JEO - Peristiwa

Selasa, 30 Mei 2023 | 10:10 WIB

Foto Cerita

Langkah Para Biksu Menyusuri Pantai Utara Jawa

UNTUK pertama kalinya ritual thudong digelar di Indonesia. Sebanyak 32 biksu berjalan kaki melintasi empat negara, untuk merayakan Waisak 2567 BE, di Candi Borobudur, Minggu (4/6/2023).

Para biksu memulai perjalanan dari Nakhon Si Thammarat, sebuah kota di selatan Thailand, pada 23 Maret 2023. Kemudian, mereka berjalan melewati Malaysia dan Singapura.

Setelah beristirahat selama tiga hari di Singapura, para bhikkhu melanjutkan thudong dan tiba di Pelabuhan Internasional Harbour Bay, Kota Batam, pada Senin (8/5/2023).

Dari Batam, mereka menuju Jakarta menggunakan pesawat dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Rabu (10/5/2023).

Sebelum melanjutkan perjalanan, para biksu bertemu dengan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Supriyadi di kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (11/5/2023).

Kompas.com berkesempatan mengikuti para biksu menyusuri Kota Tegal, Jawa Tengah, hingga Pekalongan. Kami pun ikut merasakan betapa beratnya perjalanan yang mereka lalui.

Biksu istirahat saat menjalani ritual thudong di Kota Tegal, Jawa Tengah, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Biksu istirahat saat menjalani ritual thudong di Kota Tegal, Jawa Tengah, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
Biksu menjalani ritual thudong kembali melanjutkan perjalanan dari Kota Tegal, Jawa Tengah, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Biksu menjalani ritual thudong kembali melanjutkan perjalanan dari Kota Tegal, Jawa Tengah, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.

Para biksu menjalani thudong dari Kota Tegal, pada Rabu (24/5/2023). Sejak pukul 04.00 WIB, para biksu telah bersiap-siap di Kelenteng Tek Hay Kiong, tempat mereka bermalam.

Sekitar pukul 04.30 mereka berkumpul di depan kelenteng. Salah satu biksu asal Indonesia, yakni Bhante Kantadhammo atau Bhante Wawan, menyerahkan cendera mata kepada pengurus kelenteng sebagai wujud rasa terima kasih.

Tanpa menghabiskan banyak waktu, mereka bergegas berjalan kaki menuju titik pemberhentian berikutnya dengan menyusuri jalur pantai utara Pulau Jawa (pantura).

Rombongan para biksu menarik perhatian pengguna jalan dan warga yang menyaksikan dari pinggir jalan.

Ada yang mengabadikan momen langka itu sambil melambaikan tangan, ada pula yang memberikan air mineral dalam kemasan.

Setelah berjalan kaki sejauh kira-kira 15 kilometer, para biksu tiba di obyek wisata Pantai Purwahamba Indah sekitar pukul 07.15 WIB.

Ada momen menarik ketika seorang biksu menyapa warga di Tegal dengan senyum ramah dan ucapan asalamualaikum.

Peristiwa itu terjadi ketika para biksu tiba di Pantai Purwahamba Indah. Puluhan warga menyambut para biksu di pinggir jalan.

Ada pula siswa Sekolah Dasar Purwahamba I yang berbaris rapi di dekat pintu masuk. Mereka menyapa para biksu sambil melambaikan tangan.

Biksu menjalankan ritual thudong kembali melanjutkan perjalanan dari Kota Tegal menuju Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Biksu menjalankan ritual thudong kembali melanjutkan perjalanan dari Kota Tegal menuju Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
Biksu menjalani ritual thudong kembali melanjutkan perjalanan dari Kota Tegal, Jawa Tengah, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Biksu menjalani ritual thudong kembali melanjutkan perjalanan dari Kota Tegal, Jawa Tengah, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.

Puluhan siswa Sekolah Dasar Purwahamba I dan II, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, tampak antusias saat menyambut para biksu yang menjalani ritual thudong, pada Rabu (24/5/2023).

Mereka melambaikan tangan dan menyapa dengan ramah begitu para bhante tiba di obyek wisata Pantai Purwahamba Indah untuk beristirahat.

