HBO telah menentukan musim kedelapan (season 8) Game of Thrones akan tayang perdana pada 14 April 2019. Pemungkas cerita dari serial yang tayang sejak 2011 ini tidak hanya dinantikan pencintanya, tapi diprediksi akan mencetak rekor dalam dunia pertelevisian.
Bagaimana demam kisah fantasi yang terinspirasi dari sejumlah judul novel karya George RR Martin ini bermula? Akankah musim terakhir dari serial ini memunculkan kejutan-kejutan sebagaimana musim-musim sebelumnya?
BAGI pencinta fantasi, Game of Thrones (GoT) memenuhi banyak persyaratan untuk dijadikan cerita favorit.
GoT punya kisah tentang putri raja, pertarungan para kesatria, keperkasaan naga, kelompok pembunuh bayaran misterius, bahkan mayat hidup yang berupaya menguasai dunia manusia.
Tentu saja, kesuksesan GoT bukan semata karena memenuhi unsur-unsur tersebut.
Sang penulis, George RR Martin, meramu semua unsur itu dengan alur ruwet nan menjelimet, dan puluhan tokoh berkarakter kuat.
Masih ditambah, selalu ada unsur kejutan yang membuat pembaca tak hanya menahan napas karena ketegangan cerita tetapi juga gemas karena karakter idolanya "dimatikan" begitu cepat.
Malah, bisa jadi faktor yang terakhir itu membuat GoT menjadi pembicaraan, lebih-lebih saat Game of Thrones diangkat HBO menjadi serial televisi.
Misalnya, penonton terhenyak saat Penguasa di Utara alias Warden of the North, Eddard "Ned" Stark, tewas dipenggal atas tuduhan pengkhianatan di musim pertama.
Padahal, sejak episode perdana Ned digambarkan sebagai sosok kesatria yang menjunjung kehormatan dan penuh kebijaksanaan.
"Kegilaan" Martin dalam membunuh karakter protagonis semakin menjadi-jadi di episode dan musim-musim tayang berikutnya.
"Kegilaan" Martin dalam membunuh karakter protagonis semakin menjadi-jadi di episode dan musim-musim tayang berikutnya
Dalam musim ketiga episode kesembilan, "The Rains of Castamere" (2013), penonton menahan sesak, setelah banyak tokoh idola mati mengenaskan.
Putra Ned Stark yang baru dilantik jadi Raja di Utara, Robb Stark, tewas setelah belasan anak panah melesak dan menghujam dadanya.
Robb yang dalam misi pemberontakan terhadap pusat kerajaan yang dikuasai keluarga Lannister, malah sempat menyaksikan istrinya yang sedang hamil ditikam tepat di kandungan.
Sedangkan sang ibu yang juga istri Ned, Catelyn Stark, tewas dengan luka sabetan di leher, tak lama setelah melihat sulungnya mengembuskan napas terakhir.
Red Wedding, atau pembantaian dalam jebakan pesta pernikahan yang digelar bangsawan Walder Frey tersebut menjadi salah satu adegan paling ikonik sepanjang sejarah televisi. Situs Rotten Tomatoes dan IGN bahkan memberi nilai sempurna, 100 persen dan 10/10.
Episode ini dianggap begitu emosional dan meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi penontonnya. GoT menjadi obyek yang selalu dibicarakan, baik itu di dunia maya atau dunia nyata.
Setelah musim ketiga yang penuh dengan adegan pembantaian itu berakhir, jumlah penonton GoT semakin bertambah.
Berdasarkan Nielsen TV Ratings, musim pertama hingga ketiga GoT "hanya" mencetak jumlah penonton maksimal hingga 5,5 juta penonton di Amerika Serikat per episode, yaitu "The Climb" (2013, S03E06).
Episode yang terakhir ditayangkan HBO, "The Dragon and the Wolf" (2017, S07E07) membukukan 12,1 juta penonton di AS. Rekor!
Adapun episode yang terakhir ditayangkan HBO, "The Dragon and the Wolf" (2017, S07E07) membukukan 12,1 juta penonton di AS. Rekor!
