Terkadang hidup menggariskan misteri, yang takkan pernah bisa aku pahami,
seperti aku yang tak pernah berhenti mencari celah menaklukkan hati.
Sama seperti di film favoritmu, semua cara akan kucoba, walau peran yang aku mainkan bukan pemeran utamanya....
~Film Favorit, Sheila on 7, 2018~
PER 6 MEI 2018, tepat 22 tahun sudah grup band Sheila on 7 berkarya. Grup band yang awalnya terdiri dari sekumpulan anak sekolah di Yogyakarta itu mampu membuktikan eksistensi mereka di dunia musik Indonesia.
Bukan hal mudah sebuah grup band eksis hingga puluhan tahun, tak terkecuali untuk band yang kini beranggotakan Duta (vokalis), Adam (bassist), Eross (gitaris), dan Brian (drummer) itu.
Ini kisah mereka....
Eksistensi grup band ini tak lepas dari pengorbanan tiap personelnya. Banyak rintangan dan jalan terjal yang dihadapi, mulai dari keputusan meninggalkan bangku kuliah hingga kehilangan dua anggota band.
Eross-lah yang berhasil meyakinkan kedua rekannya menjalani kehidupan bersama Sheila on 7
Ya, Duta dan Adam harus rela meninggalkan bangku kuliah untuk fokus bersama Sheila on 7.
Duta meninggalkan kegiatan akademisnya di jurusan Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Adam tidak menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM.
Singkat cerita, Eross-lah yang berhasil meyakinkan kedua rekannya menjalani kehidupan bersama Sheila on 7.
Masih teringat jelas pernyataan Duta saat Sheila on 7 bermain di SMAN 5 Denpasar, Bali, pada medio 2014.
"Kenapa Sheila on 7 main band? Sebegini bisa sampai 18 tahun karena modalnya cuma satu, Sheila on 7 nge-band karena senang, bukan karena disuruh siapa pun," kata pemilik nama lengkap Akhdiyat Duta Modjo itu.
"Jadi apa pun yang kalian lakukan setelah SMA lulus, nih, pilih jurusan yang kalian benar-benar suka, jangan sampai kalian pilih jurusan yang disuruh orang. Jadi, maksud saya, cintai apa yang kalian lakukan, jangan sampai kalian ngelakuin hal yang kalian enggak suka, tetapi yang positif ya," tambah Duta diiringi tepuk tangan meriah para siswa.
Tampaknya keputusan Duta dan Adam tepat. Pada 1998, Sheila on 7 masuk dapur rekaman.
Di bawah naungan Sony Music Entertainment Indonesia, Sheila on 7 menorehkan prestasi dengan mengeluarkan delapan album. Mulai dari "Sheila on 7" (1999) hingga "Musim yang Baik" (2014).
Lagu-lagu mereka yang easy listening, mudah dicerna, sesuai kehidupan sehari-hari, dan tidak melulu soal cinta, membuat karya mereka disukai.
Tak hanya warga Indonesia, orang Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam juga menikmati karya Sheila on 7.
Mereka menjadi satu-satunya band Indonesia yang mampu menjual album fisik lebih dari satu juta copy untuk tiga album berturut-turut.
Bahkan, band ini pernah mendapat titel "band satu juta copy". Mereka menjadi satu-satunya band Indonesia yang mampu menjual album fisik lebih dari satu juta copy untuk tiga album berturut-turut.
Singel perdana mereka, "Dan", bertengger di nomor satu chart MTV Ampuh selama berminggu-minggu.
Sheila on 7 menjelma menjadi idola remaja saat itu. Konser mereka tak pernah sepi penonton.
Karya-karya mereka juga diganjar banyak penghargaan, mulai dari AMI Sharp Awards hingga Anugerah Planet Muzik Malaysia.
Tahun 2018 ini akan menjadi pembuktian Sheila on 7 berdiri secara mandiri atau independen di bawah label 507 Records, setelah hampir dua dekade di major label Sony Music Entertainment Indonesia.
