JEO - News





Dalang "Nyeleneh" Itu Telah Berpulang...

Selasa, 15 Mei 2018 | 21:04 WIB

KABAR duka menyeruak dari Tegal, Jawa Tengah, pada Senin (14/5/2018) malam. Bupati non-aktif Tegal, Enthus Susmono, mangkat.

Sosok Enthus lebih dulu dikenal sebagai dalang. Bukan sekadar dalang, dia adalah dalang kreatif, "nyeleneh", tidak kaku mengikuti pakem, gojekannya lumayan saru walau terkendali, berlogat kental ngapak, tetapi penampilannya juga sarat pesan moral dan keagamaan.

Ucapan duka pun langsung mengalir, termasuk dari karibnya di dunia perdalangan, Sudjiwo Tedjo, yang dalam hitungan jam sudah mengunggah rasa hatinya itu lewat Twitter, menggunakan bahasa dalam rasa mereka sebagai sesama seniman.

Ungkapan duka budayawan Sudjiwo Tedjo untuk Ki Enthus Susmono

Baca juga: Budayawan: Ki Enthus Itu Seniman yang Lengkap

Saat menjadi Bupati Tegal, Enthus mengaku tak pernah menerima gaji untuk kantong pribadi. Dana operasional jabatan pun dia alokasikan untuk beragam kegiatan penunjang pemerintahan.

Sebelum lebih jauh mengenang mendiang, berikut ini rekaman wawancara Ki Enthus dengan Kompas TV beberapa waktu lalu:

Enthus dan Wayang...

Menjabat Bupati Tegal sejak 2014, Enthus mengaku kiprahnya sebagai abdi negara tak memisahkannya dari seni yang telah membesarkan namanya.

Baca juga: Bupati Grobogan: Ki Enthus Selalu Mengocok Perut Para Bupati

Menekuni dunia perwayangan dan perdalangan adalah hiburan sekaligus cara Enthus menjauhkan diri dari godaan korupsi....

Bahkan, kata dia, tetap menekuni dunia perwayangan dan perdalangan ini adalah hiburan sekaligus cara dia menjauhkan diri dari godaan korupsi.

Enthus juga akan tetap mendalang dan mengembangkan kreativitasnya, dengan membuat jenis wayang baru, terutama untuk berkomunikasi dengan warganya. Ia akan menjadi dalang "tunggu", yaitu dalang pada hari Sabtu dan Minggu saja.

Kiprah Enthus sebagai bupati sekaligus dalang itu pun antara lain diganjar penghargaan Anugerah Kebudayaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Diumumkan pada 2015, penghargaan diserahkan pada puncak perayaan Hari Pers Nasional pada 2016.

Baca juga: Bupati Pati Kenang Ki Enthus Sebagai Sosok yang Baik dan Humoris

Ini wawancara Ki Enthus di Kompas TV soal itu:

Seni Jadi Bupati

Dari seniman menjadi bupati, Enthus akui bukan tantangan mudah. Seperti dikutip Harian Kompas edisi 18 Januari 2014, dua hari pertama berkantor ia berusaha disiplin dengan jam kerja.

Meski Kamis (9/1/2014) malam ia pentas mendalang, misalnya, Jumat pagi dia sudah di kantor. Ia juga ikut senam bersama pegawai lain.

Baca juga: Ki Enthus Meninggal, Bagaimana dengan Pilkada Tegal?

Padahal, pertunjukan wayang kulit dengan lakon ”Konvensi Rojomolo” baru selesai Jumat dini hari. Supaya tak terlambat bekerja, Enthus memilih langsung ke kantor seusai pertunjukan wayang. Mandi pagi dilakukannya di kantor bupati.

”Saya bisa tidur di mushala atau di sofa ruang kerja,” ujar Enthus kala itu.

Ia juga tidak keberatan dibangunkan oleh stafnya jika ada tamu atau warga yang ingin bertemu. Bagi Enthus, disiplin dalam jabatannya saat ini menjadi tantangan menarik.