Angka yang diraih ini tentu menjadi sebuah catatan fantastis, mengingat HBO merupakan saluran televisi berbayar. Selain itu, GoT masuk dalam kategori tayangan dewasa (MA) karena penuh adegan seks dan kekerasan, sehingga tak bisa ditonton semua kalangan.
Namun, perolehan jumlah penonton ini dapat dimaklumi jika kita mengetahui betapa seriusnya pembuatan GoT. Sejak musim keenam, pembuatan per episodenya setidaknya butuh 10 juta dollar AS atau sekitar Rp 133,8 miliar (1 dollar AS setara Rp 13.380 pada Juni 2016).
Dengan dana sebesar itu, GoT mampu menghasilkan suguhan sinema yang tak kalah kolosal dengan film layar lebar, terutama dalam episode "Battle of the Bastards" (2016, S06E09).
Entertainment Weekly mencatat bahwa episode itu melibatkan 600 kru film dan 500 figuran, menggunakan 160 ton kerikil untuk mengatasi lumpur dan 70 kuda, memakai 25 pemeran pengganti dan 4 kru kamera, serta butuh 25 hari untuk syuting.
Untuk musim terakhirnya, menurut Daily Beast, HBO telah menyiapkan anggaran setidaknya 15 juta dollar AS atau sekitar Rp 212,63 miliar memakai kurs saat ini, untuk satu episode.
Dahsyatnya adegan perang dalam "Battle of the Bastards" membuat penonton takjub. Belum pernah ada adegan dibuat sedahsyat ini untuk "sebuah serial televisi".
Hasilnya pun terlihat. Menurut GQ, episode ini merajai Emmy Awards ke-68 dengan mencetak rekor perolehan 7 piala untuk satu episode, dari 12 piala Emmy yang didapat GoT tahun itu.
Untuk musim terakhirnya, menurut Daily Beast, HBO telah menyiapkan anggaran setidaknya 15 juta dollar AS atau sekitar Rp 212,63 miliar memakai kurs saat ini, untuk satu episode.
Dengan dana teramat besar seperti itu, tentunya penonton mengharapkan adegan yang jauh lebih dahsyat ketimbang "Battle of the Bastards".
Antusiasme penonton terhadap musim kedelapan ini terlihat nyata. Cuplikan tayangannya saja sudah begitu ditunggu. Hingga akhirnya rekor pun pecah saat HBO secara resmi merilis trailer untuk musim pemungkas GoT pada Januari 2019.
Dalam waktu 24 jam, trailer itu mencetak rekor 81 juta penonton untuk semua platform media sosial. Perolehan ini menjadi trailer di HBO paling banyak ditonton, melewati rekor 61 juta penonton dalam 24 jam yang didapat trailer GoT musim ketujuh.
Memasuki April 2019, ketegangan semakin terasa. Winter is here...
SESUAI judulnya, Game of Thrones (GoT) berkisah tentang perebutan kekuasaan antar-keluarga kerajaan. Mereka bersiasat: menjalin koalisi atau pura-pura mendekat dengan tujuan berkuasa. Tidak ada kawan, tidak ada lawan, yang ada hanya kepentingan.
Latar belakang ini memang tidak dijelaskan dalam serial yang ditayangkan HBO, tetapi ditulis cukup detail oleh Martin di novel dan buku pendampingnya.
Perebutan kekuasaan untuk menguasai singgasana Iron Throne yang berhiaskan ribuan pedang yang dilebur jadi satu itu memang kompleks dan tak mudah dicerna. Tentu ada baiknya untuk terlebih dulu memahami latar belakang cerita.
Latar belakang ini memang tidak dijelaskan dalam serial yang ditayangkan HBO, tetapi ditulis cukup detail oleh Martin di novel dan buku pendampingnya.
George RR Martin mengisahkan GoT dengan latar belakang dunia rekaan yang terdiri dari dua benua, yaitu Westeros dan Essos.
Westeros, merupakan representasi dunia "Barat", awalnya dikuasai tujuh kerajaan yaitu Stark (Winterfell), Arryn (Vale), Hoare (Harrenhal), Lannister (Casterly Rock), Gardener (Reach), Durrandon (Stormlands), dan Martell (Dorne).
Tak lama kemudian, Westeros ditaklukkan oleh Aegon I Targaryen alias Aegon the Conqueror. Targaryen merupakan keluarga kerajaan keturunan bangsa Valyria dari Essos di Timur.
