JEO - Insight

Kisah Dapur Mungil Nan Berdaya, Selamatkan Keluarga Djumini di Masa Pandemi

Jumat, 28 Oktober 2022 | 12:44 WIB

JAM dinding menunjukkan pukul 13.20 WIB. Djumini (47) tengah duduk bersantai sembari menonton televisi di kontrakan mungilnya, bilangan Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu, 23 Oktober 2022.

Ponsel yang diletakkan tak jauh dari kakinya tiba-tiba berbunyi, “pesanan baru diterima, pesanan baru diterima”.

Ia meraihnya, lalu membuka GoBiz, aplikasi super (superapp) milik Gojek Indonesia yang dikhususkan bagi pengelola usaha, termasuk usaha kuliner.

Sejenak menatap layar ponsel, Djumini berkata pelan, “beef teriyaki,” sembari mengangguk.

Seolah baru saja mendapatkan tugas penting dari atasan, ia bergegas ke dapur yang hanya berjarak tak lebih dari lima langkah dari tempat duduknya.

Di sana, tangannya begitu cekatan menyiapkan segala jenis bahan makanan. Daging sapi diambilnya dari kulkas. Telur yang baru ia beli kemarin dipilihnya dari kardus. Juga bawang bombai ia ambil dari wadah berisi bawang-bawangan.

Mitra GoFood bernama Djumini (47) tengah memasak menu beef teriyaki pesanan pelanggan di dapur mungil rumah kontrakannya, Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (23/10/2022).
KOMPAS.com/NURSITA SARI
Mitra GoFood bernama Djumini (47) tengah memasak menu beef teriyaki pesanan pelanggan di dapur mungil rumah kontrakannya, Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (23/10/2022).

Setelah semua bahan siap, ia menyalakan kompor gas dua tungku. Api disetel sedang. Dua buah wajan yang telah dituang minyak goreng kemudian diletakkan pada masing-masing tungku.

Di wajan pertama, Djumini memasukkan satu per satu bahan yang telah disiapkan sebelumnya. Ketika daging sudah mulai matang, ia melanjutkan dengan mencampurkan aneka kecap ke dalamnya, lalu diaduk agar merata.  

Sementara di wajan satunya, Djumini menggoreng telur dadar.

Campuran aroma daging sapi dan bawang bombai yang sudah berselimut kecap-kecapan dengan telur dadar matang membuat siapa pun yang melintas di depan kontrakannya, menoleh ke dalam kontrakannya.

Baca juga: Cerita UKM Tentang Efek GoFood, Dari 2 Pesanan Menjadi Ribuan

Tidak sampai 15 menit, menu beef teriyaki sudah siap. Sementara, telur dadar sudah matang terlebih dulu. Djumini pun beralih ke penanak nasi otomatis.

Ia memasukkan nasi panas ke dalam sebuah wadah, kemudian meletakkan beef teriyaki di atasnya. Tak lupa ditabur irisan telur dadar. Sajian lengkap menu yang berasal dari Jepang itu rampung.

Pengemudi Gojek datang tepat saat Djumini menutup wadah jualannya itu.

“Gojek,” teriak sang pengemudi dari luar kontrakan.

“Iya. Pas nih, sudah jadi,” balas Djumini sembari menutup wadah.

Beef teriyaki siap diantar ke pemesan.

Menu beef teriyaki dengan pelengkap telur dadar buatan mitra GoFood bernama Djumini (47). Djumini memulai usaha sebagai mitra GoFood pada awal pandemi Covid-19, April 2020.
KOMPAS.com/NURSITA SARI
Menu beef teriyaki dengan pelengkap telur dadar buatan mitra GoFood bernama Djumini (47). Djumini memulai usaha sebagai mitra GoFood pada awal pandemi Covid-19, April 2020.

 

Dapur mungil yang menghidupi keluarga Djumini...

Dapur di rumah kontrakan tiga petak yang dihuni Djumini dan keluarganya terbilang mungil, hanya 3x3 meter.

Namun, dari sana Djumini mampu membantu sang suami, Wandi (52), menghidupi keluarga, terutama pada masa pandemi Covid-19.

Berbekal keahliannya dalam memasak, Djumini memulai usaha GoFood "Koko Rice" pada awal pandemi melanda. Ia menjual berbagai menu daging sapi, udang, dan daging ayam.

Modal awal bukan datang dari koceknya sendiri, melainkan dari saudaranya bernama Andre. Usahanya itu juga didaftarkan atas nama saudaranya. Mereka kemudian berbagi hasil.

"Buka usaha ini pas banget baru pandemi, ingat banget waktu itu bulan April 2020. Daftarnya semua lewat HP, waktu itu daftarnya atas nama Andre, saya yang mengelola," kata Djumini saat berbincang dengan Kompas.com di kontrakannya.

Baca juga: Tahun 2023, GoFood Fokus Dua Hal untuk Dorong Kemajuan Mitra UMKM

Perkara masak memasak, Djumini yang sejatinya adalah ibu rumah tangga memang dapat diandalkan.