Bagi Enthus, disiplin dalam jabatannya menjadi tantangan menarik

Agar tidak mengurangi kualitas hubungan dengan keluarga, istri dan anaknya dibolehkan datang ke kantor untuk bertemu.

Untuk menjaga stamina, dia rutin meminum rebusan daun sirih dan jus daun pepaya. Air rebusan daun sirih berfungsi menjaga kualitas suaranya pula.

Enthus mangkat saat berstatus bupati non-aktif. Bersama wakilnya selama ini, Umi Azizah, Enthus kembali maju dalam Pilkada Serentak 2018. Namun, waktu berkata beda. Enthus mangkat dalam perjalanan menuju acara pengajian pada Senin malam.

Berikut ini catatan teramat ringkas mengenai kiprah Ki Enthus:

Ki Enthus dalam Kenangan

KEMATIAN adalah kepastian bagi makhluk bernyawa. Namun, datangnya yang kerap tiba-tiba tanpa pertanda, wajar juga menjadikannya duka. 

Sejumlah warga ikut mengangkat jenazah Enthus Susmono di halaman rumahnya di Desa Bengle, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (15/5/2018).
ANTARA FOTO/OKY LUKMANSYAH
Sejumlah warga ikut mengangkat jenazah Enthus Susmono di halaman rumahnya di Desa Bengle, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (15/5/2018).

Meski demikian, mencatat dan melanjutkan hal baik dari setiap jiwa yang lebih dulu berpulang bisa jadi merupakan cara terindah untuk mengobati kehilangan sekaligus mengabadikan kenangan. Ki Enthus bukan perkecualian.

Gubernur nonaktif Jawa Tengah Ganjar Pranowo, misalnya, menyebut Enthus telah menghadirkan pelayanan masyarakat yang riang selama menjadi Bupati Tegal.

Baca juga: Aksi Kocak Bupati Enthus saat Serahkan Bantuan Air Bersih

Menurut Ganjar—yang memiliki masa bakti jabatan nyaris sama dengan almarhum ini—Enthus punya ciri khas sebagai seniman dan dalang selama menjabat sebagai Bupati Tegal.

(Enthus jadi Bupati Tegal), pemerintahan tidak terlalu kaku, tidak protokoler, bisa dinikmati dengan suasana hati yang berbeda, riang dan gembira, nyeni...

"Dia mengombinasikan seni dan pemerintahan, menggunakan media seni pedalangan untuk sebar komunikasi politik. Karenanya, pemerintahan tidak terlalu kaku, tidak protokoler, bisa dinikmati dengan suasana hati yang berbeda, riang dan gembira, nyeni," tutur Ganjar, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/5/2018).

Soal kenyelenehan Enthus sebagai dalang, Ganjar punya cerita sendiri. Soal logat ngapak dan guyon saru selama ndalang, mungkin banyak orang sudah tahu atau bisa mencarinya di media sosial.

Namun, kata Ganjar, Enthus punya dua ciri yang juga selalu ada dalam setiap pergelaran wayangnya.

"Satu, syiar agama. Dua, kostum bisa aneh-aneh. Salah satu kostum aneh itu, dia tidak bawa keris, tapi pakai kaos bergambar keris," ujar Ganjar sembari tertawa mengenang momen itu.

Baca juga: Bupati Ki Enthus: Saya Kan Biasa Memimpin Negara, Astina

Meski demikian, Ganjar menyebut Enthus juga orang yang tegas soal penegakan hukum, meski cara bicaranya penuh canda atau sebaliknya tajam tak terkira.

"Kalau dia sudah interupsi dengan kata-kata pedas di rapat, semua sudah paham bahwa itu Enthus yang bicara," ujar Ganjar yang pada Senin tengah malam melayat ke rumah duka.

Bagi kalangan seniman, kehilangan juga jelas nyata terasa. Sejumlah kolega dan tokoh publik pun mengungkapkan rasa duka lewat beragam cara, termasuk di media sosial.

Sejumlah Ungkapan Duka di Twitter atas Meninggalnya Ki Enthus Susmono

Sugeng tindak, selamat jalan, Ki Enthus Susmono....