"Lionel Messi telah berjabat tangan dengan nirwana. Bocah dari Rosario, Santa Fe itu telah tiba di surga. Dia menapaki galaksinya sendiri. Dia mencapai momen penasbihannya dan tentu saja dia tidak sendiri..." (Peter Drury)
***
MILIARAN pasang mata tertuju ke Stadion Lusail di Qatar pada Minggu malam itu, 18 Desember 2022. Perhatian dunia mengarah pada pengujung laga final Piala Dunia 2022 antara Perancis melawan Argentina.
Secara khusus sorotan diarahkan ke Lionel Messi, karena Jazirah Arabia menjadi panggung terakhir, the last dance bagi "El Messiah".
Gelar pemain terbaik sepanjang sejarah dianggap belum pantas disandangnya, karena Messi belum pernah menjadi juara piala dunia.
Momen penentuan. Penendang keempat Argentina, Gonzalo Montiel mulai berjalan ke titik putih. Di hadapannya, Hugo Lloris bersiap di bawah mistar, sekaligus jadi asa masyarakat dan pendukung Perancis.
Lloris telah gagal mengadang tiga tembakan pemain Argentina: Lionel Messi, dan dua pemain berpengalaman yang tampaknya disiapkan untuk adu penalti karena baru masuk di perpanjangan waktu, Paulo Dyballa dan Leandro Paredes.
Di sisi lain, Argentina di atas angin berkat penampilan ciamik Emiliano Martinez yang memblok tendangan Kingsley Coman. Sepakan Aurelien Tchouameni juga melebar di pojok kanan bawah gawang. Hanya Kylian Mbappe yang berhasil membobol gawang Dibu Martinez.
Bola diletakkan Montiel di titik putih. Setelah itu dia mundur sepuluh langkah kecil ke belakang. Lloris tidak banyak tingkah, dan hanya lompat-lompat kecil ketika Montiel menatap ke arah gawang.
Ancang-ancang diambil. Montiel mulai bergerak maju, lima langkah sebelum kaki kanannya menyepak. Bola melesat ke pojok kanan bawah gawang, sedangkan Lloris meluncur ke kiri bawah.
Jala gawang bergetar, sejarah pun tercipta: Argentina juara!
Para pemain Argentina yang sebelumnya berpelukan mulai berlarian. Sebagian besar menghampiri Dibu Martinez.
Namun tidak dengan Messi. Dia bersimpuh. Tangannya merentang. Bintang Paris Saint-Germain yang semula tersenyum ini mulai menangis.
Sayangnya, tangis bahagia itu tidak terlihat setelah sejumlah pemain memeluk sang kapten. Paredes menjadi orang pertama yang mendekap Lionel Messi Sang Juara Dunia. Aksi ini diikuti Carlos Acuna, Nicolas Otamendi, juga Enzo Fernandez.
Pada momen itulah komentator Peter Drury membuat pernyataan ikonik, yang seakan mewakili respons dunia atas gelar juara dunia Lionel Messi:
"Argentina kembali juara dunia. Akhirnya. Dan seluruh negara akan (menari) tango sepanjang malam. Tiga puluh enam tahun sejak Maradona dan Meksiko (Piala Dunia 1986), di sini, akhirnya menjadi tahta baru keabadian negara itu..."
"Lionel Messi telah menaklukkan puncaknya. Lionel Messi telah berjabat tangan dengan nirwana. Bocah dari Rosario, Santa Fe itu telah tiba di surga. Dia menapaki galaksinya sendiri. Dia mencapai momen penasbihannya dan tentu saja dia tidak sendiri..."
Final Piala Dunia 2022 ditentukan lewat adu penalti setelah laga 120 menit berjalan imbang. Pertandingan berjalan seru dan dramatis, hingga dianggap sebagai final terbaik sepanjang sejarah piala dunia.
Di babak pertama, Argentina sempat unggul dua gol tanpa balas. Messi mencetak gol penalti setelah Angel Di Maria yang menusuk dari sayap kiri dijatuhkan di kotak penalti oleh Ousmane Dembele.
Gol kedua dicetak Di Maria yang memanfaatkan umpan Alexis Mac Allister dari serangan balik cepat yang dilakukan Argentina. Mac Allister yang menerima bola dari bek Argentina segera mengoper bola ke Messi, dan Messi dengan cepat mengalirkannya ke Julian Alvarez di sayap kanan.
