Jangan mati gaya kalau libur Lebaran tak beranjak dari Jakarta dan sekitarnya. Ada kesempatan langka yang hanya enak dinikmati di sini saat musim libur Lebaran seperti sekarang. Apa dan bagaimana sajakah itu?
BAGI warga Jakarta dan sekitarnya yang tak memiliki tradisi mudik, libur Lebaran tetaplah jadi momen istimewa. Ia singkat, tetapi amat berharga.
Selain saat-saat seperti ada unjuk rasa 21-22 Mei 2019, hanya pada momen Lebaran-lah Ibukota kosong-melompong. Betul-betul langka dan rasanya butuh dimanfaatkan sebaik mungkin.
Warga Jakarta rasanya tahu betul “nikmatnya” jalan-jalan Ibu Kota yang seolah ditakdirkan macet berubah lengang selama Lebaran.
Waktu tempuh berkendara dari satu titik ke titik lain yang tiba-tiba terpangkas habis saat Lebaran, tiap tahun pasti jadi cerita yang dituturkan dengan begitu bersemangat saat bersua kolega.
Anda yang tak mudik boleh jadi merasa sayang jika menyia-nyiakan kesempatan ini hanya dengan berdiam di rumah kala Lebaran.
Bahkan, bagi sebagian kalangan, jalan-jalan bertualang di Ibu Kota saat Lebaran wajib hukumnya. Kapan lagi, coba?
Di luar libur Lebaran yang lengang, hidup orang-orang Jakarta setiap Senin hingga Jumat itu cenderung terjebak rutinitas.
Lalu, libur akhir pekan, pelbagai destinasi liburan dan refreshing diserbu sesama warga Jakarta yang berduyun-duyun mencari udara segar, sejenak, sebelum balik terjebak rutinitas.
Pas sebagian besar orang yang biasa menyesaki Ibu Kota pulang ke kampung halaman, bahkan menjajal jalanan baru di kawasan Jakarta dan sekitarnya pun patut jadi pilihan. Biar berasa bagusnya Jakarta itu sebenarnya.
Lho, ada jalan baru? Ada, kawan.
Ini foto-foto dan lokasinya, klik gambar di bawah ini untuk dapat melihat sederet sajian interaktif foto dari lokasi jalan-jalan baru itu:
Meskipun jalanan kosong-melompong, beberapa destinasi andalan di Jakarta kerap jadi simpul keramaian warga yang berlibur selama Lebaran.
Ancol Taman Impian, termasuk Dufan, Taman Mini Indonesia Indah, atau Taman Margasatwa Ragunan, misalnya.
Lantas ke mana sebaiknya berlibur memanfaatkan momen Lebaran di Jakarta?
Kalau belum punya ide, museum hopping bisa jadi pilihan agenda yang seru sekaligus bermanfaat. Buat catatan, Jakarta punya 64 museum, dengan ragam keunikan masing-masing.
Belasan di antara museum itu begitu ikonik. Sebut saja Museum Nasional, Museum Fatahillah, Museum Bank Indonesia, dan jangan lupa Monumen Nasional (Monas).
Agenda berpindah-pindah dari satu museum ke museum lain pun bisa dilakukan relatif efisien, mengingat kondisi jalan yang sedang lengang-lengangnya.
Di area Medan Merdeka yang mengelilingi Monas, misalnya, Anda dapat melahap tiga museum secara langsung dalam satu hari andai berangkat sejak pagi.
Anda bisa menghirup segarnya udara pagi Jakarta yang minim polusi kendaraan pada saat Lebaran di Monas dengan bersepeda. Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas menyediakan layanan sepeda gratis ini sejak beberapa waktu lalu.
Anda tinggal memberikan jaminan KTP saat hendak meminjam sepeda, setelah menginstal dan melakukan registrasi pada aplikasi “GOWES” di ponsel Anda.
Terlebih lagi, kecuali saat hari H Idul Fitri yang jatuh pada Rabu, 5 Mei 2019, Monas buka saban hari; termasuk Senin (3/6/2019). Biasanya Monas tutup bagi pengunjung setiap Senin.
Anda juga dapat menikmati pertunjukan air mancur menari warna-warni di Monas yang biasanya hanya diadakan pada akhir pekan.
Monas yang relatif sepi tentu bakal membuat Anda leluasa menjelajahi berbagai sisinya tanpa perlu lama mengantre; menikmati setiap diorama yang berkisah soal sejarah perjuangan bangsa di area museumnya. Foto yang ciamik tanpa gangguan pun jadi bonus tersendiri.