Sebelum Brian bergabung dalam formasi saat ini, Sheila on 7 beranggota lima orang, yaitu Sakti (gitaris), Duta (vokalis), Adam (bassist), Eross (gitaris), dan Anton (drummer).
Mengutip Sheilaon7.com, band ini berawal dari Adam dan Sakti yang memiliki band bernama "W.H.Y Gank". Mereka lalu mengajak Duta untuk menjadi vokalis di latihan W.H.Y Gank.
Duta dipilih karena cerita Adam. Menurut Adam, dia dan Duta adalah langganan pengisi acara 17 Agustus-an di kompleks perumahan mereka. Duta menyanyi dan Adam bermain gitar akustik.
Kala itu band dengan formasi Adam, Sakti, Duta, dan seorang drummer bernama Agung—sebagai additional player—ini belum sempat mencicipi panggung musik.
Mereka baru sebatas latihan di studio, menyanyikan lagu band-band ternama dan ikut audisi untuk bisa tampil di sebuah pementasan.
Setahun setelah "W.H.Y Gank" vakum, tiga sekawan Adam, Sakti, dan Duta ini berkenalan dengan Eross. Keempat anak muda itu kemudian memutuskan membuat sebuah band baru.
Anton melengkapi formasi mereka sebagai penabuh drum. Eross yang mengenalkan Anton kepada teman-temannya pada latihan pertama mereka di studio.
Setelah latihan pertama selesai, mereka memutuskan menamakan band ini dengan nama "Sheilagank", dan menjadikan 6 Mei 1996 sebagai hari lahir mereka.
"Sheilagank" sempat malang melintang di sejumlah pentas seni (pensi) dan festival band SMA se-Jawa Tengah dan Yogyakarta selama lebih kurang dua tahun.
Mereka mengubah nama "Sheilagank" dengan Sheila on 7 saat masuk ke dapur rekaman. "Sheilagank" mereka pertahankan sebagai nama fanbase.
"Sheila" diambil dari nama teman SMA Eross yang juga teman SD Adam dan Duta.
Dari mana sebenarnya nama Sheila on 7?
Alkisah, saat pertama Adam dan Eross berkenalan, Adam memanggil Eross dengan panggilan, "Temannya Sheila ya?". Jawaban Eross, "Kamu temannya Sheila juga ya?"
Sheila adalah nama teman SMA Eross yang juga teman SD dari Adam dan Duta. Nama Sheila pun sering muncul dalam perbincangan mereka sejak itu.
Sementara "on 7" berarti "pada tujuh nada yaitu do-re-mi-fa-sol-la-si", sehingga nama "Sheila On 7" kira-kira artinya adalah teman-teman Sheila yang memainkan tujuh nada.
Fenomena gonta-ganti personel dalam sebuah grup band juga dialami Sheila on 7.
Pada 2004, mereka harus berpisah dengan Anton karena perbedaan visi. Brian lalu masuk sebagai additional player di posisi drummer yang ditinggalkan Anton.
Pemilik nama lengkap Brian Kresna Putro itu tampil bersama Sheila On 7 di berbagai tur promo album "Pejantan Tangguh".
Album "The Very Best of Sheila On 7" menjadi karier rekaman studio pertama Brian bersama Sheila On 7 sebagai additional player.
Kini Brian diangkat menjadi anggota Sheila on 7 untuk posisi drummer. Adapun Anton diketahui membentuk band baru beraliran pop ballad bernama "Serian".
Tak hanya ditinggalkan Anton, Sheila on 7 juga harus berpisah dengan Sakti pada 2006.
Lelaki yang kini menggunakan nama Salman Al-Jugjawy itu mengundurkan diri di tengah proses rekaman album "507". Sakti memutuskan hijrah dan fokus berdakwah.