Valyria dikenal sebagai bangsa dengan peradaban tinggi, sekaligus bangsa penakluk karena keahliannya menguasai dan mengendarai naga.
Bangsa Valyria sebenarnya musnah saat terjadi erupsi besar yang dikenal sebagai The Doom. Hanya keluarga Targaryen yang tersisa, itu pun karena mereka telah menguasai wilayah Dragonstone di Westeros beberapa tahun sebelum bencana besar itu terjadi.
Meski menaklukkan Westeros, Aegon I hanya menguasai enam dari tujuh kerajaan. Dorne atau Keluarga Martell tak berhasil dikuasai Sang Penakluk.
Bermacam peperangan tetap terjadi meski Aegon I telah menguasai Westeros. Dinamika pun terjadi hingga akhirnya sejumlah keluarga musnah, yaitu Hoare, Gardener, dan Durrandon.
Kerajaan dan keluarga baru pun muncul. Misalnya, Baratheon yang kemudian menguasai Stormlands, Tyrell yang menguasai Reach, Greyjoy yang menggantikan kekuasaan Hoare dan menguasai Iron Islands, serta Tully yang menguasai Riverrun.
Kekuasaan Targaryen mengalami penurunan kualitas, beberapa generasi setelah Aegon I. Krisis kepemimpinan terjadi di era Aerys II Targaryen alias Si Raja Gila (Mad King).
Aerys II bersikap sewenang-wenang dan mencurigai semua orang berniat menjatuhkannya. Kecurigaan Mad King terhadap Tywin Lannister yang merupakan The Hand alias "tangan kanannya", membuat dia menunjuk Jaime Lannister, anak Tywin, sebagai pengawal atau Kingsguard, hanya untuk menjatuhkan martabat keluarga Lannister.
Keadaan semakin rumit saat putra sulung Raja, Rhaegar Targaryen, jatuh cinta kepada Lyanna Stark dari Winterfell. Padahal, Rhaegar sudah menikah dengan Elia Martell dari Dorne dan Lyanna sudah dijodohkan dengan Robert Baratheon.
Rhaegar yang menikah diam-diam dengan Lyanna kemudian dituduh menculik putri Keluarga Stark. Saat Brandon Stark mengerahkan pasukan untuk mengambil kembali adiknya, Lyanna, Brandon ditahan Mad King atas tuduhan pengkhianatan.
Raja dari Utara Rickard Stark, yang meminta pengampunan terhadap putranya, Brandon, dan pemulangan putrinya, Lyanna, juga dihukum oleh Mad King. Tak hanya itu, Rickard Stark, Raja Winterfell di Utara, dibakar hidup-hidup.
Aksi gila itu membuat Robert Baratheon yang sudah dijodohkan dengan Lyanna Stark, memulai pemberontakan. Robert dengan mudah mengajak Eddard "Ned" Stark untuk melawan kepemimpinan Targaryen.
Dukungan terhadap Robert's Rebellion semakin luas, tak hanya dilakukan keluarga Baratheon dan Stark, tetapi juga Arryn, Tully, Lannister, dan Greyjoy.
Singkat kata, pemberontakan ini berhasil menjatuhkan keluarga Targaryen. Aerys II Targaryen alias Mad King dibunuh oleh Kingsguard-nya, Jaime Lannister. Rhaegar tewas di tangan Robert.
Sedangkan Lyanna, adik Ned Stark, meninggal setelah melahirkan bayi laki-laki yang dititipkan kepada Ned. Kelak, bayi hasil pernikahan seorang Targaryen dengan Stark itu dikenal dengan nama Jon Snow.
Bagi keluarga Targaryen, peluang perebutan tahta masih terbuka lebar setelah dua anak Mad King melarikan diri ke Essos. Salah satu anak Mad King itu bernama Daenerys Targaryen, yang di kemudian hari berhasil menghimpun kekuatan dari Timur untuk menguasai kembali Westeros.
Karena gagal menikahi Lyanna, Robert yang kemudian menjadi Raja Westeros kemudian mempersunting putri Tywin, Cersei Lannister. Dengan bermacam cara, Cersei akan menjadi sosok paling berpengaruh yang akhirnya menguasai King's Landing.
