JEO - Peristiwa

Kisah Tanah dan Air dari Penjuru Indonesia yang Ditumpahkan di Ibu Kota Nusantara...

Rabu, 16 Maret 2022 | 07:07 WIB

DIMULAINYA pembangunan Ibu Kota Nusantara di Titik Nol, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin, 14 Maret 2022, ditandai dengan prosesi bercorak adat. 

Sebanyak 34 kepala daerah atau perwakilan datang membawa tanah dan air dari daerahnya masing-masing. 

Di Titik Nol Ibu Kota Nusantara, tanah dan air itu diserahkan kepada Presiden Joko Widodo. Kemudian, dimasukkan menjadi satu ke dalam sebuah bejana besar. 

Prosesi itu juga diikuti dengan penyampaian kesan serta harapan para kepala daerah atas pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Sayangnya, di dunia maya, segelintir kelompok membingkai peristiwa bersejarah itu dengan nada negatif. Mereka menilai, prosesi itu seperti ritual berbau klenik. 

Padahal dalam pidato singkatnya , Presiden Jokowi dengan lugas mengatakan bahwa prosesi itu adalah simbol keragaman sekaligus persatuan kita sebagai sebuah bangsa yang tak henti melaksanakan pembangunan.  

"Ini merupakan bentuk dari kebinekaan kita serta persatuan yang kuat di antara kita dalam rangka membangun Ibu Kota Nusantara," ujar Presiden Jokowi. 

Kolaborasi antara pemerintah pusat serta daerah dan unsur lainnya, disebut Jokowi, akan sangat membantu terwujudnya cita-cita pembangunan ibu kota baru bagi Indonesia. 

Apapun narasi negatif yang berkembang di publik, seluruh provinsi faktanya mempersiapkan simbol air dan tanah secara matang. 

Mereka mengambilnya dari tempat-tempat bernilai sejarah tinggi serta mengandung makna mendalam bagi perjalanan negeri ini. 

Tim JEO Kompas.com telah menghimpun kisah pengambilan tanah dan air dari 34 provinsi yang disatukan di lokasi pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Simak selengkapnya... 

DOK KEMENTERIAN PUPR
Banjarbaru akan jadi daerah penyangga bagi Ibu Kota Negara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur

Anda dapat membaca artikel ini secara runut atau memilih (klik) kisah soal asal tanah dan air dari provinsi di bawah ini: 

Aceh     ♦     Sumatera Utara     ♦     Sumatera Barat     ♦     Riau     ♦     Kepulauan Riau     ♦     Jambi     ♦     Bengkulu     ♦     Sumatera Selatan     ♦     Bangka Belitung     ♦     Lampung     ♦     Banten     ♦     Jawa Barat     ♦     DKI Jakarta     ♦     Jawa Tengah     ♦     Yogyakarta     ♦     Jawa Timur     ♦     Kalimantan Barat     ♦     Kalimantan Selatan     ♦     Kalimantan Tengah     ♦     Kalimantan Timur     ♦     Kalimantan Utara     ♦     Sulawesi Utara     ♦     Sulawesi Tengah     ♦     Sulawesi Tenggara     ♦     Sulawesi Barat     ♦     Gorontalo     ♦     Sulawesi Selatan     ♦     Maluku     ♦     Maluku Utara     ♦     Bali     ♦     NTB     ♦     NTT     ♦     Papua     ♦     Papua Barat

Aceh

Tanah dan air dari Provinsi Aceh yang disatukan di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, dibawa oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

Tanah diambil dari makam Sultan Iskandar Muda. Sedangkan air diambil dari Masjid Raya Baiturrahman.

Nova menjelaskan, tanah makam Sultan Iskandar Muda mencerminkan kekuatan perjuangan dan keteguhan.

Selama dipimpin Sultan Iskandar Muda atau Sultan Meukuta Alam pada 1607-1636, Kesultanan Aceh Darussalam mengalami masa kejayaannya.

Sementara, air dari Masjid Raya Baiturrahman untuk menyimbolkan agama, budaya, dan perjuangan masyarakat Aceh. Masjid ini tidak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan dan saksi kejayaan Kerajaan Aceh, tetapi juga pernah dijadikan markas pertahanan terhadap serangan para penjajah.

"Diharapkan tanah dan air yang dibawa dari Aceh ini dapat menjadi kekuatan perjuangan dan kekuatan agama agar pondasi pendirian IKN nantinya menjadi kuat," kata Nova

KOMPAS.COM/TEUKU UMAR
Keterangan Foto: Gubernur Nova saat menyerahkan Tanah dan Air yang dibawa dari Aceh ke calon ibu kota baru negara kepada Presiden RI, Joko Widodo. (Foto: Setneg)

Sumatera Utara

Tanah dan air dari Provinsi Sumatera Utara dibawa oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. Edy membawa dua kilogram tanah dan satu liter air.

