tidak punya informasi apa-apa soal kedatangan tim ini," tutur Mujiono, yang bercerita sembari tergelak, meski mengaku bahwa satu hari itu adalah hari terpanik yang pernah dia alami.

Kejutan di Minggu pagi itu tak berhenti di situ. Survei yang cepat, diikuti proses pengerjaan yang juga tak kalah cepat, menjadi kejutan berikutnya bagi warga ketiga desa di Banyumas tersebut. 

Dalam tenggat waktu tak sampai satu bulan, mulai dari survei, pengeboran, pembuatan menara dan tandon air, hingga pipanisasi, sudah rampung dikerjakan.

Sumur, menara, dan tandon air bantuan Kemenhan dan Unhan di Desa Pajerukan, Banyumas, Jawa Tengah. Gambar diambil pada Kamis (30/11/2023).
KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Sumur, menara, dan tandon air bantuan Kemenhan dan Unhan di Desa Pajerukan, Banyumas, Jawa Tengah. Gambar diambil pada Kamis (30/11/2023).

Khusus Desa Srowot, pekerjaan yang dilakukan hanya mencari dan membuat sumur baru. Karena, lokasi sumur baru berdekatan dengan menara dan tandon sumur lama bantuan dari Pemerintah Kabupaten Banyumas yang debit airnya sudah susut.

Kisah di balik layar

Usut punya usut, kejutan di Banyumas pada suatu hari Minggu ini berawal dari percakapan bapak dan anak pada musim mudik Lebaran 2023. Adalah anak Slamet, Liarto, saat itu bertanya pada sang bapak soal kekeringan di desanya.

Slamet pun menyampaikan kekeringan masih terus terjadi di Pajerukan, Suro, dan Srowot. Ternyata, informasi dari percakapan itu dibawa Liarto ke Kementerian Pertahanan. Kebetulan, dia adalah salah satu penyedia alat utama sistem pertahanan (alutsista) di kementerian itu.

Bersamaan, Kementerian Pertahanan memang tengah gencar turun tangan mengatasi masalah kekeringan di Indonesia, dengan menggandeng Universitas Pertahanan sebagai pelaksana. Gayung pun bersambut. 

"Bercerita saja. Tak pakai proposal. Tak pakai ini itu. Alhamdulillah bersambut," tutur Lili, panggilan Liarto, saat dihubungi Kompas.com lewat sambungan telepon, Kamis (30/11/2023) malam.

Bahkan, Lili pun mengaku terkejut bahwa sepenggal informasi tentang kekeringan berulang di desanya langsung ditindaklanjuti oleh Kementerian Pertahanan. 

Bantuan sumber air bersih untuk Desa Pajerukan, Suro, dan Srowot, merupakan bagian dari 7 bantuan yang sudah dilaksanakan Kementerian Pertahanan dan Universitas Pertahanan di seantero Kabupaten Banyumas, dari total 138 pekerjaan serupa se-Indonesia hingga akhir November 2023.

 

<<Sebelumnya       Menu       Berikutnya>>

TURUN TANGAN
KEMENHAN DAN UNHAN

Momen Menhan Prabowo Subianto basah-basahan bermain air bersama anak kecil di sumber air bersih di Desa Pamubulan, Kabupaten Lebak, Minggu (19/11/2023).
KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA
Momen Menhan Prabowo Subianto basah-basahan bermain air bersama anak kecil di sumber air bersih di Desa Pamubulan, Kabupaten Lebak, Minggu (19/11/2023).

KUNJUNGAN ke Pulau Moa ternyata benar-benar menggelitik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk ikut turun tangan mencari dan memberikan solusi atas persoalan akses air bersih.

Bagi Prabowo dan jajaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan), soal air bersih juga tak bisa dipisahkan dari ketahanan nasional.

Karenanya, sepulang mengikuti kunjungan kerja Presiden Joko Widodo, Prabowo langsung mengerahkan jajaran Universitas Pertahanan (Unhan) untuk membentuk Satuan Tugas (Satgas) Air. Tugas pertama, mengembangkan teknologi pencari sumber air bersih. 