Duta pernah menceritakan kesedihan para anggota ketika Sakti memutuskan mengundurkan diri. Sakti memutuskan hengkang saat mereka sedang menjalani proses rekaman single "Radio".
"Ada kejadian cukup menyedihkan. Waktu take lagu ini, ini salah satu awal (anggota) band ini mau pergi satu per satu," kata Duta saat konser di Empirica, Jakarta Selatan, pada Januari 2017.
Sepanjang hari itu, kata Duta, Sakti terlihat tidak fokus bermain gitar di studio. Menurut Duta, Sakti menghabiskan hari di studio tanpa menghasilkan apa-apa. Kemudian, Sakti minta izin pulang.
"Selisih dua hari kemudian, dia datang lagi ke studio, dan kami pikir dia akan meneruskan proses rekamannya. Tapi ternyata waktu itu dia bilang, dia mau berhenti. Ini lagu ini penting banget untuk perjalanan karier Sheila on 7," ujar Duta.
Tumbuh bersama dan bertahan di dunia musik selama 22 tahun tidak semudah yang dilihat apalagi hanya dibayangkan.
Duta mengatakan, selama 22 tahun berkarya, mereka kerap berbeda pendapat. Mulai soal karya, menentukan daftar lagu, bahkan makanan pun bisa berpotensi diributkan.
Meski demikian, mereka tidak membiarkan emosi berlarut-larut. Mereka akan kembali pada tujuan mereka bersama.
"Balik lagi, tujuan kami nge-band apa. Kami nge-band untuk menghibur orang lain. Karena dengan bersama banyak orang yang bahagia. Jadi inilah kami, hadir untuk menghibur," ujar Duta saat ditemui di Trans Luxury Hotel Bandung, Jawa Barat, Minggu (31/12/2017).
Sheila on 7 juga sering mengalami kejadian tak mengenakkan saat manggung. Sang bassist, Adam Muhammad Subarkah pun berbagi cuplikan kisahnya.
"Kami pernah enggak main karena alat kami enggak sama dengan yang lain. Kadang berurusan dengan rundown molor sampai (konser) di-stop polisi juga pernah," kata Adam saat ditemui di gedung MNC Tower 1, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (21/8/2017).
Meski demikian, Adam yang merangkap sebagai manager Sheila on 7 selalu berusaha mengatasinya dengan kepala dingin.
Band pelantun tembang "Lapang Dada" ini menganggap pengalaman-pengalaman pahit itu sebagai bagian dari perjalanan mereka.
"Ya kalau yang enggak enak banyak ha-ha-ha. Itu, kan, bagian dari perjalanan. Kita enggak bisa ngerasain enak, kalau enggak ngerasain enggak enak," ujarnya.
Di balik kesuksesan dan eksistensi 22 tahun Sheila on 7 di industri musik ada penggemar setia yang senantiasa mendukung karya-karya mereka, Sheilagank.
Jika menonton konser Sheila on 7, Anda akan menemukan kelompok yang menggunakan kaos serta atribut Sheilagank. Mereka tak pernah absen menonton sang idola di atas panggung.
Sheilagank agaknya bukan sekadar nama panggilan, melainkan juga sebuah keluarga besar dan tersebar di 22 titik kota-kota di Indonesia.
Pada sebuah kesempatan, Duta mengatakan, banyak Sheilagank yang mengalami perubahan fase hidup bersama Sheila on 7. Dari menjomblo, menikah, hingga membawa anak saat nonton konser Sheila On 7.
"Jadi, dari jomblo, kenalan sama orang, terus sama-sama suka Sheila On 7, pacaran sampai nikah, sampai punya anak, akhirnya anaknya dibawa pas konser Sheila itu ada, dan enggak satu dua yang kayak gitu. Mereka militannya sampai segitunya," kata Duta.
"Jadi memang ya kami mau bilang apa, kami cuma bisa kasih apa yang terbaik yang bisa kami upayakan buat mereka. Karena kami sama sekali enggak bayar mereka," tambahnya.
