JEO - Peristiwa

Sirkuit Mandalika dan Kisah Negara Ribuan Pulau yang Kalah Jumlah Wisatawannya dari Singapura

Senin, 6 Desember 2021 | 08:57 WIB

Sirkuit Mandalika merupakan trek kelas dunia. Ia dibangun bukan semata-mata demi kepentingan dunia balap. Ada misi di balik pembangunan trek yang berlokasi di ‘Bali Baru’ itu.

TAHUN 2016, pemerintah membuat gebrakan di sektor pariwisata. Sebanyak 10 destinasi pariwisata di Indonesia ditetapkan sebagai prioritas untuk dibangun.

Sepuluh destinasi itu, yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).

Melalui pembangunan 10 destinasi pariwisata itu, pemerintah hendak mengulang keberhasilan Pulau Bali dalam merengkuh jumlah wisatawan, terutama dari mancanegara.

Baca juga: Miss Universe Rusia Promosikan Destinasi Pariwisata 10 Bali Baru

Maka, tak heran bila program itu dipopulerkan dengan istilah ‘Bali Baru’.

Sebab prestasi Bali dalam sektor pariwisata memang pantas dijadikan kiblat. Paduan pesona adat, budaya, karakter masyarakat, hingga kekayaan alam yang dikelola secara baik membuat Bali menjadi tulang punggung sektor pariwisata nasional.

Komisaris Garuda sekaligus Ketua Pokja Pariwisata Nasional Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Dony Oskaria (2016) mengatakan, angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali menyumbang hampir setengah dari total wisman yang datang ke Indonesia.

Baca Juga: Mewujudkan Sepuluh Bali Baru

Lihat saja tabel berikut ini:

Merujuk data di atas, terjadi peningkatan signifikan jumlah wisman ke Bali sejak 2011 hingga 2020.

Pada 2011, jumlah wisman yang masuk ke Bali hanya melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebesar 2.788.706. Angka ini belum menghitung jumlah wisman yang masuk ke Bali melalui pintu lainnya.

Angka itu mengungguli jumlah wisman yang masuk ke provinsi lain. Tercatat, hanya DKI Jakarta yang jumlah wismannya mampu mendekati jumlah wisman di Bali, yakni 1.933.022.

Baca Juga: Menarik Wisatawan ke Indonesia Terkendala Tak Ada "Direct Flight"

Bila angka kunjungan wisman diakumulasi se-Indonesia per tahun, tidak pernah lebih tinggi dari angka kunjungan wisman ke Singapura.

Arus wisman ke Pulau Dewata mencapai puncaknya pada 2018, yakni sebesar 10.088.781. Lagi-lagi, angka itu hanya dihitung berdasarkan kedatangan di Bandara Ngurah Rai.

Entah disadari atau tidak, superioritas Bali ini rupanya menuai ketimpangan dengan destinasi-destinasi wisata lain di Indonesia yang sebenarnya tidak kalah memesona.

Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Asia Pasifik Kementerian Pariwisata Vinsensius Jemadu (2016) pernah mengungkapkan, pengelola paket tur dan travel di Australia kesulitan menjual paket wisata selain Bali.

Wisman hanya ingin ke Bali, tanpa tahu betapa cantiknya Labuan Bajo, betapa indahnya Danau Toba dan sekian banyak destinasi wisata lain di Tanah Air.

Persoalan tidak hanya sampai di situ. Fantastisnya angka wisman yang datang ke Bali rupanya juga belum mampu menyaingi angka wisman yang datang ke beberapa negara Asia Tenggara. Data ini merujuk pada kondisi sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Bahkan, bila angka kunjungan wisman diakumulasi se-Indonesia per tahun, tidak pernah lebih tinggi dari angka kunjungan wisman ke Singapura. Ya, Singapura. Negara yang luas wilayah dan penduduknya tidak lebih besar dari DKI Jakarta.

Baca Juga: Jumlah Wisman Kalah dari Singapura, Indonesia Promosi Wisata Perbatasan

Lihat saja tabel berikut ini:

Sampai pada titik ini, kita tentu sudah bisa menangkap misi di balik pembangunan 10 destinasi ‘Bali Baru’, bukan?