Keramahan para siswa itu pun dibalas dengan senyum lebar para biksu. Bahkan, salah satu bhante mengucapkan salam kepada mereka.

"Asalamualaikum," ucap biksu itu dengan tersenyum. Sontak, anak-anak SD itu membalas ucapan salam dengan kompak, "Waalaikumsalam."

Kepala Sekolah Purwahamba I Siwi Saptono Raharjo mengatakan, pihaknya sengaja mengajak siswa kelas 5 dan 6 menyambut para biksu untuk mengajarkan keberagaman serta toleransi beragama.

"Kami berusaha mengenalkan toleransi kepada anak-anak, bahwa agama di indonesia bukan hanya Islam, tapi ada Buddha, Hindu, Kristen, dan sebagainya," ujar Siwi kepada Kompas.com.

Siwi mengaku merasa terharu ketika melihat anak-anak begitu antusias menyambut para biksu.

Ia menuturkan, kehidupan antarumat beragama sudah seharusnya saling menghormati dan menghargai.

"Saya merasa terharu. Ini peristiwa besar menurut saya," ucap Siwi.

Setelah istirahat dan selesai makan pagi sekitar pukul 09.00 WIB, para biksu melanjutkan perjalanan menuju Kelenteng Tjeng Gie Bio, di Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Jaraknya sekitar 36 kilometer.

Biksu menjalankan ritual thudong kembali melanjutkan perjalanan dari Kota Tegal menuju Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Biksu menjalankan ritual thudong kembali melanjutkan perjalanan dari Kota Tegal menuju Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
Biksu menjemur jubah saat tiba di Klenteng Tjeng Gie Bio Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah dalam rangkaian ritual thudong, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Biksu menjemur jubah saat tiba di Klenteng Tjeng Gie Bio Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah dalam rangkaian ritual thudong, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.

Pada Rabu sore, rombongan thudong tiba di Kelenteng Tjeng Gie Bio. Total jarak yang ditempuh dari Kelenteng Tek Hay Kiong, Kota Tegal, sekitar 50 kilometer.

Kedatangan mereka disambut warga dengan antusias sambil memberikan makanan dan minuman ringan. Ada pula atraksi seni Barongsai di pelataran kelenteng.

Sementara area dalam kelenteng menjadi tempat istirahat biksu. Mereka duduk beralaskan tikar.

Keringat mengucur deras di tubuh mereka. Sejumlah biksu langsung melepas jubah dan mencucinya untuk dipakai lagi esok hari.

Biksu menjemur jubah saat tiba di Klenteng Tjeng Gie Bio Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah dalam rangkaian ritual thudong, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Biksu menjemur jubah saat tiba di Klenteng Tjeng Gie Bio Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah dalam rangkaian ritual thudong, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
Biksu persiapan untuk melanjutkan perjalanan ritual  thudong  dari Pemalang menuju Pekalongan di Klenteng Tjeng Gie Bio Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah saat ritual thudong, Kamis (25/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Biksu persiapan untuk melanjutkan perjalanan ritual thudong dari Pemalang menuju Pekalongan di Klenteng Tjeng Gie Bio Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah saat ritual thudong, Kamis (25/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.

Keesokan harinya, Kamis (25/5/2023), para biksu kembali berjalan kaki ke Kota Pekalongan Jawa Tengah.

Mereka tiba di Kanzus Sholawat milik Habib Luthfi bin Yahya, sekitar pukul 13.00 WIB.

Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid, Kapolres Pekalongan AKBP Albertus Recky Robertho, dan sejumlah toko masyarakat, menyambut rombongan thudong.

Sementara, berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com, Habib Luthfi tidak bisa ikut menyambut karena sedang berada di luar kota.

Setelah berjalan kaki dari Kelenteng Tjeng Gie Bio, Kabupaten Pemalang, sejak pukul 09.00 WIB, para bhante dipersilakan beristirahat di dalam gedung Kanzus Sholawat.