Saat itu, Prabowo menjelaskan bahwa upaya pengembangan teknologi pencari sumber air bersih itu merupakan antisipasi perubahan iklim pada masa mendatang. 

"Sekarang curah hujan masih bagus, tapi kita (harus) waspada tahun depan. Jadi, sekarang kami melaksanakan kajian-kajian dan penyelidikan. Kami cari sumber-sumber air di mana-mana dan memerintahkan Unhan untuk membuat teknologi air," kata Prabowo seperti dilansir antara.com, Rabu (5/10/2022).

Prabowo kerap menyebut ada tiga ancaman krisis yang harus diwaspadai Indonesia, yaitu krisis air, pangan, dan energi.

Ditemui di Kampus Unhan di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rektor Unhan Letnan Jenderal TNI Jonni Mahroza, PhD mengaku mendapat instruksi langsung dari Prabowo untuk mengambil peran membantu masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih. 

“Menhan juga memfasilitasi segala kebutuhan tim Unhan, mulai dari survei hingga melaksanakan proyek air bersih ini sampai tuntas,” kata Jonni, Selasa (5/12/2023).

Menurut Jonni, Prabowo kerap menyebut ada tiga ancaman krisis yang harus diwaspadai Indonesia, yaitu krisis air, pangan, dan energi. Program air bersih, lanjut dia, juga merupakan bagian dari pertahanan non-militer.

"(Keikutsertaan Unhan dalam program air bersih ini) merupakan wujud pengabdian (Unhan) kepada masyarakat sekaligus kepedulian terhadap persoalan terkait pertahanan non-militer," tegas Jonni.

Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Letnan Jenderal TNI Jonni Mahroza, PhD. Gambar diambil di Kampus Utama Unhan, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/12/2023).
KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Letnan Jenderal TNI Jonni Mahroza, PhD. Gambar diambil di Kampus Utama Unhan, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/12/2023).

Air, kata Jonni, tidak hanya penting dan strategis dalam kehidupan manusia. Persoalan air bersih yang tidak ditangani dengan baik juga dapat merembet ke beragam persoalan lain, bahkan dapat mengganggu stabilitas nasional dan kawasan.

“Air bisa jadi sumber konflik," sebut Jonni.

Dia memberikan contoh, akses air yang terbatas bisa memantik pertikaian di antara warga yang berebut mendapatkannya. Di kawasan lintas-negara yang dilalui sungai yang sama, konflik juga rentan terjadi.

"Misal sungai melintasi dua negara. Terus yang di atas membuat bendungan. Yang di bawah teriak dong, karena tidak kebagian air. Kalau bendungan dibuka begitu saja, yang di bawah juga rawan banjir besar," tutur Jonni memberikan gambaran.

Yang sudah dan masih digarap

Hingga akhir November 2023, Unhan mencatat ada 138 lokasi masuk daftar upaya mereka menghadirkan sumber air bersih bagi masyarakat.

Dari jumlah itu, 100 di antaranya sudah diresmikan Prabowo, sementara 38 yang lain masih digarap dalam berbagai tahap proses pengerjaan, termasuk 33 wilayah masih dalam tahap survei pencarian lokasi sumber air. 

 

Jonni menceritakan, pemilihan lokasi-lokasi bantuan pengadaan sumber air bersih dari Kementerian Pertahanan itu berbasis laporan dari masyarakat yang membutuhkan, termasuk rekomendasi dari bintara pembina desa (babinsa) suatu wilayah.

Tak hanya itu, lanjut Joni, informasi juga dapat diperoleh dari pemberitaan media massa. 

“(Misal), kasus krisis air di Pamekasan itu kami dapatkan informasinya justru dari koran," sebut Jonni.

Berbekal informasi tersebut, tutur Jonni, tim dari Unhan dikirim ke lokasi untuk melakukan survei sekaligus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait. 

Dalam kasus Pamekasan, kata Jonni, Bupati Pamekasan saat ditemui tim survei Unhan menyatakan bahwa daaerahnya sudah dinyatakan darurat air. Di kabupaten tersebut ada 27 wilayah yang mengalami krisis air, kekeringan langka, dan kekeringan kritis. 