Melalui kombinasi pembangunan infastruktur dengan pengelolaan masyarakat di 10 destinasi itu, bukan tidak mungkin Indonesia merajai pariwisata dunia di masa depan.

Menghadirkan sirkuit balap kelas dunia

Dari 10 Bali Baru yang dicanangkan pemerintah, ada nama Mandalika, sebuah kawasan wisata seluas 20,035 hektare yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Kawasan itu sebelumnya tidak banyak dikenal orang. Bila berbicara soal destinasi wisata di Lombok, kemungkinan besar orang akan menyebut Senggigi, Gili Trawangan dan sejumlah destinasi dengan awalan Gili lainnya.

Tetapi, terpilihnya Mandalika dalam daftar 10 Bali Baru bukanlah tanpa alasan. Ada konsep wisata yang ingin diusung melalui kawasan ini. 

Ardiansyah Fadli
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Mandalika Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 

Mengintip kejayaan Malaysia-Singapura

Selama hampir dua dekade, Indonesia tidak pernah lagi menjadi tuan rumah ajang balap bergengsi dunia. Indonesia hanya bisa jadi penonton saat Singapura dan Malaysia berlomba-lomba mempromosikan perhelatan Formula 1 dan MotoGP di negaranya masing-masing.

Malaysia tercatat menjadi negara di Asia Tenggara yang paling sering menghelat event balap internasional sejak dibangunnya Sirkuit Sepang pada 1999.

CRASH.NET
Pebalap Ducati asal Amerika Serikat, Nicky Hayden (belakang) memacu motornya yang mengeluarkan asap di Sirkuit Sepang, pada GP Malaysia, Minggu (13/10/2013).

Sirkuit Sepang adalah salah satu proyek mercusuar peninggalan Mahatir Mohamad yang dibangun hampir bersamaan dengan Kuala Lumpur International Airport, Menara Kembar Petronas, dan Ibu Kota Pemerintahan yang baru bernama Putrajaya.

Sejak dibuka pada 1999 untuk menggantikan Sirkuit Shah Alam, Sirkuit Sepang langsung menjelma jadi kiblat dunia motorsport Asia Tenggara.

Baca juga: Malaysia Jaring Turis Asing Lewat Olahraga

Tak terhitung berapa banyak event balap internasional tahunan yang rutin dihelat di sirkuit yang berlokasi di negara bagian Selangor itu. Mulai dari Formula 1, MotoGP hingga berbagai balap uji ketahanan.

Seakan tak mau kalah, Singapura juga rutin menjadi tuan rumah Formula 1 sejak 2008.

Memanfaatkan jalan raya berkualitas tinggi di kawasan Marina Bay, Singapura sukses menyulap negara dengan luas wilayah tak lebih dari 730 kilometer persegi menjadi tuan tumah ajang balap jet darat tersebut.

Sebelum pandemi datang menghantam, F1 GP Singapura selalu rutin dihelat pada pertengahan September setiap tahunnya.

Baca Juga: GP F1 Singapura Serap Lebih dari 5.000 Penonton Indonesia

Getty Images via Al-Jazeera
Suasana GP Singapura di Sirkuit Marina Bay.

Malaysia dan Singapura adalah dua negara tetangga yang sangat mengandalkan ajang balap dunia untuk mendongkrak pariwisatanya.

Sementara itu, alih-alih menarik wisman ke dalam negeri, Indonesia justru lebih sering jadi negara penyumbang wisman bagi negara-negara tetangganya yang menghelat event balap dunia.

Mandalika dirasa paling cocok untuk membangun sirkuit. Labuan Bajo enggak ada tanahnya, Likupang benar-benar pantai, Danau Toba dengan kulturnya. Banyak pertimbangannya"

-Dylan Dilato-

Atas dasar itu, pemerintah ingin mendorong Mandalika sebagai tempat wisata berbasis sport tourism di MandalikaKeberadaan sirkuit balap berkelas dunia diyakini akan jadi ciri khas kawasan tersebut.