Sebelum bola mendarat di kaki Alvarez, Mac Allister berlari ke depan, di saat pertahanan Perancis masih berfokus ke Messi. Dia kemudian menerima bola dari Alvarez, lalu memberikan umpan kepada Di Maria yang lowong di sayap kiri lalu mengubah kedudukan menjadi 2-0 pada menit ke-36.
Perancis tidak menyerah begitu saja dan perombakan besar dilakukan sejak menit ke-41. Olivier Giroud dan Dembele yang tidak berdaya mendobrak pertahanan Argentina diganti. Begitu pula dengan Antoine Griezmann yang diganti pada menit ke-71.
Perubahan taktik itu memperlihatkan hasil. Muani yang menggantikan Giroud menggedor pertahanan Argentina, hingga harus dijatuhkan di kotak penalti dan berbuah gol Kylian Mbappe dari titik putih pada menit pada menit 80.
Mbappe bermain gemilang dan menyamakan kedudukan di menit ke-81. Kedudukan imbang bertahan hingga 90 menit berakhir.
Argentina kembali unggul setelah Messi mencetak gol pada menit ke-108. Messi memanfaatkan rebound setelah tendangan Lautaro Martinez diblok Lloris.
Akan tetapi, wasit kembali memberikan penalti kepada Perancis setelah bek Argentina menyentuh bola saat menahan tendangan Mbappe, dua menit jelang laga berakhir.
Tanpa keraguan, Mbappe mencetak gol dan menjadi orang kedua yang mencetak hat-trick di final piala dunia setelah pemain Inggris George Hurst pada Piala Dunia 1966. Ironi, karena tiga gol Mbappe tidak berhasil membawa Perancis sebagai juara.
Meski Mbappe tampil gemilang, Messi menjadi pemain terbaik di final. Tidak hanya menyumbang dua gol, Messi juga menjadi jantung bagi permainan Argentina malam itu.
Messi dinilai bermain konsisten, bahkan sejak pertandingan pertama ketika Argentina kalah melawan Arab Saudi. Berbagai rekor diciptakan Leo Andres Messi. Lihat di antaranya dengan mengeklik infografik di bawah ini:
[KLIK PADA GAMBAR UNTUK MELIHAT INFOGRAFIK]
KOBE Bryant masih ingat saat pertama kali dia mendengar nama Lionel Messi. Kisah bermula ketika Barcelona mengunjungi Los Angeles, Amerika Serikat pada 2004, dan dia bertemu dengan Ronaldinho.
Dua bintang berbeda lapangan bertemu. Kobe berada di puncak karier setelah mendapatkan tiga cincin juara NBA bersama Lakers, sedangkan Dinho berstatus juara dunia setelah menang Piala Dunia 2002 bersama Brasil.
Dilansir dari ESPN, Ronaldinho kemudian memperkenalkan Kobe kepada pemain masa depan Barca. Kobe kaget, karena sebuah nubuat disampaikan Ronaldinho saat itu:
"Kobe, saya akan memperkenalkan kamu kepada seseorang yang akan menjadi pemain terbaik sepanjang masa..."
Meski berasal dari negara yang mengenal sepak bola sebagai soccer, dan football merujuk kepada permainan dengan bola berbentuk telur, Kobe tidak asing dengan permainan yang secara modern dikembangkan Inggris itu.
Masa kecil Kobe dihabiskan di Italia. Di negara itulah dia mengenal sepak bola, dan menjadikan AC Milan sebagai klub idola. Tidak heran jika ketika itu Kobe juga paham bahwa Ronaldinho merupakan pemain terbaik dunia.
"Terus kamu ini apa? Kamu kan pemain terbaik dunia," ujar Kobe.
Ronaldinho membantah. "Tidak, tidak... Anak ini yang akan menjadi yang terbaik."
Dan anak yang dimaksud itu adalah Lionel Messi, saat masih berusia 17 tahun.
***
Waktu berputar cepat setelah itu, Kobe pun telah tutup usia. Tetapi, Nubuat Ronaldinho perlahan menjadi realita. Seorang bocah yang mengidap growth hormon disorder, dan menyebabkan pertumbuhannya terhambat, mengubah kekurangan menjadi kelebihan.
Tubuhnya yang pendek sehingga mendapat julukan La Pulga atau Si Kutu, dimanfaatkannya untuk bergerak cepat. Leo kerap meliuk-liuk melewati pemain lawan. Dia seperti berdansa sebelum menciptakan gol.