Berdasarkan informasi tersebut, Unhan memutuskan mendahulukan pelaksanaan program air bersih di 12 wilayah yang mengalami kekeringan kritis di Pamekasan. 

Teknologi 

Sejumlah tahap dilakukan dalam upaya pencarian air bersih untuk masyarakat. 

Pertama, melakukan survei posisi sumber air menggunakan teknologi spot geolistrik serta analisis. Pada tahap ini, Unhan juga mempelajari kebutuhan dan dampak yang akan dialami masyarakat, termasuk dampak sosiologis. 

Jonni mengatakan, teknologi spot geolistrik itu dapat menghasilkan citra tiga dimensi (3D) dari wilayah berpotensi air bersih. Dari data 3D itu bisa terlihat berbagai data terkait potensi air bersih di suatu wilayah, mulai lapisan-lapisan tanahnya hingga potensi debit air yang dimiliki. 

Tak sekadar titik air, imbuhnya, teknologi spot geolistrik juga dapat mengetahui potensi serat air di suatu wilayah. 

Jonni menjelaskan, data mengenai serat air itu lebih spesifik dalam menggambarkan potensi debit air, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. 

“Kalau hanya titik air, begitu digunakan bisa habis dan tidak ada potensi (debit air) bertambah. Jika mencari serat air, saat musim hujan berpotensi debit air akan bertambah,” paparnya. 

Upaya pencarian lokasi serat air di bawah tanah menggunakan teknologi geolistrik di Desa Pajerukan, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, pada medio Agustus 2023.
DOK PRIBADI/MUJIONO
Upaya pencarian lokasi serat air di bawah tanah menggunakan teknologi geolistrik di Desa Pajerukan, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, pada medio Agustus 2023.

Dengan teknologi spot geolistrik tersebut, hasil survei menjadi lebih singkat, yakni sekitar 24 jam. Jika menggunakan teknologi geolistrik biasa, dibutuhkan waktu hingga dua bulan sampai hasil survei keluar. 

Kedua, tahap pengeboran. Pada tahap ini, Unhan menggunakan teknologi yang sudah dimodifikasi untuk mempercepat proses pengeboran. 

“Jika menggunakan teknologi pengeboran manual, kedalaman 200 meter membutuhkan waktu sekitar 3-4 minggu. Dengan (teknologi) pengeboran yang sudah dimodifikasi, kedalaman yang sama hanya butuh waktu 3-4 hari,” kata Jonni. 

Untuk tahap survei dan eksplorasi, Unhan melibatkan akademisi dan mahasiswa dari sejumlah program studi (prodi), seperti geofisika, geologi, teknik sipil, dan kelistrikan untuk menyukseskan proyek air bersih tersebut.

Ketiga, pengerjaan struktur tandon dan pipanisasi. Pada tahap ini, kata Jonni, masyarakat setempat turut dilibatkan supaya mereka juga ikut berpartisipasi. 

 

<<Sebelumnya       Menu       Berikutnya>>

LEBIH DEKAT
DENGAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN

Kampus Pusat atau Kampus Utama Universitas Pertahanan (Unhan) di Komplek Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Gambar diambil pada 5 Desember 2023.
KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Kampus Pusat atau Kampus Utama Universitas Pertahanan (Unhan) di Komplek Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Gambar diambil pada 5 Desember 2023.

KETERLIBATAN Universitas Pertahanan (Unhan) dalam program air bersih untuk negeri tidak terlepas dari tujuan awal pendiriannya. 

Didirikan pada 6 Maret 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Universitas Pertahanan atau Indonesia Defense University merupakan tempat berbaur atau melting pot antara aparat militer dan sipil. 

Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang unik karena mengkhususkan diri pada bidang pertahanan, Unhan membuka kesempatan bagi para perwira TNI dan masyarakat sipil untuk belajar dan memperdalam ilmu pertahanan dari sudut pandang militer, politik, ekonomi, serta sosial dan budaya.