Baca Juga: Mengawal Kiprah Mandalika, Magnet Wisata Baru Indonesia

Mantan head of operations sporting Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Dylan Dilato mengatakan, Mandalika terpilih dari destinasi super-prioritas sebagai lokasi sirkuit dengan sejumlah pertimbangan.

“Mandalika dirasa paling cocok untuk membangun sirkuit. Labuan Bajo enggak ada tanahnya, Likupang benar-benar pantai, Danau Toba dengan kulturnya. Banyak pertimbangannya,” ucap Dyan dalam sebuah kesempatan.

Menurut Dylan, pembangunan Sirkuit Mandalika diharapkan turut pula meningkatkan perekonomian setempat, terlebih setelah MotoGP benar-benar digelar di sini. 

"Ini juga diharapkan menjadi lokomotif perekonomian. Wisatawan datang karena ada MotoGP. Ada pantai yang bagus, itu bonus,” ujar dia.


Proses pembangunan sirkuit

Mandalika diumumkan sebagai salah satu tuan rumah MotoGP musim 2021 pada awal 2019. Padahal saat itu belum ada sama sekali sirkuit di sana.

Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansyur mengatakan, Mandalika dipilih karena adanya jaminan dari pemerintah Indonesia.

Selain jaminan negara, keterpilihan Indonesia juga tak lepas dari keinginan dari promotor MotoGP sendiri, dalam hal ini Dorna.

Sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna sepeda motor terbesar di dunia, antusiasme masyarakat Indonesia akan olahraga balap motor diketahui sangat tinggi. Faktor inilah yang mendorong Dorna ingin segera menghadirkan MotoGP langsung di Indonesia sejak beberapa tahun silam.

Baca Juga: Alasan Dorna Mau Gelar MotoGP di Indonesia

Keinginan Dorna itu pula yang membuat Indonesia langsung mendapatkan kontrak panjang saat baru pertama terpilih, yakni lima musim.

Sebagai pembanding, durasi tersebut lebih panjang dibanding Sirkuit Buriram, Thailand, yang hanya diberikan tiga musim. Thailand sudah menjadi tuan rumah MotoGP mulai musim 2018.

Abdulbar menyebut di Thailand sendiri, penyelenggaraan MotoGP dilakukan pihak swasta. Berbeda dengan di Mandalika yang dilakukan ITDC yang notabene BUMN.

"Ini adalah pasar yang besar bagi kami dan bagi para pabrikan serta basis fan Indonesia, MotoGP itu tidak ada duanya. Jadi, kami senang bisa kembali dan menantikan hari itu tiba"

-Carlos Ezpeletta-

"Karena mereka melihat kita kan BUMN, kedua kita pasar yang sangat seksi, jadi mereka semakin lama semakin mau di sini, dan ketiga kita kan pengembang pariwisata," kata Abdulbar di Kantor Kemenpora, Jakarta, pada 25 Februari 2019.

Proses pembangunan Sirkuit Mandalika pun dimulai sekitar Desember 2019. Adanya kendala selama pembangunan membuat sirkuit tak siap untuk MotoGP 2021. Namun, Dorna tetap memberi kesempatan bagi Mandalika masuk dalam jadwal MotoGP 2022.

Pembangunan Sirkuit Mandalika akhirnya rampung pada April 2021. Sirkuit resmi diberi nama: Pertamina Mandalika International Street Circuit. 

Baca juga: Tahun 2030, Mandalika Akan Miliki 10.000 Kamar Hotel dan Sirkuit Balap 

Saat inspeksi sirkuit pada awal April lalu, Managing Director Dorna Carlos Ezpeletta mengaku sudah tak sabar ingin melihat pagelaran MotoGP di Indonesia. Menurut Ezpeletta, Indonesia adalah pasar yang penting untuk MotoGP.

"Ini adalah pasar yang besar bagi kami dan bagi para pabrikan serta basis fan Indonesia, MotoGP itu tidak ada duanya. Jadi, kami senang bisa kembali dan menantikan hari itu tiba," kata Ezpeleta seperti dikutip dari Antara.

AFP/BAY ISMOYO
Foto udara dari Pertamina Mandalika International Street Circuit alias Sirkuit Mandalika. Gambar diambil pada 17 November 2021. Tampak dalam gambar, areal permukiman yang masih ada di tengah sirkuit.