Tanah dan air itu diambil dari areal pemandian Putri Hijau yang terletak di Namorambe, Delitua, Kabupaten Deliserdang.

“Saya ambil dari tanah Deli, karena itu pusat awal Ibu Kota Sumut, ada sejarahnya. Semoga memberikan kebaikan bagi ibu kota negara yang baru,” kata Edy.

Tanah di area itu memang dikenal dengan kesuburannya. Salah satu komoditas yang pernah ditanam di daerah ini dan populer di dunia adalah tembakau Deli.

 

Sumatera Barat

Tanah dan air dari Provinsi Sumatera Barat dibawa oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi.

Tanah diambil dari kawasan Ophir, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan air diambil dari Air Angek Bukik Gadang di kaki Gunung Talang, Kabupaten Solok.

Tanah dari Ophir, Kecamatan Talamau merupakan tanah tersubur yang ada di Sumbar. Jenis tanahnya yang utama adalah Andosol merupakan tanah vulkanis yang berasal dari Gunung Talamau.

Sementara air dari Air Angek Bukik Gadang, di kaki Gunung Talang, Kabupaten Solok merupakan sumber air terbaik yang mengaliri sawah warga hingga sekitar 1.000 hektare.

Dari sumber air di kaki Gunung Talang ini juga salah satu produsen air minum nasional juga mengambil airnya.

Riau

Tanah dan air dari Provinsi Riau dibawa oleh Gubernur Riau Syamsuar. Ia membawa dua kilogram tanah dan satu liter air.

Tanah diambil dari masjid-masjid tua dan bersejarah yang ada di Bumi Lancang Kuning. Di antaranya, Masjid Raya Rengat yang dibangun tahun 1786, Masjid Jami' Air Tiris Kampar dibangun tahun 1901, Masjid Raudhatul Jannah yang dibangun tahun 1800, dan Masjid Raya Pekanbaru yang dibangun tahun 1762.

Tanah tersebut dibawa menggunakan tepak. Bagi masyarakat Melayu Riau, tepak berfungsi sebagai tempat menyimpan sirih beserta kelengkapannya, pinang, atau tembakau.

Sedangkan air diambil dari empat sungai, yaitu Sungai Kampar, Sungai Rokan, Sungai Siak dan Sungai Indragiri.

Kepulauan Riau

Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad membawa tanah dan air dari tempat yang sangat berkaitan dengan budaya Melayu Kepri.

Untuk tanah diambil dari Kabupaten Lingga atau dari Daik Lingga yang biasa dikenal sebagai Bunda Tanah Melayu. Lokasinya di Struktur Cagar Budaya Bekas Tapak Istana Damnah yang dibangun pada tahun 1860 semasa kesultanan Lingga-Riau Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II (1857-1883).

Lebih spesifik lagi, tanah tersebut berasal dari lokasi Balai Bertitah (Singgasana), tempat Balai Pemerintahan Sultan yang merupakan Balai Bagian Bekas Istana Sultan Lingga-Riau terakhir.

Sementara untuk air yang berasal dari sumur Balai Adat pulau Penyengat Indera Sakti, Kota Tanjungpinang.

Sumur yang pertama kali ditemukan pada abad ke-16 itu hanya memiliki kedalaman sekitar 2,5 meter dan tidak pernah kering sepanjang tahun walaupun pada musim kemarau.

Walaupun sumur tersebut terletak hanya sekitar 30 meter dari pantai, tapi airnya sangat segar dan tidak asin sama sekali.

Jambi

Tanah dan air dari Provinsi Jambi dibawa oleh Gubernur Jambi Al Haris. Unsur tanah dan air tersebut diambil dari tempat yang bersejarah.

Tanah diambil dari kawasan Masjid Agung Al-Falah yang pada masa lampau pernah menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Jambi.

Kemudian untuk satu liter air diambil di Kolam Telago Rajo yang berada di Candi Muarojambi.

Bengkulu

Tanah dan air dari Provinsi Bengkulu diantarkan oleh Rohidin Mersyah.

Tanah dan air itu diambil dari rumah pengasingan Bung Karno di Anggut Atas. 

Asisten I Setda Provinsi Bengkulu Khairil Anwar menyampaikan, pengambilan tanah dan air itu dilakukan dengan cara menggelar ritual oleh pemangku adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat terlebih dahulu.