Unhan membuka kesempatan bagi para perwira TNI dan masyarakat sipil untuk belajar dan memperdalam ilmu pertahanan dari sudut pandang militer, politik, ekonomi, serta sosial dan budaya.

Dimulai dari membuka Kampus Satelit di Salemba, Jakarta, Unhan kemudian membangun dua gedung kampus lain, yakni Kampus Satelit di Fatuketi, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, dan Kampus Pusat atau Utama di Kompleks Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Saat didirikan pada 2009, Unhan baru membuka program magister atau strata 2 (S2) dengan lokasi kampus di Salemba. Sejak 2021, Unhan lengkap memiliki jenjang pendidikan lengkap, mulai dari vokasi (Diploma 3 atau D3), S1, S2, hingga S3. 

Program vokasi Unhan memiliki satu fakultas, yakni Fakultas Logistik Militer dengan tujuh program studi. Program ini menempati kampus di Fatuketi. 

Penyelenggaraan program D3 itu merupakan bagian dari proses pengembangan dan pemberdayaan wilayah pertahanan di dalam Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan. 

“Jadi, kalau kita (Indonesia) perang semesta itu kan kemandirian logistik sangat penting. Makanya harus dipersiapkan sendiri," kata Rektor Unhan Letnan Jenderal TNI Jonni Mahroza, PhD, saat ditemui di kampusnya, Selasa (5/12/2023).

Misi masa depan dari program vokasi D3 itu, lanjut Jonni, sebenarnya adalah untuk pertahanan. Namun, menurut Jonni, pilihan lokasi kampus juga sekaligus mengakomodasi motivasi dari Prabowo untuk memberdayakan warga di perbatasan Indonesia-Timor Leste.

"Kebetulan lokasi sekitar kampus merupakan tempat warga eks Timor-Timur," sebut Jonni.

Karenanya, ungkap Jonni, 75 persen mahasiswa dan staf Unhan di Kampus Satelit di Fatuketi merupakan masyarakat setempat.  

Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Letnan Jenderal TNI Jonni Mahroza, PhD. Gambar diambil di Kampus Utama Unhan di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/12/2023).
KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Letnan Jenderal TNI Jonni Mahroza, PhD. Gambar diambil di Kampus Utama Unhan di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/12/2023).

Kemudian, untuk program S1 yang kampusnya berlokasi di Sentul, Unhan memiliki empat fakultas yang berfokus di bidang sains, teknologi, engineering, dan matematika (science, technology, engineering, and mathematics, disingkat STEM). Rinciannya:

Adapun program S2 Unhan memiliki tiga fakultas, yaitu:

Sementara itu, untuk jenjang S3, Unhan memiliki Program Doktor Ilmu Pertahanan dengan lima konsentrasi. 

Jonni melanjutkan, saat ini, seluruh mahasiswa yang berkuliah pada jenjang S1 berasal dari masyarakat sipil. Sementara pada jenjang S2, jumlah mahasiswanya seimbang antara Perwira TNI dan masyarakat sipil. 

Selain itu, saat ini juga terdapat 12 mahasiswa internasional dari Palestina yang tengah menempuh pendidikan jenjang S1 dan S2 di Unhan. 

"Semua mahasiswa di Unhan adalah mahasiswa beasiswa," imbuh Jonni.

Putra-putri terbaik

Lebih jauh berbicara soal hadirnya jenjang S1 di Unhan, utamanya fakultas dengan fokus STEM, tidak bisa dilepaskan dari peran Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Sebab, Prabowo adalah sosok yang menginisiasi dan memberikan arahan untuk mendirikan jenjang S1 Unhan pada 2020. 

Kebijakan itu diambil sebagai salah satu langkah Prabowo mempersiapkan sumber daya nasional pertahanan yang mampu merespons setiap dinamika ancaman, baik di masa kini maupun masa depan.

Prabowo adalah sosok yang menginisiasi dan memberikan arahan untuk mendirikan jenjang S1 Unhan pada 2020.

Selain itu, melalui pendirian jenjang S1 tersebut, Prabowo juga berharap agar mahasiswa Unhan dapat menjadi komunitas pertahanan negara dengan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan maju di bidang pertahanan.