Setelah itu... kisah GoT versi HBO pun dimulai, dengan episode perdana Winter is Coming yang tayang pada 17 April 2011.
Pada musim kedelapan dengan jadwal tayang mulai 14 April 2019, Jon Snow, Daenerys, Cersei, serta keturunan keluarga Stark seperti Arya dan Sansa, akan menjadi sorotan utama.
Keadaan makin seru, karena di luar Tembok Besar yang membentang di Utara, pasukan mayat hidup yang dipimpin Night King berusaha menghancurkan eksistensi manusia.
Pasukan white walkers itu bergerak semakin jauh ke Selatan, yang bisa saja menghancurkan semua pasukan yang berniat menguasai King's Landing.
GEORGE RR Martin pernah mengungkap bahwa kisah perebutan kekuasaan yang ditulisnya tak terinspirasi dari peristiwa akbar dalam sejarah. Kepada Stephen Colbert di The Late Show, Martin justru mengaku inspirasi dia dapat dari masa kecilnya, yaitu saat memelihara kura-kura.
Martin mengaku inspirasi GoT dia dapat dari masa kecilnya, yaitu saat memelihara kura-kura.
Saat itu, dia memiliki sejumlah kura-kura yang dipelihara di dua akuarium bulat dan ditempatkan di istana mainan. Dia heran saat mendapati banyak kura-kuranya mati cepat, padahal sudah diberi makan.
Dengan penuh imajinasi, Martin menyebut bahwa kura-kura itu mati karena berebut tahta, saat berupaya menguasai istana. "Mereka bersaing berebut singgasana kura-kura. Mereka saling bunuh saat berusaha menjadi raja kura-kura," ujar Martin.
Tentu saja, karakter dalam GoT jauh lebih kompleks dari kura-kura. Malahan, George Martin menghadirkan sejumlah tokoh berkarakter kuat.
Misalnya, putri raja yang terusir setelah keluarganya dibantai, ratu penuh taktik dan hasrat berkuasa, anak-anak bangsawan yang berusaha bangkit setelah keluarganya nyaris binasa, hingga "anak haram" yang ingin membuktikan eksistensinya sebagai seorang pemimpin.
Mereka yang terlibat dalam perebutan singgasana bernama Iron Throne itu juga lebih banyak dari jumlah kura-kura yang dipelihara Martin. Sangat banyak malah, sampai sulit untuk memperkenalkan semuanya. Karena itu, setidaknya kita perlu mendalami beberapa karakter penting.
George RR Martin boleh saja mengaku bahwa inspirasi didapat dari pertempuran "kura-kura" peliharaannya. Namun, secara sederhana pertempuran antar-keluarga ini mengingatkan orang akan perebutan tahta di Inggris Raya pada abad ke-15, The Wars of the Roses.
Saat itu, timbul perebutan tahta antara House of York (Mawar Putih) melawan House of Lancaster (Mawar Merah). Permusuhan tak hanya dilampiaskan dalam peperangan terbuka, tapi juga lewat intrik terselubung, penuh taktik untuk menjatuhkan kekuasaan.
Begitu pun dengan Game of Thrones versi HBO. Kisah ini mengambil setting setelah era Robert's Rebellion, yaitu saat Robert Baratheon berhasil menjadi raja dengan menaklukkan Aerys II Targaryen.
Robert mendatangi kawan lamanya, Eddard "Ned" Stark yang menjadi Raja Winterfell, penguasa di bagian utara. Dia ingin mengangkat Ned sebagai "The Hand". Langkah ini dilakukan Robert karena The Hand sebelumnya, Jon Arryn, yang juga guru bagi Robert dan Ned, meninggal setelah menderita sakit misterius.
Saat menjadi The Hand, Ned Stark menyelidiki kematian misterius Jon Arryn. Ned menduga bahwa Jon tewas diracun setelah menyelidiki kemungkinan adanya anak Robert di luar pernikahannya dengan Cersei Lannister.
Ned juga mulai dapat informasi bahwa anak-anak Cersei dengan Robert bukanlah anak biologis keturunan Baratheon, tetapi hasil hubungan inses Cersei dengan adiknya, Jaime Lannister.