Pengambilan air dari rumah pengasingan Bung Karno ini merupakan simbol dukungan daerah terhadap pembangunan IKN sekaligus tempat bersejarah. 

dok. Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo menerima tanah dan air dari Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah di titik Nol IKN Nusantara, Senin (14/3/2022).

Sumatera Selatan

Tanah dan air dari Sumatera Selatan untuk simbolisasi awal pembangunan Ibu Kota Nusantara dibawa oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.

Herman Deru menyebut, air sebanyak dua liter berasal dari sembilan sungai besar di Sumsel atau yang dalam konteks adat disebut Batang Hari Sembilan.

Sembilan sungai itu, yakni Sungai Kelingi, Sungai Beliti, Sungai Lakitan, Sungai Rawas, Sungai Rupit, Sungai Batang Leko, Sungai Ogan, Sungai Komering dan Sungai Lematang yang menyatu di Sungai Musi Kota Palembang.

Air yang diambil dari sungai berbeda itu menggambarkan keberagaman suku, budaya, adat dan istiadat masyarakat Sumsel. Meski bersifat heterogen, dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya tetap rukun dan menghormati satu sama lain.

“Wajar jika kita sampai saat ini menyandang predikat Sumsel Zero Konflik,” ujar Herman Deru.

Harapannya, kerukunan yang sama juga akan tercipta di IKN.

Sementara untuk satu kilogram tanah yang dibawa ke IKN, merupakan tanah asli  dari Bumi Sriwijaya.

“Kita ingin  menyampaikan pesan bahwa dulunya di Sumatera Selatan ada kerajaan besar bernama Sriwijaya di abad ke-7 yang mampu menyatukan pulau-pulau besar di mana kekuasaannya membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, bahkan sebagian Nusantara meliputi Sumatera hingga pulau  Jawa,” tandas Herman Deru.

Kepulauan Bangka Belitung

Tanah dan air dari Provinsi Bangka Belitung dibawa oleh Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Abdul Fatah. Gubernur Babel Erzaldi Rahman Djohan disebut terkendala hadir atas alasan kesehatan.

Tanah yang dibawa berasal dari Bukit Menumbing. Sementara air diambil dari Bukit Mangkol. 

Tanah itu adalah tanah di mana tempat Presiden pertama Indonesia, Soekarno diasingkan.  Menumbing terletak di Desa Air Belo, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat.

Di tanah itu juga tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta oleh Belanda pada tahun 1948-1949.  Di tempat inilah para pemimpin bangsa menyusun strategi setelah Ibukota RI atau Yogyakarta diduduki oleh belanda. 

Sementara air yang dibawa dari Bukit Mangkol merupakan sumber air bagi penduduk Kota Pangkalpinang, Ibu Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

Di Bukit Mangkol ada semacam bak penampungan. Dari bak yang telah dibangun sejak era kolonial yang dibuat dengan perhitungan yang teramat cermat itu, mengalirlah air dan disalurkan hingga ke Pangkalpinang dan berujung di Bukit Baru, tempat Watertoren, berdiri.

Watertorent sendiri adalah bangunan yang dibangun pada tahun 1927 atas perintah seorang Residen (1925-1928M), J.E. Edie untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat Pangkalpinang, hingga saat ini manfaatnya dirasakan masyarakat. 

Lampung

Tanah dan air dari Provinsi Lampung dibawa oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.

Untuk tanah, diambil dari dua kabupaten, yakni Tanggamus dan Pesisir Barat. Dua kabupaten ini dalam literatur yang pernah dibacanya sering disinggahi oleh Patih Gajah Mada saat melakukan misi penyatuan Nusantara.

Sedangkan air diambil dari Sungai Way Kanan yang melintasi Kabupaten Way Kanan. Sungai ini memiliki sejarah terbentuknya Kabupaten Way Kanan.

Secara filosofis, air yang diambil dari Sungai Way Kanan ini ingin menunjukkan kebudayaan yang tercermin dari kabupaten tersebut. Way Kanan terbentuk dari lima kebudayan, lima keadatan, lima kepemimpinan dan lima ketokohan.

"Yang sampai hari ini menujukkan kesejukan berpikir, beretika, dan bermoral yang baik bagi pendatang dan masyarakat sekitar," kata Arinal.

Sehingga, nilai-nilai yang ingin disampaikan IKN Nusantara menjadi pusat kebudayaan yang bermartabat dan bersahaja.

