JEO - Tokoh

Rabu, 7 Oktober 2020 | 20:48 WIB

 OBITUARI 

EDDIE VAN HALEN,
MOZART-NYA ROCK
YANG PUNYA DARAH INDONESIA

Eddie Van Halen meninggal pada Selasa (6/10/2020) di usia 65 tahun. Ini kilas balik perjalanan hidup dan capaiannya dari masa ke masa. 

DUNIA musik rock berduka. Legenda gitar dunia, Eddie van Halen meninggal, Selasa (6/10/2020) pagi waktu Amerika Serikat atau Rabu (7/10/2020) pagi waktu Indonesia.

Musisi yang oleh para kolega disebut sebagai Mozart-nya musik rock ini meninggal dunia di St John’s Hospital, Santa Monica, California. Dia berjibaku dengan kanker lidah sejak 2000.

Bunga tanda duka untuk meninggalnya Eddie Van Halen di Guitar Center, Hollywood, California, AS pada 6 Oktober 2020 - (AFP/FREDERICK J BROWN)

Sempat dinyatakan mendapat remisi—istilah untuk menyebut survivor kanker yang tak lagi ditemukan sel kanker—, sakit Eddie datang lagi dan malah sudah menyebar ke tenggorokan pada 2011.

Eddie meninggal di usia 65 tahun. Kehilangan langsung menguar di jagat musik. 

Baca juga: Gitaris Eddie Van Halen Meninggal Dunia akibat Kanker

Vokalis band metal Black Sabbath, Ozzy Osbourne, salah satu yang menyatakan keterkejutan dan kehilangan sekalipun tahu Eddie memang tengah berjuang dengan penyakitnya.

"Ini selalu menjadi hari yang menyedihkan ketika seseorang seperti dia meninggal dunia," ungkap Osbourne, seperti dikutip Rollingstone.com, tak berselang lama setelah kabar Eddie meninggal.

Menurut Osbourne, rasa tidak percaya mendengar kabar itu setara dengan saat Michael Jackson meninggal.

"Sungguh kehilangan yang luar biasa," imbuh dia. 

Osbourne mengaku punya dokter pribadi yang sama dengan Eddie. Lelaki berusia 71 tahun ini mengidap parkinson. 

Terpisah, bassis Red Hot Chili Peppers, Flea, menyebut Eddie sebagai musisi dan rockstar sejati berjiwa besar.

"Saya harap Anda nge-jam bersama (mendiang) Jimi (Hendrix) malam ini dan terbang bebas melintasi kosmos," ujar Flea mengekspresikan duka lewat akun instagram.

Riwayat hidup

Eddie Van Halen tercatat lahir di Nijmegen (sumber lain menyebutkan Amsterdam), Belanda, pada 26 Januari 1955. Nama lengkapnya Edward Lodewijk Van Halen.

Ayahnya adalah musisi yang sempat tinggal di Indonesia saat masa akhir Pemerintahan Kolonial Belanda.

Baca juga: Profil Eddie Van Halen, Rocker Legendaris Putra Permpuan Rangkasbitung

Di Indonesia pula, sang ayah bertemu dengan Eugenia Van Beers, perempuan blasteran Belanda-Indonesia asal Rangkasbitung, Banten, yang kemudian dia nikahi.

Keluarga Van Halen pindah dari Indonesia ke Belanda pada 1953. Eddie punya satu saudara, Alex Van Halen, yang juga lahir di Belanda. 

Konser Van Halen di Staples Center, Los Angeles, California, AS, pada 1 Juni 2012 - (AFP/GETTY IMAGES/FRAZER HARRISON)

Pada 1962, keluarga mereka bermigrasi dan pindah ke Pasadena, California, Amerika Serikat. Saat itu, Eddie masih berusia delapan tahun.

Seperti dikutip dari BBC, di kota yang terletak di Pantai Barat Amerika Serikat itulah, kakak beradik Van Halen tumbuh dan dewasa sampai akhirnya mendirikan band yang nantinya dikenal sebagai salah satu band rock legendaris.

Keluarga Van Halen berangkat ke Amerika Serikat dengan menumpang kapal laut. Saat pindah, keluarga Van Halen membawa serta piano di rumah mereka. Sejak kecil, Eddie dan Alex sudah diajarkan bermain piano oleh sang ayah.

"Anda tahu, kami benar-benar bermain musik di kapal saat perjalanan ke sini. Serius! Ayah saya berkata, 'kita harus mencari nafkah'. Jadi jika bukan karena musik, kami tidak akan bertahan," kata Eddie van Halen dalam wawancara bersama Esquire pada 2012, seperti dikutip dari BBC.

Karier bermusik

Instrumen musik pertama yang dikenal Eddie van Halen sebenarnya bukan gitar, melainkan piano. Ia pernah memenangkan kejuaraan piano tingkat sekolah.

Namun, Eddie van Halen mengaku tak pernah bisa membaca tangga nada.

"Saya tidak tahu apa-apa tentang tangga nada atau teori musik,” kata Eddie dalam salah satu wawancara dengan Rolling Stone pada 1980.

Eddie van Halen mengaku tak pernah bisa membaca tangga nada.

Meski dididik oleh sang ayah bermain piano sejak kecil, instrumen itu juga tak cukup menarik bagi Eddie van Halen.

"Sulit menghasilkan uang dengan memainkan jenis musik ini," kata dia pada 1995, seperti dikutip Rollingstone.com.

Karena mengidolakan The Dave Clark Five, salah satu band rock n' roll asal Inggris yang tenar pada 1960-an, Eddie van Halen mulai belajar drum.

