PADAMNYA api pada kaldron utama Stadion Olimpiade Tokyo, Minggu 8 Agustus 2021, menandai berakhirnya pesta akbar olahraga multicabang selama 16 hari itu.
Pencapaian telah tercatat, sejarah telah tertorehkan. Rampung sudah perhelatan Olimpiade Tokyo 2020.
Karena dunia masih dilanda pandemi Covid-19, upacara penutupan pesta olahraga yang menghadirkan sekitar 11.000 atlet dari 205 negara itu jauh dari suasana kemeriahan pesta.
Seperti halnya upacara pembukaan, seremoni penutupan tertutup bagi masyarakat umum.
Hanya ada sisa atlet beserta ofisial dari berbagai negara yang masih tersisa di Jepang untuk menunggu kepulangan.
Baca Juga: Setelah 2 Hari Berakhir, Olimpiade Tokyo Baru Disiarkan di Korea Utara
Tak nampak ada lagi nuansa kompetisi di antara mereka.
Semua atlet yang datang demi kehormatan bangsanya cambur baur di lapangan menikmati atraksi yang disuguhkan, yakni pesta kembang api dipadu atraksi cahaya yang memukau.
Tim JEO Kompas.com merangkum sejumlah fakta penting dan menarik dari olimpiade yang pelaksanaannya sempat ditunda setahun itu.
Fakta-fakta yang dimaksud, meliputi sejarah baru yang ditorehkan, rekor baru yang tercatat, statistik, momen pertandingan, hingga fakta ringan yang sayang bila terlewat begitu saja.
Uniknya, fakta-fakta tersebut dapat kami rangkum dalam angka 1 hingga 50.
Siapa sangka, masing-masing angka dapat membuka informasi yang boleh jadi menambah wawasan kita tentang Olimpiade pertama sepanjang sejarah yang diselenggarakan pada tahun ganjil ini.
Apa saja fakta menariknya? Simak infografik di bawah ini:
Salah satu momen yang cukup mengharukan adalah ketika atlet lompat jauh asal Italia Gianmarco Tamber rela berbagi raihan medali emas dengan rivalnya asal Qatar, Mutaz Essa Barshim karena capaian yang sama persis.
Mutaz memeluk Gianmarco diiringi air mata haru. Kemudian mereka berlari di lintasan bersama-sama sembari membentangkan bendera kebangsaannya.
Di atas podium, keduanya berdiri di level yang sama dengan perasaan syukur. Bahagia.
Dua orang dari belahan dunia yang berbeda itu tentunya tak hanya menyerukan kemenangan semata.
Baca Juga: 5 Pelajaran Hidup yang Patut Dicontoh dari Para Atlet Olimpiade
Orang sedunia pun tidak hanya menangkap menang atau kalah, bersedih atau bergembira, pecundang atau pemenang, sebagaimana yang hadir di ujung kompetisi.
Banyak ketauladanan yang tertuang di dalamnya. Perjuangan, sportivitas, jiwa besar, kerelaan, serta sikap tidak mau memanfaatkan kondisi tak menguntungkan pada lawan.
Sebuah pesan penting bagi umat dunia dari Olimpiade termahal sekaligus terhening sepanjang sejarah.
Kini, para atlet yang berlaga di Tokyo 2020 sudah kembali ke negara masing-masing.
Sebagian dari mereka menjadikan Tokyo 2020 sebagai panggung terakhir. Namun, tak sedikit yang menatap optimistis menghadapi Olimpiade selanjutnya.
Baca Juga: Ketika Olimpiade Tokyo Berakhir, Badan Amal Suriah Adakan "Olimpiade" versi Anak-anak Terlantar
Ketika acara penutupan Olimpiade Tokyo 2020, Gubernur Tokyo Yoriko Koike telah mengembalikan bendera Olimpiade ke Presiden IOC Thomas Bach.
Bendera yang sama kemudian diserahkan Bach ke Wali Kota Paris Anne Hidalgo.
Ya, Ibu Kota Perancis itu akan menjadi tuan rumah Olimpiade selanjutnya yang akan dihelat pada 2024 tiga tahun mendatang.
Dalam waktu yang bersamaan dengan berlangsungnya penutupan Olimpiade di Tokyo, di belahan dunia lain, masyarakat Paris berpesta di sekitar Menara Eiffel menyambut datangnya Olimpiade 2024.
"Merci Tokyo (terima kasih Tokyo)," demikian tulisan berbahasa Perancis yang sempat ditampilkan di layar raksasa dalam acara di Paris.
View this post on Instagram