Tangkapan layar Biro Setpres/YouTube
Tangkapan layar YouTube penyerahan tanah dan air oleh Gubernur Lampung kepada Presiden Joko Widodo di IKN Nusantara.

Banten

Tanah dan air dari Provinsi Banten dibawa oleh Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy. Sebab, Gubernur Banten Wahidin Halim diketahui sedang ada masalah kesehatan.

Tanah diambil dari dua tempat, yakni areal masyarakat Baduy di Kabupaten Lebak dan Keraton Surosowan di Kota Serang. Tanah dibawa dalam wadah gerabah.

Sedangkan, air yang disimpan di dalam kendi diambil dari kawasan Tirtayasa, Kabupaten Serang.

Provinsi Banten memilih membawa tanah dari Baduy dan Keraton Surosowan mengingat secara akar budaya, Banten berasal dari dua tempat tersebut.

Keraton Surosowan, lanjut Andika, secara khusus juga merupakan cikal bakal peradaban Banten modern saat ini.

Adapun Tirtayasa dipilih untuk mengambil air karena sejarah tempat tersebut. Diketahui, sistem persawahan di kawasan Tirtayasa Serang dibangun pada masa Sultan Ageng Tirtayasa dan menjadi simbol kemakmuran kerajaan pada masa itu.

Jawa Barat

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membawa air dan tanah dari puluhan kabupaten dan kota di wilayah yang dipimpinnya ke Kalimantan Timur, lokasi ibu kota negara (IKN) baru.

Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mengatakan, tanah dan air tersebut sebagai simbol persatuan.

"Ini menyimbolkan, tanah dan air dari Jawa Barat akan bersatu dalam tanah Ibu Kota Nusantara," kata Kang Emil.

Humas Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menyatukan tanah dan air dari 27 kabupaten/kota di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (13/2/2022).

DKI Jakarta

Tanah dan air dari Provinsi DKI Jakarta dibawa oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Untuk tanah, diambil dari Kampung Akuarium, Jakarta Utara. Anies mengatakan, Kampung Akuarium merupakan potret marjinalisasi dalam pembangunan.

Oleh sebab itu, tanah dari daerah tersebut dibawa ke Ibu Kota Nusantara sebagai bentuk harapan agar pembangunan ibu kota tidak memarjinalisasi rakyat.

"Sebagaimana masyarakat di Kampung Akuarium yang dahulunya mereka tersingkirkan, termarjinalkan, kemudian sekarang mereka digarisdepankan dan mendapat fasilitas," ucap Anies.

"Ini pesan bahwa Republik ini dihadirkan untuk melindungi setiap tumpah darah, dan dihadirkan untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," lanjut dia.

Sedangkan air diambil dari tempat ibadah enam agama yang terletak di enam kota administratif DKI Jakarta, yakni Masjid Nurul Bahri, Kepulauan Seribu; Gereja Katedral di Jakarta Pusat; Gereja Sion, Jakarta Barat; Klenteng Ancol, Jakarta Utara; Vihara Amurva Bhumi, Jakarta Selatan; dan Pura Aditya Jaya, Jakarta Timur. 

dok. Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo menerima tanah dan air yang dibawa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk prosesi penyatuan tanah dan air nusantara di titik nol IKN, Senin (14/3/2022).

Jawa Tengah

Air dan tanah dari Provinsi Jawa Tengah dibawa oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Kedua unsur itu diambil dari dua gunung di Jawa Tengah.

Air berasal dari Pertapaan Bancolono di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Sementara, tanah berasal dari Gunung Tidar, Kota Magelang yang diyakini sebagai titik pusat tanah Jawa.

Di Pertapaan Bancolono terdapat dua sumber mata air yang disakralkan, yakni Sendang Lanang (laki-laki) dan Sendang Wedok (perempuan). Lokasinya berada di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl), di lereng Gunung Lawu.

Sejak abad ke-11 Masehi, sumber air itu diyakini sebagai tempat keramat oleh masyarakat.

Sebagian besar raja-raja di tanah Jawa memanfaatkan air di sendang itu sebagai alat bersuci sebelum melakukan ritual atau kegiatan-kegiatan sakral kerajaan. Selain itu, sebuah riwayat mengisahkan bahwa raja terakhir Majapahit memilih menenangkan diri di pertapaan Bancolono.

Sementara itu, di Gunung Tidar, tempat tanah yang dibawa ke IKN berasal, tertanam sebuah paku yang berisi Rajah Kalacakra untuk menjaga keseimbangan.

Di bukit itu juga terdapat makam seseorang yang disebut Wali Allah, yakni makam Syech Subakir beserta tombaknya.