Tak hanya meracik aneka menu untuk jualan atau makan keluarganya sehari-hari, jasa memasak Djumini juga sering dimanfaatkan oleh tetangga atau sanak saudara yang menggelar hajatan.

Upah yang didapat dari memasak, baik saat hajatan atau berjualan di GoFood diakui tidak terlalu besar. Tetapi, sangat cukup untuk membantu menambal penghasilan sang suami sebagai tulang punggung keluarga.

Bagi Djumini, hal yang paling penting adalah pekerjaannya halal. Ia, suami, dan tiga anaknya juga dapat hidup dengan layak.

Ia ingat betul, pada awal pandemi Covid-19 tahun 2020, sang suami yang bekerja sebagai sopir taksi kesulitan mendapat penumpang.

Tentu saja karena semua aktivitas perkantoran dihentikan dan beralih menjadi bekerja dari rumah (work from home/WFH). Pun kegiatan sekolah dan perkuliahan berubah jadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Orang-orang juga memilih tetap berada di rumah karena khawatir tertular virus.

Kondisi perekonomian keluarga Djumini dan Wandi ambruk. Sebab, saat itu hanya Wandi yang mencari nafkah.

Sang putri sulung bernama Syifa yang ketika itu berusia 20 tahun kesulitan mencari pekerjaan, sedangkan anak kedua bernama Rizki masih duduk di bangku SMK.

Keadaan itu memaksa Djumini putar otak untuk membantu sang suami agar dapur tetap mengepul.

Baca juga: Gratis, Ini Syarat dan Cara Daftar GooFood 2022 Online

Kehadiran aplikasi layanan pesan antar makanan GoFood pun menjadi angin segar baginya. Terlebih, membuka usaha di GoFood tak mengharuskan Djumini memiliki warung alias cukup memanfaatkan dapur kontrakannya.

Djumini akhirnya menggunakan kemahirannya dalam memasak demi memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga di masa pandemi.

"Ngebantu banget usaha lewat Gojek. Pas awal pandemi itu kan suami enggak kerja, susah orderan taksi," tutur Djumini.

Usaha kuliner GoFood Koko Rice milik mitra GoFood bernama Djumini (47) dan saudaranya.
Tangkapan layar aplikasi Gojek
Usaha kuliner GoFood Koko Rice milik mitra GoFood bernama Djumini (47) dan saudaranya.

Meski tak menyebutkan angka pasti, Djumini mengaku bisa mendapat keuntungan bersih yang lumayan dari usaha kuliner GoFood, ratusan ribu rupiah per bulan.

Bagi Djumini, uang ratusan ribu rupiah per bulan itu sangat berharga, lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Dulu awal-awal ramai, apalagi setahun pertama (2020-2021). Saya sampai bisa beli kulkas baru," ujar Djumini.

Baca juga: GoFood Luncurkan Inovasi Teknologi Rekomendasi Berbasis Pencarian

Setelah dua tahun lebih membuka usaha kuliner secara online, Djumini mengakui usahanya tak seramai dulu. Alasannya tak lain karena makin banyak pelaku UMKM yang berjualan secara daring.

Namun, Djumini tetap bersyukur karena ada saja pembeli yang memesan setiap harinya. Ia pun tetap bisa membantu sang suami yang pendapatannya kembali normal, seiring meredanya pandemi.

Anak keduanya, Rizki, kini juga telah lulus SMK dan telah bekerja sebagai kurir.

"Mau tutup usaha, sayang, lumayan buat tambah-tambahan. Bersyukur banget bisa jualan online ini," ucap Djumini.

 

Tantangan utama pelaku UMKM dan solusi GoFood

Sulitnya mendapatkan pelanggan di tengah banyaknya pelaku UMKM yang berjualan secara online tak hanya dirasakan Djumini.

Direktur dan Head of Food and Indonesia Sales & Operations PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Catherine Hindra Sutjahyo, mengatakan bahwa ada empat tantangan utama yang dialami pelaku usaha kuliner.

Empat tantangan tersebut, yakni:

Untuk membantu dan mendukung bisnis UMKM, kata Catherine, ada beberapa hal yang dilakukan manajemen GoFood.

Pertama, GoFood menghubungkan pelaku UMKM dengan pelanggan yang loyal dan berkualitas, sehingga UMKM tetap menjadi pilihan utama pelanggan.

"Kedua, GoFood terus hadir dengan inovasi, program, solusi-solusi yang komprehensif berkat ekosistem GoTo serta dukungan Komunitas Partner GoFood yang kita sering panggil KOMPAG untuk terus mendorong pertumbuhan UMKM yang berkesinambungan," kata Catherine dalam tayangan video yang diunggah di kanal YouTube Gojek Indonesia, Jumat (21/10/2022).

Direktur dan Head of Food and Indonesia Sales & Operations PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Catherine Hindra Sutjahyo.
Tangkapan layar kanal YouTube Gojek Indonesia
Direktur dan Head of Food and Indonesia Sales & Operations PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Catherine Hindra Sutjahyo.