“Saya melihat Unhan ini strategis dan bisa dijadikan sebagai aset. Kami cari anak terpintar dan terbaik, tanpa melihat latar belakang orangtua, ras, suku, dan agama. (Mereka adalah) putra putri terbaik bangsa,” kata Prabowo sebagaimana dikutip dari indonesiadefense.com, Jumat (17/11/2023). 

Menggunakan sistem seleksi dan syarat ketat pendaftaran, para mahasiswa jenjang S1 yang diterima dan mendapatkan beasiswa penuh dari Unhan merupakan putra putri pilihan dengan tekad kuat.  

Salah satu dari mereka adalah Felix Tayon asal Kota Jayapura, Papua. Mahasiswa Prodi Kimia, Fakultas MIPA Militer ini bercerita, kuliah di Unhan telah mengubah pola pikirnya menjadi lebih terbuka.

Menurut Felix, ia dan teman-temannya selama berkuliah tidak hanya menerima pendidikan akademis, tetapi juga selalu diajarkan tentang toleransi, persatuan, dan kesatuan serta cara bersikap dan berkelakuan baik. 

Sebagai anak dari orangtua yang bekerja sebagai petani musiman, Felix berterima kasih atas program beasiswa S1 Unhan. Pasalnya, kehadiran beasiswa tersebut telah membuka kesempatan bagi dia dan anak-anak bangsa dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 

Cerita serupa datang dari Novia Selli Anggraini. Dia adalah mahasiswi S1 Prodi Teknik Mesin Militer, Fakultas Sains dan Teknologi Pertahanan Unhan asal Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Bagi Novia, kesempatan kuliah dengan beasiswa penuh dari Unhan membuka asa baru bagi dirinya dan keluarga. Orangtua Novia adalah pedagang bakso dan penjual jamu keliling. 

Sejak pendaftaran hingga perkuliahan, Novia mengaku tidak mengeluarkan biaya sepeser pun. Justru, kata Novia, dia mendapat banyak fasilitas, seperti uang saku, asrama, makan sehari-hari, laboratorium, dan pengembangan bakat. 

“Saya yakin, kesempatan berkuliah bukan hanya untuk orang-orang yang mampu (secara finansial), melainkan juga bagi orang-orang yang mau mewujudkan mimpinya,” kata Novia. 

 

<<Sebelumnya       Menu       Berikutnya>>

TAK BERHENTI DI SINI...

Warga desa Pajerukan, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, menggunakan air bersih dari keran di lokasi menara tandon air bantuan Kementerian Pertahanan dan Universitas Pertahanan, Kamis (30/11/2023).
KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Warga desa Pajerukan, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, menggunakan air bersih dari keran di lokasi menara tandon air bantuan Kementerian Pertahanan dan Universitas Pertahanan, Kamis (30/11/2023).

CAPAIAN program Air Bersih untuk Negeri yang digarap Kemenhan dan Unhan hingga 2023 bukanla akhir upaya.

Tak hanya berkomitmen melanjutkan program ini, Kemenhan dan Unhan juga akan berupaya memperluas cakupannya hingga skala pertanian.

“Kami akan berupaya mencari sumber sumber air yang kira-kira bisa membantu pengairan untuk pertanian. Banyak teknologi yang sudah kami pelajari,” kata Jonni. 

Unhan pun berinisiasi menjalin sejumlah kerja sama dengan perusahaan internasional soal penguatan teknologi yang diperlukan tersebut.

Menurut Jonni, Kemenhan dan Unhan juga ingin segala upaya yang telah dilakukan sejauh ini terkait pengadaan sumber air bagi masyarakat bisa pula menginspirasi semua anak bangsa dan institusi lain untuk turun tangan pula menghadirkan solusi serupa.  

Berbagai upaya yang dilakukan Kemenhan bersama Unhan dalam program Air Bersih untuk Negeri juga tidak semata bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Lebih dari itu, program ini diyakini turut membangun harapan bagi kehidupan masyarakat yang lebih baik di masa mendatang.

 

<<Sebelumnya       Menu