Dikisahkan, Syech Subakir adalah orang yang menanam Rajah Kalacakra di Puncak Tidar. Konon, rajah itu ditanam untuk mengusir segala balak dan marabahaya, baik yang lahir dari ulah manusia maupun mahluk halus.

Dengan demikian, air dan tanah itu merupakan simbol harapan agar IKN terbebas dari hal negatif.

KOMPAS.com/pemprov jateng
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat prosesi penyatuan air dan tanah dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo di IKN, Kaltim, Senin (14/3/2022)

Daerah Istimewa Yogyakarta

Tanah dan air dari Yogyakarta dibawa oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Tanah dan air diambil areal Kraton Yogyakarta dan diserahkan ke Presiden Joko Widodo untuk disatukan bersama air dan tanah dari penjuru Indonesia lainnya di lokasi pembangunan IKN.

“Kami memberikan tanah dan air sebagai ungkapan simbolik, bahwa tanah dan air itu diambil dari bumi Mataram," kata Sultan dalam keterangan resmi Senin, 14 Maret 2022.

Sebagai dukungan pada pemerintah, mewakili Yogyakarta yang kelahirannya berawal dari Kerajaan Mataram, menurut Sultan, maka tanah dan air itu pun diambil dari lingkungan Keraton Yogyakarta.

Jawa Timur

Tanah dan air dari Jawa Timur dihantarkan langsung oleh Gubernur Jawa Timru Khofifah Indar Parawansa.

Tanah dan air itu dikemas dalam wadah berupa kendi dan kendil dari tanah liat yang dibalut dengan kain batik khas motif Surya Majapahit Mojokerto serta untaian bunga melati dan kantil.

Tanah dan air yang dibawa Khofifah diambil dari Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang disebut sejarah sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit, di mana tercetusnya kata Nusantara oleh Mahapatih Gajahmada.

Khofifah menjabarkan, dalam sumpahnya, Gajah Mada menyatakan akan berpuasa sampai semua pulau-pulau di wilayah Nusantara menyatu pada abad kejayaan Majapahit yaitu Abad ke-14 di bawah kepemimpinan Ratu Tribuwana Tunggadewi.

Tanah yang dibawa Khofifah telah melewati acara prosesi yang diambil langsung dari dua keraton (Barat dan Timur) Kerajaan Majapahit, yaitu Kedaton dan Kumitir.

Sedangkan air yang dibawa berasal dari tujuh sumber, di antaranya adalah sumber mata air Banyu Panguripan di Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

"Semua lokasi pengambilan tanah dan air tersebut telah mendapat persetujuan para pakar Majapahit,  budayawan dan sejarawan Majapahit," kata Khofifah.

KOMPAS.COM/HANDOUT
Khofifah Indar Parawansa mengikuti rangkaian kegiatan prosesi penyatuan tanah dan air dari 34 Provinsi se-Indonesia bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kawasan Titik Nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kec. Sepaku, Kab. Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022) siang.

Kalimantan Barat

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji membawa air dari Sungai Kapuas dan tanah dari nol derajat Khatulistiwa ke IKN.

Menurut Sutarmidji, Kalbar memberikan tanah yang diambil dari daerah yang dilalui garis perlintasan titik nol derajat yang membagi bumi menjadi dua bagian, yakni utara dan selatan.

Tanah yang didedikasikan sebagai fondasi IKN ini diharapkan mampu memberi kemudahan dalam gerak langkah pembangunan.

Sementara air yang dibawa diambil dari titik pertemuan Sungai Kapuas dan Sungai Landak.

Sebagai informasi, Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang di Indonesia, dengan panjang mencapai 1.143 kilometer.

"Air yang berasal dari sungai kebanggaan masyarakat Kalbar ini diharapkan dapat memberikan kesuburan dan kedamaian di IKN Nusantara," ucap Sutarmidji.

Kalimantan Selatan

Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor membawa tanah dan air dari Bumi Lambung Mangkurat, julukan Kalsel. Tanah dan air yang dibawa bernilai sejarah bagi penyebaran dan perkembangan Islam di Kalsel.

Menurut gubernur yang akrab disapa Paman Birin ini, tanah yang dibawa ke IKN diambil dari Desa Dalam Pagar, Kabupaten Banjar, yaitu di tempat kediaman Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kelampayan.

Datu Kelampayan merupakan ulama yang terkenal, tidak hanya di Kalsel tapi juga di Pulau Kalimantan. Ulama yang lahir pada 17 Maret 1710 hingga sekarang masih memiliki banyak pengikut. Tak sedikit muridnya juga menjadi alim ulama.