Selain itu, Catherine menuturkan, GoFood mengajak para pelaku usaha kuliner partner GoFood untuk naik kelas sehingga usahanya makin laris manis. Ada empat cara untuk naik kelas.

"Pertama, kita naik kelas dengan selalu memberikan pelayanan yang terbaik. Kedua, naik kelas dengan fokus pada kualitas dan kebersihan makanan," tutur Catherine.

Baca juga: Ini Keuntungan yang Bisa Didapat Mitra GoFoof Lewat Kolaborasi Bank Jago dan GoTo Financial

Kemudian, naik kelas dengan presentasi produk yang menarik, serta strategi promo mandiri yang tepat dan harga yang bersaing.

Menurut Catherine, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi pelaku UMKM kuliner untuk bangkit dan naik kelas. Teknologi layanan pesan antar makanan online seperti GoFood juga telah membuka peluang UMKM untuk berkembang.

Terlebih, berdasarkan survei persepsi dan perilaku konsumsi online food delivery (OFD) yang digelar Tenggara Strategics tahun ini, lebih dari 92 persen konsumen menganggap bahwa OFD memberikan kenyamanan, kebersihan/higienitas produk, menu beragam, dan aman digunakan. Sehingga, konsumen berniat terus menggunakan layanan OFD seperti GoFood.

"GoFood juga menjadi aplikasi online food delivery yang paling diingat oleh konsumen. GoFood juga paling banyak diunduh masyarakat serta paling sering digunakan di berbagai kesempatan," kata Catherine.

Selain itu, hasil riset tersebut juga menunjukkan bahwa pelanggan GoFood terbilang loyal.

 

Kontribusi Gojek: Menetaskan pengusaha, pulihkan ekonomi

Seperti telah disebutkan di awal, Djumini memulai usaha kuliner dengan langsung berjualan secara online di awal pandemi Covid-19.

Tak hanya Djumini, banyak warga lainnya yang juga memulai usaha dengan langsung berjualan online di GoFood.

Hal ini tergambar dalam hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) berjudul "Dampak Ekosistem Gojek terhadap Perekonomian Indonesia 2021: Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional" yang dipublikasikan di situs ldfebui.org.

Berdasarkan riset tersebut, 34 persen atau 1/3 mitra GoFood merupakan pengusaha pemula yang langsung berjualan online. Kemudian, 20 persen mitra pelaku UMKM bergabung sebagai mitra GoFood di awal pandemi.

Hasil riset LD FEB UI juga menunjukkan bahwa 82 persen atau 4/5 mitra GoFood menganggap GoFood berperan dalam pertumbuhan usaha mereka.

Lalu, seperti Djumini yang usahanya laris manis pada 2020-2021, hasil riset menyatakan bahwa pendapatan mitra UMKM GoFood rata-rata naik 66 persen pada 2021 dibandingkan 2020.

Baca juga: Riset: Gojek Sumbang Rp 249 Triliun Untuk Ekonomi Indonesia 2020 

Kenaikan pendapatan mitra Gojek secara keseluruhan dinilai berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional.

"Resiliensi, kecepatan pemulihan melalui peningkatan pendapatan mitra driver dan UMKM yang berada di ekosistem Gojek, serta loyalitas konsumen, berdampak positif pada pemulihan ekonomi Indonesia pada masa pandemi," ujar Wakil Kepala LD FEB UI Paksi CK Walandouw, dikutip dari siaran pers di laman ldfebui.org.

Hasil penelitian Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia tentang Kontribusi Ekosistem Gojek dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional Selama Pandemi 2022-2021.
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Hasil penelitian Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia tentang Kontribusi Ekosistem Gojek dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional Selama Pandemi 2022-2021.

Sebagai informasi, pendapatan mitra pengemudi GoRide dan GoCar disebut rata-rata meningkat 24 persen dan 18 persen pada 2021 dibandingkan 2020.

Kemudian, konsumen dinilai loyal karena membelanjakan lebih dari 1/4 pendapatan bulanan mereka di dalam ekosistem  Gojek.

"Peningkatan (pendapatan) tersebut membuat kontribusi ekosistem Gojek dan GoTo Financial pada perekonomian nasional diperkirakan naik 60 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 249 triliun atau 1,6 persen dari PDB Indonesia di tahun 2021," kata Paksi.

Baca juga: Gojek Terpilih Sebagai Salah Satu dari 10 Aplikasi Pembentuk Generasi Versi Google Play Store 

Adapun riset LD FEB UI ini dilakukan melalui kuesioner secara online dengan mayoritas responden tersebar di 21 kota di Indonesia.

Total responden 42.471 orang, yang terdiri dari konsumen, mitra GoFood, pengemudi, hingga kurir. Khusus mitra GoFood, ada 4.363 orang yang menjadi responden.

Riset dilakukan melalui pendekatan simple random sampling dengan margin of error 2 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.