Banyak bintang dibawa Barcelona untuk memperkuat lini depan. Selain Ronaldinho, ada juga Samuel Eto'o, Thierry Henry, Zlatan Ibrahimovic, atau David Villa, namun Messi tetap jadi andalan.
Era pun berganti dan datang periode ketika Messi jadi tumpuan Barcelona di lini depan. Trisula maut tercipta ketika padu-padannya bersama Luis Suarez dan Neymar, yang dikenal dengan nama Trio MSN, mengobrak-abrik pertahanan lawan.
Selama merumput bersama Barcelona, Messi mengoleksi 35 trofi: Sepuluh gelar La Liga, tujuh Copa del Rey, empat Liga Champions, delapan Super Copa Spanyol, tiga Piala Super UEFA, dan tiga Piala Dunia Klub.
Tidak heran jika berbagai pencapaian itu menjadikan Messi dianggap pemain terbaik dunia. Anggapan ini dikukuhkan dengan tujuh gelar Ballon d'Or.
Namun, Barcelona bukan tempat berlabuh akhir bagi Messi. Leo kemudian hijrah ke Paris Saint-Germain. Bersama bintang terbaik seperti Mbappe atau Neymar, banyak yang memprediksi PSG akan menggila, terutama di Liga Champions.
Akan tetapi, PSG di era Messi baru mendapatkan satu gelar Ligue 1 dan satu Trophee des Champions.
Messi gemilang di klub, tetapi belum banyak bukti saat membela negara. Piala Dunia merupakan satu-satunya trofi yang belum pernah diangkat oleh Lionel Messi, sebelum berakhinya laga final Piala Dunia 2022 yang digelar pada 18 Desember 2022. Ini tentunya tidak mudah.
Sejak awal karier, dia telah digadang-gadang sebagai titisan legenda sepak bola Argentina Diego Maradona, yang membawa negara itu menjuarai Piala Dunia 1986 di Meksiko.
Akan tetapi, ekspektasi berlebih dari publik Argentina tampaknya justru menjadi beban bagi Leo. Dalam empat edisi Piala Dunia sebelumnya, El Messiah gagal mengantarkan Argentina menjadi juara.
Kegagalannya di timnas membuat masyarakat Negeri Tango dan pencinta sepak bola membanding-bandingkannya dengan prestasi La Pulga yang mentereng saat bersama klub, terutama Barcelona.
Tidak hanya itu, Messi bahkan kerap dibandingkan dengan duet El Barca di lini tengah: Xavi dan Andres Iniesta. Gemilangnya Barcelona mulai dinilai bukan karena peran Messi, melainkan kompaknya Xavi dan Iniesta sebagai otak tiki-taka Barcelona.
Anggapan ini semakin membumbung ketika Xavi dan Iniesta membawa Spanyol menjadi juara Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Hanya satu cara menepis keraguan mengenai kehebatan Lionel Messi: Dia harus mengantar Argentina jadi juara piala dunia!
Lionel Messi memulai debutnya bersama timnas Argentina pada 2005. Ketika itu, Messi yang masih berusia 18 tahun mengantarkan timnya meraih juara Piala Dunia U-20 di Belanda.
Dia mencetak enam gol selama turnamen, termasuk dua gol yang menjadi penentu kemenangan Argentina atas Nigeria di laga final.
Sepak terjangnya yang memukau pada Piala Dunia U-20 2005 membuatnya diganjar penghargaan Golden Ball dan Golden Boot.
Dia kemudian dipanggil untuk memperkuat timnas senior di Piala Dunia 2006. Namun, Argentina harus tersingkir di babak perempatfinal setelah kalah dari tuan rumah Jerman.
Kendati demikian, kontribusinya tetap diakui oleh pelatih Argentina saat itu, Jose Pekerman.
"Dengar, saya tahu bahwa di Piala Dunia ini kamu mampu dan kelak akan menjadi pemain terbaik di dunia, saya tahu itu. Namun Piala Dunia kali ini belum akan menjadi milikmu," kata Pekerman kepada Messi, dikutip dari Mundo Albiceleste.
Meskipun tidak bermain saat Argentina memenangi laga pembuka melawan Pantai Gading dengan skor 2-1, Messi turun dari bangku cadangan saat Albiceleste meraih kemenangan 6-0 melawan Serbia dan Montenegro.