Namun, karena frustasi tak bisa memainkan lagu Wipe Out dari band The Surfaris, Eddie van Halen memutuskan bertukar alat musik dengan sang kakak.

Eddie dan Alex mendirikan band pertama mereka yang dinamakan The Broken Combs pada 1964.

Saat mulai dikenal dan manggung dari beberapa pesta rumahan, Van Halen bersaudara mengganti nama band mereka dengan nama baru, The Trojan Rubber Co.

Pada 1972, Van Halen bersaudara membentuk sebuah band yang dinamai Genesis. Selain Eddie dan Alex, ada juga Mark Stone.

Eddie menjadi vokalis dan gitaris, Alex menabuh drum, sementara Mark jadi bassis. Saat itu mereka menyewa sound system untuk manggung dari David Lee Roth.

Belakangan, dengan alasan penghematan, Roth diajak bergabung dan mengisi posisi vokalis.

"Roth adalah satu-satunya orang yang memiliki PA (public address system, spesifikasi di ranah sound system)," ujar Eddie dalam salah satu wawancara dengan Rollingstone.com.

Eddie bertutur, setiap akhir pekan band-nya menyewa peralatan Roth dengan biaya 35 dollar AS. Padahal, hasil dari bermain musik yang mereka dapatkan hanya 50 dollar AS.

"Jadi, lebih murah untuk mengajaknya bergabung dengan band," ucap Eddie.

Buat bayangan, nilai tukar (kurs) rupiah pada 1972 untuk setiap satu dollar AS berada dalam kisaran Rp 139 sampai Rp 415. 

Pada 1974, band memutuskan mengganti Stone dengan Michael Anthony. Nama band sempat pula berganti menjadi Mammoth karena nama Genesis ternyata sudah ada yang memakai.

Pada akhirnya mereka sepakat memakai nama Van Halen. Menurut Eddie, nama Van Halen memiliki kekuatan seperti halnya nama Santana.

Selama eksis di dunia musik, Van Halen menghasilkan 12 album studio, 2 album konser, 2 album kompilasi, dan 56 single. Eddie juga menulis sejumlah lagu.

Salah satu lagu ciptaannya adalah Jump yang masuk dalam album "1984" yang dirilis pada tahun seperti judul itu.

Pengaruh

Eddie van Halen dinobatkan masuk dalam daftar 100 gitaris terbesar sepanjang masa versi majalah Rolling Stones dan Guitar World pada 2020.

Ia dikenal sebagai gitaris yang membuat teknik tapping populer. Ini adalah teknik bermain gitar dengan menggunakan tangan kiri dan kanan berbarengan di leher gitar.

Meski membuat teknik itu populer, Eddie Van Halen bukan penemunya. Dikutip dari artikel di MusicRadar edisi tayang 29 April 2015, penemu teknik tersebut adalah Steve Hackett, gitaris utama band Genesis pada 1970-an.

"Eddie dan saya tidak pernah membicarakannya. Tapi ya, dia memuji saya karena tapping. Tentu saja Eddie adalah gitaris yang hebat dan dialah yang menamai teknik itu," kata Hackett.

Namun, seperti dikutip The Metal Den pada 1 Desember 2017, musisi hard rock asal Amerika Serikat, George Lynch, mengatakan bahwa dia dan Eddie sempat melihat Harvey Mandel melakukan tapping saat tampil di Starwood pada era 1970-an.

Penampilan Eddie Van Halen pada 7 Februari 2012 di Inglewood, California, AS. - (AFP/GETTY IMAGES/KEVIN WINTER)

Eddie Van Halen sendiri menyebut gaya permainan tapping-nya dipengaruhi Jimmy Page, gitaris band Led Zeppelin.

"Saya kira saya mendapat ide untuk tapping setelah menonton Jimmy Page melakukan solo Heartbreaker-nya pada 1971," kata Eddie Van Halen dalam sebuah wawancara dengan Guitar World pada 15 Januari 2015.

Teknik bermain gitarnya sampai membuat Eddie punya paten untuk perangkat pendukung. Dia menyebut peranti yang membantunya lebih leluasa menggunakan teknik tapping itu sebagai "musical instrument support".

Dalam penelusuran Kompas.com, paten tersebut terdaftar dengan nomor 4.656.917 yang terdaftar pada 14 April 1987. Diagram dan detail peranti tersebut dapat dilihat di link ini

Eddie Van Halen memang bukan gitaris dan musisi biasa. Gitaris Joe Satriani pun menyebut Eddie Van Halen adalah yang terbaik.

Seperti banyak grup band, Van Halen sempat pula bongkar pasang personel. Posisi David Lee Roth, misalnya, sempat diisi Sammy Hagar sebelum kembali ke Roth. Bassis Van Halen juga sempat diisi Michael Anthony sebelum Wolfgang Van Halen.

Van Halen juga pernah jadi grup band rock yang bikin merinding bahkan membukukan rekor di Guinness Book of World Record pada 1984.

Rekor ini dicetak dari aksi panggung mereka di San Bernadino pada 29 Mei 1983, dalam 1983's Heavy Metal Day, yang menghasilkan bayaran 1,5 juta dollar AS bagi grup ini.

Untuk membayangkan nilainya, saat itu 1 dollar AS setara dengan Rp 702 sampai Rp 970. Kalau pakai nilai sekarang jelas lebih fantatis, secara 1 dollar AS per hari ini setara dengan Rp 14.710 merujuk situs Bloomberg

Salah satu lagu yang mungkin juga masih didengar bahkan oleh generasi sekarang dari Van Halen adalah Pretty Woman.

 Istirahat yang tenang, Eddie Van Halen....