‘Tes event’ WSBK

Seri MotoGP di Sirkuit Mandalika baru akan dihelat pada 18-20 Maret 2022. Namun, pada 19-21 November lalu, sirkuit ini sudah menggelar ajang World Superbike (WSBK).

WSBK adalah ajang balap dunia kelas tertinggi di bawah Federasi Balap Motor Internasional (FIM) yang juga dipromotori oleh Dorna. Hanya saja pamor dan gengsinya memang berada di bawah MotoGP.

Penyelenggaraan WSBK ini bisa dibilang menjadi semacam tes event bagi Mandalika.

Untungnya, penyelenggaraan WSBK di Mandalika berjalan lancar dan sukses. Hampir tak ada kendala berarti dari sisi teknis balapan.

Memang sempat ada hujan badai yang menunda penyelenggaraan Race 1 pada Sabtu (20/11/2021) menjelang sore. Namun, menunda balapan karena faktor alam merupakan hal yang lumrah terjadi.

Demi keselamatan pebalap, menunda balapan apabila curah hujan dalam kondisi melebihi batas ideal juga dilakukan penyelenggara balapan di belahan dunia manapun.

Baca Juga: MotoGP Qatar Dibatalkan karena Hujan

 

‘Wet race’ dan pujian dari pebalap

Seperti pada hari Sabtu, hujan kembali mengguyur Sirkuit Mandalika pada hari Minggu menjelang sore. Kali ini intensitasnya tidak seperti pada hari sebelumnya. Penundaan tidak berlangsung lama.

”Daya cengkeramnya sangat tinggi dalam kondisi hujan. Luar biasa. Motor tidak tergelincir terlalu banyak sehingga bisa sedikit tancap gas, sama seperti kondisi kering"

-Scott Redding-

Untuk pertama kalinya Sirkuit Mandalika pun menggelar balapan dalam status "Wet Race"

Beberapa pebalap justru memuji lintasan dalam kondisi basah. Hujan yang mengguyur lintasan ini saat balapan berlangsung disebut malah menghadirkan daya cengkeram yang bagus.

”Daya cengkeramnya sangat tinggi dalam kondisi hujan. Luar biasa. Motor tidak tergelincir terlalu banyak sehingga bisa sedikit tancap gas, sama seperti kondisi kering. Ini menjadi balapan yang menyenangkan,” ujar pebalap asal Inggris, Scott Redding, seperti dikutip harian Kompas edisi 22 November 2021.

Pujian soal daya cengkeram ini meluncur pula dari pebalap Irlandia Utara Jonathan Rea. Namun dia memberikan sedikit tambahan catatan. 

”Masalahnya hanya drainase di luar lintasan, air di area run-off cukup dalam. Saya harap mereka bisa mengatasi itu. Namun, mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa. Selamat untuk semua orang di sini, pengelola sirkuit, dan panitia penyelenggara,” kata juara dunia WSBK enam musim itu, seperti dikutip harian Kompas dalam artikel berjudul Awal Langkah Besar Mandalika.

 

Masih ada persoalan pembebasan lahan

Pantuan Kompas.com di lapangan, kendala pada penyelenggaraan WSBK di Mandalika lebih berkutat pada sisi non-teknis, misalnya belum rampungnya proses pembebasan lahan.

Hingga balapan WSBK berlangsung, 48 keluarga warga Dusun Bunut di Desa Kuta masih tinggal di tengah trek utama, tepatnya di sekitar tikungan 5, 6, 7, dan 8.

Karena pembayaran belum tuntas, warga yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan dan peternak sapi ini masih bertahan di lokasi.  Mereka harus memakai gelang pengenal untuk bisa melewati akses keluar masuk sirkuit.

Baca juga: Warga 'Terpenjara' di Tengah Sirkuit Mandalika

Warga Desa Bunut sejatinya bersedia pindah. Bahkan mereka sudah punya tujuan tempat tinggal baru. Soal harga, ITDC dan warga juga sudah sepakat di angka Rp 75 juta per are (100 meter persegi). Rata-rata satu keluarga besar warga punya lahan seluas 20 are. 