Keluarga Lannister yang tak ingin aib ini terbuka tak tinggal diam. Setelah Robert tewas saat berburu, Lannister pun bergerak cepat dan menuduh Ned Stark berusaha melakukan kudeta. Jebakan dilakukan dengan rapi, hingga akhirnya Ned Stark dipenggal.
Mengetahui ayahnya dipenggal, Robb Stark yang kemudian menjadi raja di Winterfell marah. Dengan bimbingan ibunya yang juga putri keluarga Tully, Catelyn Stark, Serigala Muda ini menghimpun kekuatan untuk melawan Lannister di King's Landing.
Namun, perlawanan Robb antiklimaks. Saat pasukannya mendekati Casterly Rock yang merupakan basis kekuatan Lannister, Robb Stark dijebak. Saat menggelar pesta pernikahan untuk pamannya, Edmure Tully, Robb dan keluarga serta pasukan yang dihimpunnya dari utara dibantai dalam tragedi Red Wedding.
Situasi semakin tak mudah bagi keturunan Stark. Apalagi, adik Robb, Sansa dan Arya, masih tertahan di King's Landing.
Sansa mengalami luka batin mendalam saat menjadi tawanan Keluarga Lannister. Dia sempat dinikahi Tyrion Lannister, dalam pernikahan yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawanya. Masa sulit ini terus dirasakan Sansa di kemudian hari, hingga akhirnya dia berhasil pulang ke Winterfell.
Sedangkan Arya berusaha kabur ke Kota Braavos di Essos. Di sana, dia kemudian bergabung dengan kelompok pembunuh misterius tanpa nama. Keahlian ini menjadi modal untuk melakukan misi membunuh orang yang masuk dalam daftar buruannya.
Setelah Red Weding, dua anggota keluarga Stark yang lain yaitu Bran dan Rickon menjadi tawanan di Winterfell. Bran dan Rickon yang dibantu pengawal setianya, Hodor, sempat melarikan diri ke Castle Black untuk mendatangi kakak angkatnya, Jon Snow.
Bran malah kemudian menjelma menjadi Three Eyed Raven yang memiliki kekuatan magis dalam hal penglihatan.
Kematian Robert menjadikan Cersei begitu berkuasa di King's Landing. Anak hasil hubungan inses dengan Jaime, Joffrey, diangkat menjadi raja, yang berkuasa dalam pengaruh Cersei.
Sang ayah, Tywin, berusaha mempertahankan kekuasaan dengan memimpin peperangan yang timbul pasca-kematian Robert. Misalnya, Tywin memimpin pasukan menghadapi serangan Robb Stark dari Utara, atau dua keluarga Baratheon, Renly dan Stannis.
Akan tetapi, ancaman terbesar bagi keluarga Lannister malah berasal dari orang terdekatnya, yaitu keluarga Tyrell. Setelah menikahi Joffrey, Margaery Tyrell yang mendapat bimbingan dari sang nenek, Olenna Tyrell, secara pelahan punya pengaruh besar di pusat kekuasaan.
Tragedi kemudian menimpa keluarga Lannister, setelah Joffrey tewas diracun. Orang yang dituduh sebagai pembunuhnya adalah Tyrion, paman Joffrey yang juga adik Cersei.
Pria bertubuh kerdil yang merasa dikhianati ini berupaya kabur. Namun, Tyrion malah membunuh ayahnya, Tywin, yang diketahui berhubungan intim dengan kekasihnya, Shae.
Setelah Joffrey tewas, Margaery Tyrell malah mendekati Tommen yang memang dipersiapkan menjadi raja pengganti Joffrey. Pengaruh Tyrell semakin besar dan membuat Cersei khawatir. Hingga akhirnya Cersei membuat langkah gila, membakar Sept Baelor yang menghanguskan hampir semua keluarga Tyrell, tak termasuk Olenna.
Duka semakin menggelayuti Lannister. Kematian Tyrell membuat Tommen memilih bunuh diri. Tak hanya itu, putri Cersei dari hubungannya dengan Jaime, Myrcella, juga terbunuh saat akan dinikahkan dengan Trystane Martell di Dorne.