Messi memberikan satu assist dan mencetak gol Piala Dunia pertamanya di pertandingan itu.
Dia kemudian menjadi starter di pertandingan grup ketiga melawan Belanda yang berakhir imbang 0-0. Di babak 16 besar, dia mencetak gol yang dianulir karena offside.
Pada laga perempatfinal, Messi duduk di bangku cadangan dan tidak diturunkan hingga laga berakhir. Argentina tersingkir dari Piala Dunia 2006 usai kalah adu penalti melawan Jerman.
Lionel Messi and Sergio Aguero pose with their Olympic gold medals, 2008 📸🏅 pic.twitter.com/asIrQejeZW
— B/R Football (@brfootball) January 25, 2020
Kegagalan di Piala Dunia 2006 dan kekalahan menyakitkan di final Copa America 2007 dari Brasil membuat Messi terpacu mengejar medali emas di Olimpiade Beijing 2008.
Kendati demikian, Barcelona sempat tak ingin melepas sang bintang untuk bermain bersama timnasnya. Saat itu, Barca sedang bersiap untuk kualifikasi Liga Champions.
Namun, penunjukan Pep Guardiola sebagai manajer baru Barcelona memberi jalan bagi Messi untuk tampil di Olimpiade Beijing 2008.
“Pep benar-benar luar biasa karena tidak ada yang menginginkan saya pergi ke Olimpiade bersama tim nasional, tetapi saya ingin pergi. Dialah yang memberi saya izin," kata Messi dalam sebuah wawancara, dikutip dari Olympics.
"Saya ingat kami sedang menjalani pramusim di Italia dan setelah pertandingan persahabatan melawan Fiorentina, dia mendekati saya dan berkata, 'Kamu ingin pergi (ke Olimpiade), bukan?' Saya menjawab ya," kenang Messi.
On this day in 2008, an Argentina team including Messi, Di Maria, Aguero and Riquelme won gold at the Beijing Olympics.
— B/R Football (@brfootball) August 23, 2021
These photos 😍🥇 pic.twitter.com/wBvD4Qz8N8
Di babak final, Messi dan kawan-kawannya berhadapan dengan Nigeria. Sebagian besar pemain dari kedua tim pernah bertemu sebelumnya di final Piala Dunia U-20 2005.
Umpan cermat Messi yang berhasil dikonversi menjadi gol oleh Angel di Maria menjadi penentu kemenangan 1-0 Argentina atas Nigeria.
Kemenangan itu membuat Albiceleste sukses membawa pulang medali emas Olimpiade Beijing 2008 untuk cabang sepak bola, pencapaian yang sangat membekas bagi Messi.
"Emas Olimpiade 2008 adalah kemenangan yang paling saya hargai karena ini adalah turnamen yang hanya bisa Anda mainkan sekali seumur hidup dan melibatkan banyak atlet dari berbagai cabang olahraga,” kata Messi saat wawancara dengan Spanish Esquire pada 2017.
[KLIK GAMBAR UNTUK MELIHAT INFOGRAFIK]
Dengan kemenangan di final Olimpiade Beijing 2008, maka Messi telah meraih dua gelar bersama timnas muda Argentina, yakni juara Piala Dunia U-20 2005 dan medali emas Olimpiade.
Akan tetapi, Piala Dunia masih menjadi impian besar yang gagal diraihnya, bahkan setelah perjuangan luar biasa di tiga edisi turnamen tersebut: 2010, 2014, dan 2018.
Pada Piala Dunia 2010 yang dihelat di Afrika Selatan, skuad Albiceleste berada di bawah arahan langsung dari sang legenda Diego Maradona.
Namun, hal itu tidak menghentikan Messi dan kawan-kawannya tersingkir dari babak perempatfinal usai kalah telah dari juara bertahan Jerman dengan skor 0-4.
Empat tahun berselang, Messi dan kawan-kawannya berhasil mencapai final Piala Dunia 2014 yang digelar di Brasil.
Publik Argentina sangat yakin bahwa pada saat itu Messi dan rekan-rekannya akan membawa pulang Piala Dunia.
"Sekarang Anda akan lihat, Piala Dunia yang akan dibawa Messi, Maradona jauh lebih hebat dari Pele". Brasil, decime qué se siente (Brasil, ceritakan bagaimana rasanya)" adalah yel-yel yang dinyanyikan puluhan ribu penggemar Argentina yang memadati Stadion Maracana.