Tentu bukan hal yang mudah mengelola orang-orang militan itu. Namun, Sheila On 7 memiliki manajemen yang cukup rapi untuk mengatur para penggemarnya.
Seperti yang dikatakan Ibenk, Ketua Sheilagank Sumatera Utara, komunitasnya itu selalu berhubungan dengan tim manajemen bagian official member.
Mereka juga selalu memantau kegiatan Duta cs melalui situs web resmi Sheila On 7.
Selain itu, Sheilagank ternyata juga mengelola diri mereka sendiri dengan apik. Sheilagank Sumut, misalnya, sampai memiliki struktur kepengurusan.
"Kami ada bagiannya, macam saya ketua, ada sekretaris, bendahara, ada bagian merchandise, untuk barang-barang, bagian member, bagian humas ada, bagian EO ada, mereka mengatur pejemputan kalau ada konser begini. Humas memberi info," ujar Ibenk.
Seperti organisasi pada umumnya, Sheilagank memiliki kegiatan rutin setiap bulan. Mereka juga aktif melaksanakan bakti sosial.
Lepas dari major label, Sheila on 7 bersiap menjalankan sendiri semuanya mulai dari proses kreatif, promosi, hingga penjualan karya.
"Film Favorit" menjadi singel perdana sekaligus penguji dan pembuktian Sheila on 7 di jalur Indie. Terlebih lagi, jeda waktu antara rilis "Film Favorit" dengan album "Lapang Dada" pun cukup lama, sekitar 4 tahun.
Dalam beberapa kesempatan, Eross mengakui lebih menikmati Sheila on 7 versi terkini ini. Sebab, ia mengaku jadi memiliki lebih banyak waktu untuk berkumpul dengan keluarganya.
Meski demikian, mereka juga harus pandai mengatur waktu sendiri dan mematuhi jadwal yang mereka buat.
Namun, penantian panjang Sheilagank menikmati karya baru Sheila on 7 terbayar. Eross Candra yang menciptakan "Film Favorit" tidak meninggalkan khas lagu-lagu Sheila on 7 yang sederhana dan mudah dicerna.
Eross mengatakan, pesan yang disampaikan lewat "Film Favorit" adalah jika seseorang menginginkan sesuatu dia harus mengejar itu dengan sungguh-sungguh.
Pesan yang disampaikan lewat "Film Favorit" adalah jika seseorang menginginkan sesuatu maka dia harus mengejar itu dengan sungguh-sungguh.
"Jadi dia kayak ngomong, oke saya akan memperjuangkan kamu seperti (kisah tokoh) di film favoritmu," kata ayah satu anak itu.
Dalam "Film Favorit", Sheila on 7 juga menggandeng music director dari Tom Tam Production. Kehadiran music director membuat musikalitas Sheila On 7 lebih berwarna.
Benar saja, baru beberapa minggu setelah dirilis, "Film Favorit" memuncaki chart radio-radio di Indonesia.
Sheila on 7 tak lagi merilis video klip mereka di tayangan musik stasiun televisi swasta. Mereka memilih menampilkan video klip itu di akun Youtube resmi mereka, Sheila on 7 TV.
Belum lama ini, "Film Favorit" dinobatkan sebagai "Song of the Year" dalam Indonesian Choice Awards 5. Sheila on 7 juga meraih penghargaan sebagai "Group Band or Duo of the Year" dalam acara yang sama.
Penghargaan ini bagai hadiah yang diberikan beberapa hari sebelum Sheila on 7 berusia 22 tahun. Namun bukan berarti perjalanan usai.
Semoga di usia 22 tahun ini, Sheila on 7 terus berkarya, tetap membumi dan mempertahankan kesederhanaan, seperti penggalan lirik salah satu lagu besutan mereka pada 2005, "Jalan Terus"....