Kelak, Olenna Tyrell mengaku bahwa dia yang memerintahkan orang untuk membunuh Joffrey. Namun, pengakuan itu diberikan Olenna di akhir hayatnya, sebelum "dibunuh" Jaime yang memaksanya minum racun.
Setelah kekuasaan Targaryen runtuh, hanya dua pewaris darahnya yang tersisa, yaitu Viserys dan Daenerys. Kedua orang ini merupakan anak dari Aerys II alias Mad King. Viserys dan Daenerys kabur ke Essos, jauh dari kejaran pemburu bayaran yang menginginkan kematian mereka.
Mereka kabur ke Pentos, salah satu kota di Essos, berkat bantuan Illyrio Mopatis. Pengusaha Pentos ini memang loyalis keluarga Targaryen. Illyrio bahkan mempersiapkan pernikahan Daenerys dengan Khal Drogo, pemimpin pasukan berkuda Dothraki.
Pernikahan ini diharapkan dapat membantu Targaryen mengambil alih lagi kekuasaannya. Harapan ini dianggap wajar, sebab Dothraki merupakan pasukan yang sangat ditakuti.
Akan tetapi, pernikahan paksa itu tak berlangsung mudah. Arogansi Viserys juga nyaris menggagalkan rencana itu. Hingga akhirnya Khal Drogo membunuh Viserys.
Daenerys yang semakin dewasa kini menghayati perannya sebagai Khaleesi, pasangan Khal Drogo. Sayangnya, usia Khal Drogo tak panjang dan meninggal dunia karena sakit.
Ditinggal Khal Drogo tak membuat Daenerys menjadi lemah. Dia membuktikan ketangguhan sebagai Khaleesi, juga berkat bimbingan dan perlindungan dua orang kesatria, Jorah Mormont dan Ser Barristan Selmy. Nama terakhir merupakan Komandan Kingsguard-nya Robert Baratheon yang juga pernah mengabdi untuk ayah Daenerys.
Secara perlahan, Daenerys memperlihatkan kehebatannya sebagai keturunan bangsa Valyria. Dia kebal terhadap api, bahkan kemudian menguasai tiga naga. Keahlian yang membuat dia mendapat julukan "Mother of Dragons".
Kehebatan ini membuat dia tetap dianggap sebagai Khaleesi yang dihormati bangsa Dothraki. Tidak hanya itu, Daenerys yang kemudian semakin "menguasai" kota-kota di Essos mendapat tambahan pasukan hebat yang dikenal sebagai "Unssullied".
Dua pasukan tangguh dan tiga naga membuat kekuatan Daenerys mulai diperhitungkan untuk kembali menguasai Westeros. Bendera naga merah berkepala tiga kembali berkibar. Targaryen kembali ke King's Landing
Castle Black merupakan markas tempat bernaungnya Night's Watch, pasukan lintas-kerajaan untuk mengamankan Westeros dari serangan "makhluk aneh" di luar Tembok Besar alias The Wall.
Sejarah dalam kisah ini menyebut bahwa The Wall dibangun oleh Brandon Stark yang merupakan pendiri House of Stark. Adapun, makhluk yang menjadi momok itu adalah white walkers atau wights.
Mayat hidup ini pada awalnya merupakan makhluk buatan Children of Forests yang terancam setelah datangnya manusia ke Westeros. Namun, wight malah menjadi ancaman bagi Children of Forests dan manusia. Keduanya kemudian bersatu dan mengusir para white walker jauh ke utara.
Salah satu tokoh yang menjadi sorotan di Tembok Besar adalah Jon Snow, anak haram Ned Stark. Jon tertarik bergabung dengan Night's Watch karena terinspirasi pamannya, Benjen Stark.
Setelah bergabung, Jon mengalami berbagai kisah menegangkan saat berpatroli di luar tembok. Dia bahkan bertarung dengan para wight. Berkat temannya sesama anggota Night's Watch, Jon mengetahui bahwa white walkers ini bisa dibunuh dengan tebasan pedang berbahan baku besi Valryia atau senjata dari bahan dragon glass.