Namun lagi-lagi pil pahit harus ditelan. Messi sekali lagi gagal mencapai target dan hanya bisa melihat trofi Piala Dunia dari jauh setelah gol Mario Gotze di babak perpanjangan waktu mengunci kemenangan Jerman 1-0 atas Argentina.
Penghargaan Golden Ball untuk pemain terbaik adalah sedikit pelipur lara bagi Messi yang telah memberikan segalanya untuk membawa pulang trofi Piala Dunia ke Argentina.
Pada 2016, Messi mengumumkan bahwa ia pensiun dari timnas Argentina.
Keputusan mengejutkan ini dilatarbelakangi kegagalannya mengeksekusi penalti yang membuat Argentina kalah dari Chile dan tersingkir dari Copa America 2015.
Rasa frustrasi yang masih membekas setelah kekalahan Argentina dari Jerman di final Piala Dunia 2014 juga mendasarinya mengambil keputusan untuk pensiun dari tim nasional.
Apalagi, publik mengenang empat kali kegagalan Messi secara beruntun di final turnamen besar.
"Bagi saya, tim nasional sudah berakhir," kata Messi saat itu.
Setelah pengumumannya, terjadi kehebohan di media sosial dan juga ratusan fans membentangkan spanduk bertuliskan "Jangan pergi Messi". Maradona bahkan menemui Messi, dan menasihatinya agar membatalkan keputusannya untuk pensiun dari timnas.
"Bagi saya, tim nasional sudah berakhir," kata Messi.
Rekan setim Messi juga menginginkan dia kembali, tetapi Messi sangat terpukul sehingga dia tidak bisa mengambil keputusan bahkan setelah semua dukungan tersebut.
Beberapa minggu setelah pengumuman mengejutkan itu, Messi akhirnya menarik ucapannya dan mengatakan bahwa dia akan kembali ke timnas.
Namun comeback itu ternyata masih belum membuahkan hasil. Argentina kembali gagal meraih juara di Piala Dunia 2018, sekaligus menjadi kegagalan keempat Messi.
Skuad Albiceleste gugur di babak 16 besar setelah kalah 4-3 dari Perancis, yang akhirnya keluar sebagai juara Piala Dunia 2018.
Kemarau trofi Messi bersama timnas Argentina berakhir pada Copa America 2021.
Pemain dengan nomor punggung 10 itu sukses mengantarkan skuad Argentina menundukkan Brasil di laga final, sekaligus mengakhiri puasa gelar timnas senior sejak 1993.
Trofi Copa America 2021 juga menjadi gelar pertama Messi bersama timnas senior Argentina, setelah dalam berbagai turnamen sebelumnya ia gagal meraih prestasi.
Berkontribusi pada sembilan dari 13 gol yang dicetak Argentina (empat gol dan lima assist), penyerang yang kala itu berusia 34 tahun juga diganjar penghargaan Golden Ball.
Tak butuh waktu lama, Messi dan skuad Argentina berhasil membawa pulang trofi internasional kedua setelah mengandaskan Italia 3-0 pada Finalissima 2022.
Berbekal dua trofi dan statistik 36 laga tanpa kekalahan, Messi dan skuad Argentina berangkat ke Piala Dunia 2022. Turnamen ini sekaligus menjadi yang kelima bagi La Pulga.
Mengawali Piala Dunia 2022 dengan kekalahan mengejutkan 1-2 dari Arab Saudi di fase grup, Argentina berhasil mencapai babak final dan berhadapan dengan juara bertahan Perancis.
Final yang digelar di Stadion Lusail, Qatar pada 18 Desember 2022 berjalan sengit. Kedua tim bermain imbang 3-3 hingga babak perpanjangan waktu berakhir.
Trofi Piala Dunia akhirnya berhasil dibawa pulang setelah skuad Albiceleste menundukkan Perancis lewat drama adu penalti dengan skor 4-2.
Perjuangan panjang Messi untuk merengkuh trofi emas yang menjadi lambang supremasi tertinggi seorang pesepak bola akhirnya terbayarkan.
Bocah laki-laki dari Rosario, Santa Fe itu akhirnya berhasil meraih impiannya, mengangkat trofi Piala Dunia.
"Aku memimpikannya berkali-kali, aku sangat menginginkannya hingga aku menolak menyerah, aku tidak percaya......" tulis Messi di unggahan Instagram-nya.