"Harga tanah sudah setuju Rp 75 juta per are. Tapi ini ada bangunan, dan mereka belum kasih harga (untuk bangunan)," kata kata Suprayadi, salah satu warga Dusun Bunut kepada Kompas.com, Jumat (19/11/2021).

 

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah meminta ITDC selaku pengelola KEK Mandalika memberikan kepastian dan solusi untuk menyelesaikan masalah lahan tersebut.

"Masyarakat itu bukan enggak mau pindah. Mereka itu cuma minta kepastian kapan lahannya itu dibayar. Kalau memang enggak bisa sekarang, ya kapan(dipastikan saja waktunya)," kata Zulkieflimansyah saat ditemui wartawan di Sheraton Senggigi Hotel, NTB, Rabu (3/11/2021).

 

Persoalan non-teknis lain

Selain pembebasan lahan, permasalahan non-teknis lain di Mandalika adalah masih banyaknya area yang permukaannya masih berupa tanah tandus pasca-proyek.

Kondisi seperti ini bisa ditemukan di area komersial maupun di sekitar tribune non-premium dan deluxe.

Permukaan yang masih berupa tanah tandus tentu mengurangi kenyamanan penonton karena mudah berdebu saat panas terik serta gampang kotor dan becek usai diguyur hujan deras.

Direktur MGPA Ricky Baheramsjah mengatakan, penyelenggaraan WSBK ini menjadi tahap pembelajaran untuk menggelar MotoGP 2022.

Pengalaman menggelar WSBK ini, kata dia, sangat penting untuk memperbaiki penyelenggaraan, juga menyelesaikan infrastruktur pendukung sirkuit.

Baca juga: Antisipasi Begal, Belasan Preman Terminal Mandalika Dibekuk

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, berkaca dari gelaran WSBK yang sudah rampung kemarin, ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum tibanya penyelenggaraan event MotoGP.

Menurut Sandi, pihaknya sudah mencatat dan mengidentifikasi segala temuan dan juga masukan dari berbagai pihak, mulai dari penonton hingga pebalap.

"Ini merupakan masukan-masukan yang tentunya sangat berharga bagi kita agar persiapan MotoGP jadi lebih baik," kata Sandi kepada wartawan di kantornya beberapa waktu lalu.

Bukan hanya sirkuit

Pesona Mandalika tentunya bukan hanya pada sirkuit megahnya. Di sekitar sirkuit, banyak destinasi wisata alam indah yang juga dapat dituju wisatawan.

Berikut sejumlah tempat wisata alam dari mulai perbukitan hingga pantai yang ada di Mandalika seperti yang dirangkum Kompas.com:

 

Pantai Tanjung Aan

Tak jauh dari Sirkuit Mandalika, wisatawan dapat menjumpai Pantai Tanjung Aan.

Pantai ini terletak di Sengkol, Kuta, Pujut, Lombook Tengah, atau sekitar tujuh menit perjalanan menggunakan mobil dari Sirkuit Mandalika.

Pantai ini menawarkan hamparan pasir putih. Selain itu, wisatawan juga bisa berburu kuliner, berenang, dan snorkeling di kawasan pantai tersebut.

Wisatawan perlu membayar biaya parkir untuk menikmati panorama di sekitar kawasan ini. 

Adapun biaya parkir untuk mobil mulai dari Rp 10.000, sedangkan untuk motor, wisatawan perlu membayar mulai dari Rp 5.000 per kendaraan.

www.indonesia.travel
Pantai Tanjung Aan, spot menarik di Mandalika.

Bukit Merese

Bukit Merese berada di Jalan Kuta Lombok, Kuta, Pujut, Lombok Tengah. 

Bukit Merese merupakan lokasi yang strategis untuk menyaksikan pemandangan matahari terbenam. Bukit ini mengelilingi Pantai Tanjung Aan yang berpasir putih.

Panorama alam di Bukit Merese ini dapat dinikmati tanpa perlu membayar tiket masuk, atau gratis. Wisatawan hanya perlu jalan kaki dari Pantai Tanjung Aan.