"Tanah tersebut dijadikan Datu Kelampayan sebagai tempat tinggal juga menjadi tempat beliau mengajarkan ilmu agama hingga lahirnya para alim ulama di Kalsel hingga sekarang," ujar Paman Birin.

Untuk air, Paman Birin mengambilnya dari sumur yang berada di Martapura, Kabupaten Banjar. Sumur itu digali atas perintah Tuan Guru KH Zainal Ilmi. Tuan Guru KH Zainal Ilmi juga merupakan ulama terkemuka di Kalsel, khusunya di Martapura. Ulama yang satu ini lahir pada 1887.

Sumur yang airnya diambil Paman Birin ke IKN itu tak pernah kering walau beberapa kali terjadi kemarau panjang pada waktu itu. Hingga sekarang sumur itu menjadi sumber air bagi masyarakat Martapura dan sekitarnya.

Melalui tanah dan air yang dibawa ke IKN, Paman Birin berharap penduduk IKN nantinya memiliki sifat religius.

Kalimantan Tengah

Tanah dan air dari Provinsi Kalimantan Tengah dibawa oleh Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo. Sang Gubernur Sugianto Sabran dilaporkan sedang ada masalah kesehatan sehingga tidak bisa menghadiri acara itu.

Tanah dan air dari Kalimantan Tengah berasal dari beberapa tempat bersejarah.

Untuk tanah, diambil dari Bukit Batu Kasongan, Kabupaten Katingan, tempat Pertapaan Pahlawan Nasional Tjilik Riwut; dari Kompleks Kesultanan Kutaringin di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat; serta dari titik-titik lokasi di Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Kalteng.

Sedangkan sampel air, berasal dari titik lokasi pertemuan Sungai Kahayan dan Sungai Rungan, Palangka Raya serta dari titik-titik lokasi lainnya di 11 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di Provinsi Kalteng.

Kalimantan Timur

Tanah dan air dibawa oleh Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor.

Khusus untuk Kaltim, air dan tanah diambil dari lokasi dua kesultanan, yakni Kesultanan Kutai di Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Paser.

Nilai filosofisnya adalah, tanah itu merupakan bentuk dukungan masyarakat adat Kalimantan Timur terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Dok. Humas Pemprov Kaltim
Ritual pengambilan tanah di Anggana, Kutai Lama, Kutai Kartanegara, Kaltim, Sabtu (13/3/2022).

Kalimantan Utara

Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang membawa dua kilogram tanah dari Tanjung Palas Kesultanan Bulungan, dan satu liter air yang berasal dari dua mata air.

Sumber air pertama berasal dari Sungai Kayan yang merupakan salah satu sungai terbesar di Kaltara. Sumber mata air kedua, merupakan air dari sumur garam dataran tinggi Krayan.

Air dari wilayah ini memiliki kandungan garam tinggi yang mematahkan anggapan garam hanya bisa diproduksi dari lautan.

Adapun filosofi dari tanah di Tanjung Palas yang merupakan wilayah Kesultanan Bulungan, bagi masyarakat Kaltara, hal itu melambangkan sumber kehidupan, kekuatan, semangat dan keberanian. Di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung.

Dok.Istimewa
Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang menyerahkan tanah dan air yang diambil di wilayah Kesultanan Bulungan dan air Sungai Kayan dalam prosesi kendi Nusantara di IKN Kaltim

Sulawesi Utara

Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey membawa air dan tanah yang disebut terbaik dari Sulut.

Air diambil dari sumber mata air Malimbukan, Desa Kolongan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara.

Sumber mata air ini berada di kaki Gunung Klabat, gunung tertinggi di Sulawesi Utara dengan ketinggian 1.995 Mdpl

Sumber mata air ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat, baik sebagai sumber air bersih, sumber air untuk mengaliri lahan pertanian masyarakat maupun untuk budidaya perikanan.

Sedangkan untuk tanah, diambil dari lokasi Cagar Budaya Watu Pinawetengan yang merupakan awal mula peradaban Suku Minahasa, yaitu suku terbesar di Provinsi Sulawesi Utara.

Pada masa lampau, Watu Pinawetengan digunakan oleh para leluhur sebagai tempat pertemuan dan musyawarah untuk menentukan sesuatu.

Oleh sebab itu, keberadaan tanah dan air Sulut, IKN diharapkan menjadi pusat peradaban masyarakat yang mengutamakan musyawarah mufakat.

Dok. Sekretariat Presiden
Tangkapan layar saat Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Sulut Olly Dondokambey dalam upacara prosesi penyatuan tanah dan air Nusantara yang dibawa dari Sulut di titik nol Ibu Kota Nusantara IKN.