Tentu saja salah satu hal yang paling sulit dilakukan Jon Snow adalah memberikan peringatan kepada semua kerajaan di Westeros akan ancaman white walkers. Di sisi lain, dia juga memiliki tanggung jawab dan rasa cinta untuk melindungi keluarga yang telah membesarkannya, keluaga Stark dari Winterfell.
Belakangan, diketahui bahwa Jon Snow bukanlah anak haram Ned Stark. Ternyata, Jon Snow merupakan anak Rhaegar Targaryen yang menikah diam-diam dengan Lyanna Stark, adik Ned Stark.
GAME of Thrones tayang perdana di HBO pada delapan tahun lalu, tepatnya 17 April 2011. Sudah 67 episode kisahnya dinikmati penonton dalam tujuh musim terakhir.
Biasanya, musim teranyar GoT muncul setahun sekali. Akan tetapi, HBO membutuhkan waktu dua tahun untuk dapat menayangkan musim kedelapan yang terbagi dalam enam episode.
Selama dua tahun itu pula pencinta GoT hanya bisa membayangkan, akan seperti apa kisah perebutan Iron Throne ini akan berakhir.
Apalagi, ketegangan semakin menjadi ketika Night King telah menghancurkan The Wall di Eastwatch dan semakin bergerak ke Selatan untuk menguasai Westeros.
Lalu apa saja yang menarik disimak dalam musim pemungkas ini?
Hingga saat ini, masih ada tiga orang penerus House of Stark yang merupakan anak Ned Stark dan Catelyn Tully. Mereka adalah Sansa, Arya, dan Bran.
Sedangkan dua orang lain telah wafat. Robb tewas dalam Red Wedding. Rickon dibunuh Ramsay Bolton dalam "Battle of the Bastards".
Sebenarnya, dalam musim keenam dan ketujuh, Winterfell telah dipimpin oleh Jon Snow yang dipercaya sebagai anak Ned Stark.
Namun, musim ketujuh juga telah mengungkap bahwa Jon merupakan anak Rhaegar Targaryen dan Lyanna Stark, yang dititipkan kepada Ned sebelum Lyanna mengembuskan napas terakhir.
Dengan status Jon ini, ada kemungkinan Sansa akan lanjut memimpin Utara sebagai Lady of Winterfell. Selama enam musim awal, penonton dibuat gemas dengan tingkah Sansa yang dianggap terlalu lemah dan pasrah terhadap keadaan.
Karakter ini kemudian mulai berubah di musim ketujuh, terutama setelah melihat aksi Sansa dalam menghukum Ramsay Bolton dan Petyr Baelish sang provokator. Perubahan karakter ini juga yang menarik untuk diikuti di musim kedelapan.
Aksi Arya Stark juga dinanti di musim baru ini. Apalagi, Arya masih menyimpan daftar orang untuk dibunuh. Dengan kemampuannya sebagai assassin, penonton sangat menantikan saat-saat Arya bisa menuntaskan dendamnya kepada Cersei Lannister.
Tentu saja aksi ini telah diperlihatkan Arya saat menuntaskan dendam Red Wedding dengan membunuh Walder Frey dan keluarganya.
Sementara itu, Bran juga memiliki misteri yang tak kalah memikat. Dengan kemampuan magis sebagai Three Eyed Raven, Bran punya kemampuan melihat masa lalu dan sejarah yang terjadi di Westeros.
Dengan demikian, penglihatan Bran sangat ditunggu, terutama bagi mereka yang penasaran dengan sejarah penciptaan Night King.
Pada musim terakhir, Jon Snow telah bertemu dengan Daenerys. Mereka kemudian sepakat untuk membangun aliansi melawan Night King dan merebut King's Landing.
Hubungan itu semakin meningkat. Bahkan, Jon Snow bercinta dengan Daenerys yang belakangan diketahui merupakan bibinya atau adik dari ayahnya, Rhaegar.
Dengan status barunya sebagai keturunan Targaryen, menarik untuk disimak apakah Jon Snow memiliki kemampuan seperti Daenerys, misalnya mengendalikan naga.
Tidak hanya itu, status ini membuat orang bertanya-tanya, siapa yang lebih pantas menjadi pewaris tahta Targaryen: Jon Snow atau Dany?
Meski begitu, musim ketujuh telah memperlihatkan sosok Jon Snow yang mengucapkan ikrar setia kepada Daenerys sebagai pemimpin.