Dari Sirkuit Mandalika, wisatawan bisa berkendara selama kurang lebih sembilan menit untuk mencapai Bukit Merese. 

www.indonesia.travel
Bukit Merese.

Pantai Kuta Mandalika

Pantai Kuta Mandalika terletak di Desa Kuta, Pujur, Lombok Tengah.

Pantai ini bisa dicapai menggunakan mobil atau motor dengan waktu tempuh kurang lebih 16 menit dari Sirkuit Mandalika.

Wisatawan yang berkunjung ke pantai ini bisa menikmati pemandangan hamparan pasir putih.

Untuk menikmati pemandangan di kawasan tersebut, mereka perlu membayar biaya parkir mulai dari Rp 10.000 untuk mobil, dan mulai dari Rp 5.000 untuk motor.

KOMPAS.COM/IDHAM KHALID
Lokasi 3 Pantai Kuta Mandalika

Pantai Batu Berang

Satu lagi pantai yang berada tak jauh dari kawasan Sirkuit Mandalika, yaitu pantai Batu Berang.

Pantai tersebut berjarak 6,7 kilometer (km) atau sekitar 15 menit perjalanan menggunakan mobil dari Sirkuit Mandala.

Pantai Batu Berang beralamat di Serenang, Mertak, Pujut, Lombok Tengah.

Wisatawan dapat menikmati pemandangan hutan bakau di bagian pantai yang dekat dengan muara sungai dan pasir putih. 

Sama seperti Pantai Kuta Mandalika dan Pantai Tanjung Aan, wisatawan dapat menikmati pemandangan Pantai Batu Berang tanpa membayar tiket masuk.

Wisatawan perlu membayar biaya parkir mulai dari Rp 5.000 untuk kendaraan roda dua, dan mulai dari Rp 10.000 untuk kendaraan roda empat.

Kompas.com/Aziza Zahwa Layla M.
Wisata Pantai Tampah di Desa Mertak Sari, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah.

Desa Mertak

Desa Mertak merupakan desa wisata yang terletak di Mandalika, NTB.

Menurut Antara, Desa Mertak merupakan salah satu desa wisata yang tercantum dalam Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika.

Desa wisata tersebut masuk ke dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dengan atraksi berupa wisata bahari dan ekowisata lainnya.

Wisatawan bisa menemukan pantai, pegunungan, dan hutan bakau di kawasan ini. 

kompas.com/fitri
Lombok Tengah, Kompas.Com- Kawasan Taman Wisata Gunung Tunak, Desa Mertak Lombok Tengah diresmikan Selasa (6/3). Kawasan ini diharapkan menjadi kunjungannwusata dunia karena memasukan wisata laut, hutan dan konservasi satwa.

Dampak ekonomi

Meski tertatih-tatih mengatasi sejumlah kendala, ajang balap tingkat internasional sukses digelar di sirkuit senilai Rp 1,5 triliun itu.

Jumlah penonton yang diklaim pemerintah mencapai 1,6 miliar penduduk dunia ini membawa Sirkuit Mandalika mendunia.

Ketenarannya akan semakin tinggi lantaran akan menjadi tuan rumah seri kedua MotoGP pada 18-20 Maret 2022 mendatang bersamaan dengan seri kedua Asia Talent Club (ATC). Kemudian pada November 2022, WSBK akan kembali dihelat di sirkuit tersebut.

ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Sejumlah pebalap memacu motornya dalam race 1 World SBK seri Indonesia 2021 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (21/11/2021). Dalam race tersebut pebalap tim Pata Yamaha With Brixx WorldSBK Toprak Razgatlioglu berhasil menjadi juara dunia World SBK 2021.

Dampak ganda

Dikutip dari Kompas, 2 Desember 2021, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memperkirakan, potensi ekonomi WSBK sekitar Rp 550 miliar per sekali balapan.

PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC menyebutkan, WSBK dan MotoGP bisa menyerap hingga 7.945 tenaga kerja, termasuk 3.000 pekerja dari kalangan UMKM.