Sulawesi Tengah

Tanah dan air dibawa oleh Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H. Edy Pratowo.

Tanah diambil dari beberapa lokasi di setiap kabupaten/kota, yang memiliki nilai historis, religius serta magis.

Begitu juga dengan air yang diambil dari sebelas DAS yang ada di Kalteng.

Sulawesi Tenggara

Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi membawa tanah dan air terbaik dari daerahnya ke Ibu Kota Negara Nusantara.

Tanah yang dibawa berasal dari Lelemangura Keraton Kesultanan Buton. Sedangkan air berasal dari makam Sangia Nibandera di Kerajaan Mekongga, Kolaka.

Tanah yang dibawa Ali Mazi lebih spesifik diambil dari lokasi Lelemangura ataul kawasan Makam Sultan Buton Pertama Murhum Kaimuddin di Kompleks Kesultanan Buton, Baubau. 

Sedangkan air diambil dari Makam Sangia Nibandera dengan ritual Meparamisi yang dipimpin Wakil Bupati Kolaka Muhammad Jayadin dan Bokeo (Raja) Mekongga XIII Khaerun Dahlan.

Pengambilan air yang dianggap suci di Makam Sangia Nibandera tidak bisa serta merta diambil begitu saja, tapi harus melalui beberapa proses ritual dan pengambilan air ini diperuntukkan pada kepentingan yang khusus.

KOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI
Gubernur Sultra Ali Mazi menyerahkan air dari makam Sangia Nibandera Kerajaan Mekongga dan tanah dari Keraton Kesultanan Buton ke Presiden Joko Widodo di IKN.

Sulawesi Barat

Tanah dan air dibawa oleh Gubernur Sulawesi Barat ALi Baal Masdar.

Tanah berasal dari enam kabupaten di Sulbar. Sedangkan, air berasal dari sungai hulunya di daerah Mamasa yang terdapat Gunung Gandang Dewata dan Mambuliling bermuara ke lima kabupaten.

Tanah dan air tersebut melambangkan saling menguatkan dalam ikrar masyarakat adat Sulbar yang disebut Sipamandaq.

Gorontalo

Tanah yang diserahkan oleh Wagub Idris kepada Presiden Jokowi diambil dari makam Ju Panggola di Kota Gorontalo.

Masyarakat Gorontalo mengenal Ju Panggola sebagai Raja Ilato, yaitu seorang tokoh atau wali yang menyebarkan agama Islam.

Ju Panggola mendapat gelar adat Gorontalo “Ta Lo’o Baya Lipu”, artinya orang yang berjasa kepada negeri.

Sedangkan air berasal dari mata air panas Lombongo, Kabupaten Bone Bolango. Mata air panas ini tercipta karena adanya aktivitas geothermal di sekitar kawasan Lombongo.

Sulawesi Selatan

Tanah dan air dari Provinsi Sulawesi Selatan dibawa oleh Gubernur Andi Sudirman Sulaiman. Tanah dan air itu berasal dari tempat yang memiliki latar belakang sejarah.

Untuk tanah, diambil tanah merah dari Kabupaten Bone.

Sementara air diambil dari wilayah Kerajaan Gowa, Kerajaan Bone, dan Kerajaan Luwu yang terletak di Kabupaten Gowa. Walau sempat berseteru, tiga kerajaan ini akhirnya bersatu untuk mengusir penjajah. 

Harapannya, IKN akan menjadi tempat bersatunya orang dari penjuru Indonesia. 

Sementara, untuk air diambil dari sumur masjid di Katangka, Gowa. Masjid ini dibangun pada tahun 1603 dan jadi salah satu masjid tertua di Indonesia.

Maluku

Gubernur Murad Ismail membawa tanah dan air yang diambil dari Desa Hila-Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah untuk dibawa ke lokasi IKN.

Tanah dan air yang dibawa itu ditaruh di dalam wadah tradisional yakni kamboti untuk menaruh tanah dan kalabasa untuk menaruh air.

Ada dua alasan mengapa tanah dan air di daerah itu yang dipilih. Pertama, di Desa Hila-Kaitetu ada masjid tua Wapauwe dibangun sejak tahun 1414 Masehi dan juga ada gereja tua Immanuel yang dibangun pada tahun 1659.

Rumah ibadah yang masih berdiri kokoh itu menjadi simbol toleransi antarumat beragama di Maluku.

