JEO - Insight

Jelajahi
6 Surga Indonesia,
Bali Salah Satunya

Sabtu, 25 September 2021 | 08:51 WIB

Mendampingi Bali, ada lima Destinasi Super Prioritas yang patut pula disebut sebagai surga Indonesia, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.

MEMBENTANG dari Sabang sampai Merauke, Indonesia punya banyak surga, tidak hanya Bali. Meskipun, Bali memang tetap tak akan pernah bisa benar-benar dilewatkan juga.

Mendampingi Bali, ada lima Destinasi Super Prioritas yang patut pula disebut sebagai surga Indonesia.

Lima Destinasi Super Prioritas itu adalah Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.

Yuk, kita jelajah virtual dulu. Siapa tahu, dari mata lalu jadi sebuah tekad untuk benar-benar ke sana begitu situasinya bisa untuk itu. 

Klik kotak-kotak menu di bawah ini lalu ikuti navigasi yang tersedia, jelajahi enam surga Indonesia ini, yaitu Bali dan lima Destinasi Super Prioritas:

 

 Atau, lanjut gulirkan saja layarmu dan susuri semuanya satu per satu.

Kalaupun sekarang ada destinasi yang sudah memungkinkan kita datangi, jangan lupa bahwa protokol kesehatan tetap masih jadi syarat mutlak.

Ada pula prosedur yang perlu ditaati di setiap lokasi yang dilintasi dan dituju, tergantung kebijakan dan situasi pandemi.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif punya protokol khusus terkait kesehatan dan kebersihan, yaitu protokol kesehatan cleanliness, health, safety, and environmental sustainability (CHSE).

Namun, sertifikasi CHSE juga belum sepenuhnya dapat diadopsi setiap destinasi, obyek wisata, dan atau fasilitas penunjangnya. 

Dalam situasi ini, kecermatan kita memprioritaskan pilihan yang telah tersertifikasi CHSE jadi kunci.

Sebaliknya, bila memang tak ada atau tidak banyak pilihan yang telah tersertifikasi CHSE, kedisplinan kita menjalankan protokol kesehatan merupakan tameng perlindungan tunggal yang jangan sampai kebobolan.

Klik saja ini untuk melompat ke bagian artikel soal protokol kesehatan CHSE tersebut.

 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PROTOKOL
KESEHATAN
CHSE

Ilustrasi berwisata di tengah pandemi dengan protokol kesehatan.
SHUTTERSTOCK/DODOTONE
Ilustrasi berwisata di tengah pandemi dengan protokol kesehatan.

SELAMA belum ada cara dan obat yang benar-benar ampuh dan efektif menangkal Covid-19, pencegahan dan kewaspadaan adalah tameng terpenting kita agar tidak terpapar dan atau berisiko menularkan penyakit ini.

Mulai dibukanya peluang untuk bepergian—termasuk berwisata—ke sejumlah wilayah pun tidak serta-merta bikin kewaspadaan boleh sirna. Protokol kesehatan tetap adalah syarat mutlak dan harus disiplin kita jalankan bersama. 

Saat ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif punya protokol khusus terkait kesehatan dan kebersihan. Namanya, protokol kesehatan cleanliness, health, safety, and environmental sustainability (CHSE).

Namun, sertifikasi CHSE juga belum sepenuhnya dapat diadopsi setiap destinasi, obyek wisata, dan atau fasilitas penunjangnya. Dalam situasi ini, kecermatan kita memprioritaskan pilihan yang telah tersertifikasi CHSE jadi kunci.

Klik link ini untuk memeriksa dan mendapatkan informasi rinci mengenai kesiapan CHSE dari destinasi wisata tujuan kita.

Sebisa mungkin, pilih penginapan, tempat makan, dan lokasi-lokasi yang telah memiliki sertifikasi CHSE atau setidaknya memenuhi kriterianya. 

Sebaliknya, bila memang tak ada atau tidak banyak pilihan yang telah tersertifikasi CHSE, kedisplinan kita menjalankan protokol kesehatan merupakan tameng perlindungan tunggal yang jangan sampai kebobolan.

Berikut ini ringkasan protokol kesehatan CHSE bagi kita sebagai pelancong:

Patuhi prosedur

Selama berwisata, kita harus mengikuti semua prosedur yang telah ditetapkan pemerintah terkait upaya pengendalian dan penanganan wabah Covid-19.

Ini termasuk memenuhi persyaratan untuk bisa melakukan perjalanan dan mematuhi ketentuan-ketentuan lain seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan yang sejenis. 

Perilaku hidup bersih

Selama berwisata, kita harus menjalankan perilaku hidup sehat.

Misal, tidak melakukan kontak fisik dengan banyak orang, tidak menyentuh bagian wajah saat berwisata tanpa didahului cuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, serta menjaga jarak aman minimum satu meter.

Kita juga perlu rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, memakai masker, menerapkan etika bersin dan batuk, serta selalu mengonsumsi makanan sehat dan vitamin.

Harus sehat

Kita harus memastikan diri dalam kondisi sehat ketika memutuskan hendak berwisata. Ada beberapa kriteria sehat ini.

Di antara kriteria itu adalah suhu tubuh di bawah 37,3 derajat Celcius. Kita juga tidak demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan sesak napas.

Sudah vaksin

Sebelum melakukan perjalanan liburan, kita harus telah divaksin minimal satu dosis. Jangan lupa bawa kartu atau sertifikat vaksin. 

Tidak sembarangan menyentuh

Ketika berwisata, kita sedapat mungkin menghindari menyentuh barang publik yang berpotensi disentuh banyak orang. Bila menyentuh, segera cuci tangan dengan air tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer.

Informasikan jika ada gejala

Kita wajib menginformasikan kepada karyawan dan pemandu wisata jika mengalami gangguan kesehatan, seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan sesak napas.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah dan mendeteksi dini penyebaran Covid-19 di lingkungan destinasi wisata.

Pakai pembayaran nontunai

Reservasi penginapan dan akomodasi sebaiknya dilakukan melalui telepon, media sosial, atau media daring sejak sebelum datang ke destinasi tujuan. 

Pembayaran reservasi juga sebisa mungkin dilakukan secara nontunai.

Bawa peralatan makan pribadi

Bawa peralatan makan pribadi. Saat ini sudah ada banyak perkakas makan pribadi yang dirancang untuk praktis dibawa sehari-hari termasuk untuk perjalanan wisata.

Tujuannya, meminimalkan kontak kita dengan peralatan yang dipakai bergantian oleh banyak orang.

Baca juga: Catat, Daftar Hotel Bersertifikat CHSE di 5 Destinasi Super Prioritas

Di kondisi darurat

Bila terjadi kondisi darurat secara mendadak, beritahukan segera kepada karyawan dan pemandu wisata lokal.

Ada standar prosedur operasional (standar operational prosedure/SOP) bagi karyawan dan pemandu untuk mengarahkan dan membantu kita dalam situasi darurat. 

 

Panduan lengkap mengenai protokol kesehatan CHSE dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk aneka kebutuhan yang lebih spesifik, termasuk bagi pengelola destinasi dan pemerintah daerah setempat, dapat disimak di sini.