Baca juga: Menghitung Dampak Event MotoGP dan WSBK Terhadap Sektor Perumahan di Mandalika

ITDC juga mencatat, ajang WSBK mampu menciptakan dampak ganda terhadap perekonomian daerah. Okupansi hotel yang sebelumnya rata-rata hanya 15 persen meningkat menjadi 95 persen.

PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC menyebutkan, WSBK dan MotoGP bisa menyerap hingga 7.945 tenaga kerja, termasuk 3.000 pekerja dari kalangan UMKM.

Omzet rata-rata jasa penyewaan transportasi juga melonjak dari Rp 10 juta-Rp 15 juta per bulan menjadi sekitar Rp 70 juta.

Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah juga memperoleh tambahan pendapatan asli daerah (PAD) yang berasal dari pajak hiburan sebesar 15 persen, pajak parkir 30 persen, serta pajak restoran dan hotel 15 persen.

Jumlah tenaga kerja yang terserap di ajang WSBK sebanyak 1.475 orang. Jumlah tersebut termasuk warga enam desa penyangga kawasan itu.

Mereka, antara lain, bekerja sebagai marshal, petugas penanganan Covid-19, kru medis, kru acara, pengawas dan pengendali kerumunan, dokumentasi, perawatan fasilitas, tiket, serta kebersihan dan pengelolaan sampah.

Kehadiran Sirkuit Mandalika menjadikan Lombok Tengah sebagai motor penggerak ekonomi NTB.

Baca juga: Menpar Ingin KEK Mandalika Berdampak Langsung pada Warga Sekitar

Selama ini, ekonomi NTB ditopang oleh sektor pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan, dan pariwisata. Pada triwulan III-2021, produk domestik regional bruto (PDRB) NTB tumbuh 2,42 persen secara tahunan. Sebelumnya, pada triwulan I dan II-2021, ekonomi NTB tumbuh masing-masing minus 1,17 persen dan 4,76 persen.

Pembangunan Sirkuit Mandalika dan sejumlah infrastruktur penopangnya membuat sektor konstruksi tumbuh tertinggi sebesar 14,82 persen pada triwulan III-2021. Sektor ini diperkirakan masih tumbuh seiring dengan geliat investasi di KEK Mandalika.

Pada 2021, ada 16 investor yang berinvestasi senilai total Rp 4,28 triliun. Selain pembangunan sirkuit dan fasilitasnya, investasi itu juga menyasar pengolahan air bersih dan yang paling dominan adalah pembangunan hotel.

KOMPAS.com/Mochamad Sadheli
Pedagang dadakan hadir di Sirkuit Mandalika. Mereka memanfaatkan kesempatan bersamaan berlangsungnya gelaran WSBK Mandalika.

Geliat pariwisata dan pertambangan itu menjadi pengungkit dan penjaga lapangan kerja di tengah pandemi Covid-19.

Baca juga: Sandiaga Uno: WSBK Mandalika Ciptakan Multiplier Effect Pariwisata di Lombok

Tingkat pengangguran terbuka di NTB pada Agustus 2021 sebesar 3,01 persen, turun dari Agustus 2020 yang sebesar 4,22 persen. Pada periode itu pula terjadi penambahan tenaga kerja sebanyak 81.430 orang. 

 

Hal yang tak boleh dilewatkan

Kendati bersifat musiman, ke depan, penyelenggaraan berbagai ajang balap internasional di Sirkuit Mandalika akan semakin menumbuhkan pariwisata NTB dan sektor-sektor lain yang terkait.

Hal ini perlu dibarengi pula dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia setempat, transisi mata pencarian, dan penguatan UMKM khas daerah itu.

Pelestarian lingkungan dan kearifan lokal masyarakat juga tetap perlu dijaga. Jangan sampai investasi yang masuk justru mengabaikan hal itu, bahkan meminggirkan masyarakat setempat.

Peran badan usaha milik negara menggeliatkan ekonomi daerah juga perlu berlanjut. Perusahaan-perusahaan pelat merah  dapat berkolaborasi dengan pemerintah daerah, swasta, pelaku ekonomi kreatif, dan komunitas setempat untuk mencipta kegiatan alternatif di Sirkuit Mandalika agar tak hanya bergantung pada musim berbagai ajang balap.