Dengan demikian, musim kedelapan juga menjadi lanjutan aksi Daenerys dalam upayanya mengembalikan kekuasaan Targaryen. Apalagi, Dany membuktikan kepemimpinannya dari nol hingga kemudian dapat menyatukan dua pasukan maut, Dothraki dan Unnsulied.
Akankah Dany menduduki Iron Throne?
Cersei masih menjadi tokoh sentral dalam keluarga yang dikenal selalu membayar utangnya, always pay their debts. Reputasi Lannister ini tentu sangat membantu Cersei dalam merekrut pasukan Golden Company.
Pasukan bayaran dari Essos dengan kemampuan tempur mumpuni ini akan dibawa oleh Euron Greyjoy, yang kini menjadi sekutu utama Cersei.
Tak hanya pasukan, Cersei juga menyimpan senjata canggih untuk mempertahankan King's Landing. Namun, kali ini Cersei tidak akan didampingi Jaime, adik kembar yang juga kekasihnya.
Jaime sudah memutuskan meninggalkan King's Landing dan bergerak menuju Utara. Setelah melihat wight atau mayat hidup yang dibawa ke King's Landing, Jaime memutuskan untuk membantu Jon, Daenerys, dan pasukan Utara dalam menghadapi Night King.
Di Utara, kemungkinan Jaime akan kembali bertemu dengan adiknya, Tyrion. Saat ini, Tyrion menjadi salah satu tokoh penting di aliansi Jon Snow-Daenerys, sebab dia merupakan The Hand untuk Daenerys.
Perjalanan Night King dalam memimpin white walkers sudah semakin jauh ke Selatan. Mereka telah menghancurkan The Wall di Eastwatch dan bersiap menuju Winterfell.
Hal menarik, Night King mengendarai Viserion, naga milik Daenerys yang sudah dibunuh dan dihidupkan kembali. Penonton tentu menunggu pertempuran Viserion melawan dua naga lain, yaitu Drogon dan Rhaegal.
Selain itu, awal keberadaan Night King juga masih menjadi misteri. Secara umum, Night King diketahui sebagai wight pertama yang diciptakan Children of Forest untuk melawan manusia.
Namun, banyak yang menduga bahwa pada awalnya Night King merupakan tokoh penting di Westeros. Bahkan, sejumlah teori di internet mengaitkan Night King dengan Bran Stark. Benarkah mereka saling terkait?
Masih banyak karakter lain yang menarik ditunggu kelanjutan kisahnya. Salah satunya adalah Gendry, anak Robert Baratheon yang pernah dicari Ned Stark untuk diangkat sebagai raja.
Terakhir kali Gendry terlihat bersama Jon Snow. Pemuda yang juga pandai besi ini ikut mengolah dragon glass sebagai senjata.
Perseteruan lain yang menarik diikuti adalah The Hound vs The Mountain. Kakak-adik ini sudah saling benci sejak kecil dan kini mereka ada di kubu berlawanan.
The Hound atau Sandor Clegane telah bersama Jon Snow melawan white walker. Sedangkan Gregor Clegane alias The Mountain menjadi pengawal Cersei.
Ada juga Samwell Tarly. Teman Jon Snow ini punya peran sangat besar, sebab dia menjadi orang pertama yang tahu bahwa wights atau white walkers bisa dibunuh dengan dragon glass. Samwell pula yang memberitahukan lokasi untuk menambang dragon glass.
Tidak hanya itu, Samwell juga mengetahui bahwa Rhaegar menikah dengan Lyanna di Dorne, berdasarkan dokumen yang disimpan di Citadel. Setelah berdiskusi dengan Bran Stark, Samwell akhirnya tahu bahwa Jon Snow merupakan anak dari Rhaegar dengan Lyanna yang bernama asli Aegon Targaryen.
Tentu saja masih banyak karakter seperti Brienne of Tarth, Jorah Mormont, Grey Worm, Mellisandre, dan lain-lain. Seperti apakah nasib mereka dalam musim pemungkas GoT ini?
Mulai 14 April 2019, enam episode yang disiapkan HBO untuk Game of Throne season 8 akan mengungkap jawabannya....