Salah satu inisiator thudong, Bhante Kantadhammo atau Bhante Wawan, mengucapkan terima kasih karena telah diberikan tempat untuk beristirahat.

"Sebelum thudong, saya sempat bertemu dengan Habib Luthfi. Beliau mengundang kami untuk mampir, beliau minta Bhante harus bermalam," ujar Bhante Wawan, saat memberikan sambutan.

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Pekalongan mengatakan, kehadiran biksu yang berasal dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia itu menjadi salah satu momen tidak terlupakan.

Sebab, ritual thudong atau berjalan kaki melintasi empat negara baru pertama kali digelar di Indonesia.

"Alhamdulillah, kalau kita lihat dari kemarin, warga sangat antusias dalam menyambut kedatangan para biksu," ujar Afzan.

Biksu tiba di Kanzus Sholawat milik Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan, Jawa Tengah dalam rangkaian perjalanan ritual thudong, Kamis (25/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Biksu tiba di Kanzus Sholawat milik Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan, Jawa Tengah dalam rangkaian perjalanan ritual thudong, Kamis (25/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
Biksu persiapan untuk melanjutkan perjalanan ritual  thudong  dari Pemalang menuju Pekalongan di Klenteng Tjeng Gie Bio Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah saat ritual thudong, Kamis (25/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Biksu persiapan untuk melanjutkan perjalanan ritual thudong dari Pemalang menuju Pekalongan di Klenteng Tjeng Gie Bio Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah saat ritual thudong, Kamis (25/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.

Selama melakukan thudong, para biksu hanya makan satu kali sehari, menerima makanan serta minuman dari sedekah umat, dan bermalam di suatu tempat pada malam hari.

Bhante Wawan mengatakan, thudong merupakan perjalanan spiritual yang pernah dilakukan Sang Buddha dan para murid.

Di negara-negara Buddhis, thudong kerap dipraktikkan oleh biksu khamatama atau biksu dhutanga yang tinggal di hutan.

"Kami mengikuti zamannya Sang Buddha dan para bhikkhu yang tradisinya masih alami, benar-benar mereka mempraktikkan dhutanga ini," ujar Bhante Wawan, saat ditemui di kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (11/5/2023).

Menurut Bhante Wawan, biksu dhutanga biasanya hanya makan satu kali sehari, tidak mau menerima pakaian yang bagus dan tidak menerima uang.

Bahkan ada pula biksu yang tidak mau berbaring ketika tidur. Mereka terlelap dalam posisi duduk.

Selain sebagai ritual, Bhante Wawan juga ingin menunjukkan eksistensi biksu dhutanga kepada umat Buddha dan tradisi Sang Buddha yang masih berjalan.

"Saya mau menunjukkan, khususnya untuk masyarakat Indonesia, bhikkhu dhutanga itu masih ada sampai sekarang. Memang jumlahnya sedikit tapi benar-benar masih ada, belum hilang," ucapnya.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional Bhante Dhammavuddho. Ia mengatakan, ritual thudong dilakukan Sang Buddha ketika saat itu belum ada wihara dan tempat tinggal.

Para bhante pada zaman itu, kira-kira 2.500 tahun yang lalu, tinggal dari hutan ke hutan.

"Jadi para bhante itu diberikan kesempatan oleh Sang Buddha untuk tinggal di tiga tempat, yakni hutan, gunung atau gua, kemudian permakaman yang sepi," ujarnya.

Menurut Bhante Dhammavuddho, ritual ini diharapkan bisa melatih kesabaran para biksu selama perjalanan.

“Karena Sang Buddha bilang kesabaran adalah praktik Dharma yang paling tinggi. Mereka merasakan panas, hujan, pengap, makan cuma sehari sekali, minuman seadanya. Jadi mereka melatih diri seperti ini,” tutur dia.

Antusias warga menyambut biksu yang melintas menjalani ritual thudong saat perjalanan dari Kota Tegal ke Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Antusias warga menyambut biksu yang melintas menjalani ritual thudong saat perjalanan dari Kota Tegal ke Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (24/5/2023). Sebanyak 32 biksu jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur untuk meyambut Hari Raya Waisak.