Dari sana, Anda dapat menyeberang ke Medan Merdeka Barat, menyambangi Museum Gajah alias Museum Nasional. Museum ini merupakan museum terbesar dan tertua di Asia Tenggara.
Berbagai serba-serbi yang terangkum dalam 140.000 koleksi sejarah Nusantara. Mulai dari menhir zaman purba, prasasti, arca, keramik, kain, alat musik, hingga mata uang dan perhiasan era kerajaan, tersimpan dengan rapi dan memikat di dalamnya.
Ada juga arca, keramik, kain, dan alat musik tradisional. Museum ini kerap pula menjadi ajang eksebisi karya-karya monumental seniman nasional.
Waktu bakal terasa berjalan cepat ketika Anda menelusuri Museum Nasional yang sejuk dan mengamati ribuan koleksinya yang menakjubkan itu.
Jika sudah puas mengelilingi Museum Gajah, Anda dapat bergeser ke Museum Taman Prasasti. Cukup berjalan kaki ke arah belakang Museum Gajah.
Museum Taman Prasasti benar-benar berbeda dengan museum pada umumnya yang berada di dalam ruangan.
Penampakan museum ini didominasi halaman terbuka. Rindang pepohonan menaungi berbagai patung, ukiran, pemakaman, dan nisan-nisan kosong bergaya Eropa.
Terdapat lebih dari 900 nisan beserta patung dengan aneka gaya dan rupa yang dipajang di “taman” sebelah luar bangunan utama.
Bangunan utama Museum Taman Prasasti dirancang dengan gaya Yunani. Ciri khasnya, pilar-pilar besar di bagian depannya.
Meskipun terdiri dari aneka ragam desain, umumnya gaya klasik mewarnai sebagian besar area museum.
Didukung dengan suasana yang asri dan teduh, Museum Taman Prasasti bisa jadi lokasi memikat untuk berburu foto dengan nuansa gloomy.
Itu baru museum di area Medan Merdeka. Masih ada lagi sejumlah kawasan yang bisa Anda jelajahi habis-habisan mumpung Lebaran.
Di sisi barat-utara kota, kawasan Kota Tua dan berbagai museum serta bangunan tua yang ada di sekitarnya tentu pantang buat dilewatkan. Lagi-lagi, biasanya kawasan ini senantiasa ramai dikunjungi pada akhir pekan di luar Lebaran.
Anda dapat berpuas-puas berkeliling Museum Fatahillah, Museum Wayang, atau Museum Keramik, yang semuanya ada di satu kawasan.
Jika masih punya banyak waktu, Anda pun dapat menengok sejarah seputar mata uang di Museum Bank Indonesia dan Museum Mandiri yang letaknya hanya sepelemparan batu dari sana.
Apabila Anda doyan berburu foto, tentu saja bangunan-bangunan tua yang melela di sekitar Kota Tua bakal jadi objek serta latar yang apik. Belum lagi nuansa Eropa yang kental terasa di Kali Besar yang mustahil Anda tampik kalau memang mendaku sebagai fotografer.
Belum puas juga?
Kalau masih berniat untuk museum hopping dan berburu foto, Anda bisa berkendara selama kurang lebih 15 menit dari Kota Tua ke Museum Bahari di Jakarta Utara.
Di museum bernuansa kuno dan sederhana itu, Anda dapat menyaksikan identitas Jakarta sebagai kota dagang dengan pelabuhannya yang ramai pada masa silam.
Setelahnya, Anda bisa pula melipir ke Pelabuhan Sunda Kelapa untuk berburu foto kesibukan bongkar muat kapal dan kontainer. Jaraknya tak sampai 3 kilometer dari kawasan Kota Tua.
Itu bila Anda masih punya persediaan energi dan waktu yang cukup. Jika tidak, puas-puaskanlah diri dengan membaca buku atau bersantai di Taman Fatahillah hingga malam mendarat.
Embusan angin sepoi-sepoi bakal terasa begitu membuai dan mengantarkan perasaan bahwa kota ini ibarat dimiliki seorang diri. Sehabis itu, pulanglah dengan damai, menyesap tenteramnya wajah Jakarta.
Kalau masih belum sreg, coba juga jelajahi sejumlah ikon baru wisata Jakarta. Buat inspirasi awal, silakan klik gambar di bawah ini untuk mendapati sajian interaktif jepretan fotografer Kompas.com berikut ini:
Sekali lagi, kapan coba bisa menjelajah dan melenggang leluasa begini di Jakarta kalau bukan saat libur Lebaran?