Kedua, di desa Hila-Kaitetu juga ada benteng Amsterdam yang merupakan fakta simbol sejarah bahwa Maluku dulunya adalah penghasil rempah-rempah. Itulah alasan bangsa Eropa datang hingga melakukan invasi ekonomi, sosial dan politik.

Harapannya, IKN akan menjadi kota dengan penduduk yang berbeda-beda tetapi tetap rukun satu sama lain.

Selain itu, IKN diharapkan pula menjadi daya tarik bangsa-bangsa untuk bersama-sama membangun peradaban. 

Maluku Utara

Tanah dan air dibawa oleh Gubernur Malut KH Abdul Gani Kasuba.

Ia membawa tanah dan air dari empat kesultanan di Maluku Utara atau yang dikenal Kerajaan Moloku Kie Raha yakni Jailolo, Ternate, Tidore dan Bacan.

Tanah dan air tersebut merupakan simbol dukungan masyarakat Maluku Utara terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Bali

Tanah dan air dari Provinsi Bali dibawa oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati. Sang Gubernur I Wayan Koster berhalangan hadir atas alasan kesehatan.

Wagub membawa air dan tanah yang diambil dari Pura Pusering Jagat, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.

"Dipilihnya tanah dan air yang diambil dari Pura Pusering Jagat karena pura tersebut merupakan pura yang ada di pusat kosmologi dunia (Pusering Jagat) yang juga diyakini sebagai pusat samudera (Pusering Tasik)," kata Wagub Cok Ace.

"Sehingga tanah dan air yang ada di Pura Pusering Jagat merupakan tanah suci pusat kosmologi dunia sekaligus pusat samudera, sebagai cikal bakal terbentuknya dunia dan segala kehidupan di dalamnya," lanjut dia.

Dengan pengambilan tanah dan air di Pusering Jagat, Cok Ace berharap hubungan pemerintah pusat dengan Bali benar-benar terjaga dan kuat.

Humas Pemprov Bali
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace saat menyerahkan tanah ke Presiden Joko Widodo di lokasi IKN.

Nusa Tenggara Barat

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah membawa tanah dari Tambora dan air dari Narmada ke Ibu Kota Negara Nusantara.

"Kami membawa tanah dari Tambora yang punya sejarah besar, sedangkan air yang kami bawa dari Narmada akan membuat awet muda," kata dia. 

Nusa Tenggara Timur

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat membawa air dan tanah yang diambil dari tujuh kabupaten di NTT, ke IKN.

Victor berharap, tanah dan air yang diambil dari rahim Flobamorata (Singkatan nama nama pulau di NTT) menjadi kekuatan dan kebanggaan Indonesia melalui Ibu Kota Nusantara.

"Doakan kami agar tanah dan air dari rahim Flobamorata menuju Kalimantan Timur untuk membangun ibu kota negara baru kita Nusantara, menjadi kekuatan dan kebanggaan Indonesia," kata Viktor.

KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE
Tujuh bupati di Nusa Tenggara Timur (NTT) menyerahkan tanah dan air kepada Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, sebagai simbol dukungan  pembangunan ibu kota Republik Indonesia Nusantara di Kalimantan Timur

Papua

Tanah dan air dari Provinsi Papua dibawa oleh Asisten Bidang Administrasi Umum Sekda Papua Y. Derek Hagemur. Diketahui, kepala daerah Provinsi Papua berhalangan hadir atas alasan kesehatan.

Tanah dan air diambil dari 29 kabupaten/kota di Bumi Cendrawasih. Itu adalah simbol bahwa Papua mendukung pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Khusus air, dibawa menggunakan Jiwag, wadah mengambil air bagi masyarakat Papua. Jiwag terbuat dari tumbuhan labu melalui proses pembakaran untuk mengeluarkan isi dari labu sehingga menjadi keras.

Bagi masyarakat adat Papua, air merupakan simbol pemberi kehidupan bagi setiap makhluk hidup.

Papua Barat

Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan membawa tanah dan air yang dibawa khusus dari Pulau Mansinam ke lokasi Ibu Kota Negara Nusantara. 

Mandacan menjelaskan, Pulau Mansinam merupakan pulau peradaban bagi orang Papua  karena dipercaya merupakan awal mula Injil masuk di tanah Papua.

"Dengan iman bahwa barang siapa yang bekerja di tanah ini dengan setia, jujur, dan dengar-dengaran dia akan mendapat tanda heran satu ke tanda heran lain," kata Mandacan. 

Mandacan menyampaikan dukungannya atas pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur karena lokasinya lebih dekat sehingga mempermudah urusan penyelenggaraan pemerintahan.