Keberpihakan Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto jadi kunci gerak laju industri pertahanan nasional ini dalam tiga tahun terakhir.
TERIK matahari tak kenal waktu kecuali saat hujan turun dan malam telah tiba di Kota Surabaya, Jawa Timur. Seperti itu juga rasanya, Senin (22/1/2024), saat Kompas.com bertandang ke markas PT PAL di kompleks Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Namun, kabar dan perbincangan selama satu hari Kompas.com berada di sana, membawa angin segar. Kinerja galangan pelat merah ini tengah mencuat, setidaknya dari sisi penerimaan atau pendapatan (revenue).
Revenue pada 2023 adalah rekor baru sepanjang sejarah sejak kelahirannya pada 1980.
Dalam tiga tahun terakhir, lonjakan demi lonjakan dicatatkan. Bahkan, revenue pada 2023 adalah rekor baru sepanjang sejarah sejak kelahirannya pada 1980. Itu juga tak dimaksudkan untuk berhenti sampai di situ.
Sejumlah pembenahan dan transformasi memang dilakukan di PT PAL Indonesia di beberapa tahun ini.
Namun, kunci dari perubahan besar yang membawa angin segar di PT PAL tak dimungkiri adalah kehendak politik dari Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam upaya mewujudkan kemandirian industri pertahanan nasional.
Ini catatan lompatan perjalanan sebuah industri strategis di bidang maritim pertahanan dalam tiga tahun terakhir. Ini kisah perjuangan menapak asa kemandirian industri pertahanan nasional, berbekal kepercayaan dari pemerintah dan transformasi di dalam perusahaan.
MEMBACA kinerja PT PAL Indonesia pada hari ini, cukup sederhana. Tarik saja garis batas menggunakan angka tahun penanggalan 2020. Ada pembeda yang tegas dalam kinerja PT PAL Indonesia hingga 2020 dan setelah 2020.
"Hari ini PT PAL sudah bisa membukukan keuntungan, sehingga tiga tahun berturut-turut mendapatkan keuntungan," ujar Komisaris Utama PT PAL, Didit Herdiawan, laiknya tengah memberi pengumuman.
Pada 2023, lanjut Didit, PT PAL Indonesia membukukan pendapatan Rp 3,6 triliun. Sejak berdiri, kata dia, baru kali ini PT PAL Indonesia mencapai pendapatan senilai itu.
"Kalau diukur mulai PT PAL berdiri sampai hari ini, (pendapatan) tertinggi (sebelumnya) adalah Rp 1,6 triliun dan sekarang (mendapat) Rp 3,6 triliun," tegas Didit.
Peningkatan pendapatan PT PAL dalam tiga tahun terakhir memang luar biasa.
Direktur Utama PT PAL, Kaharuddin Djenod, mengurai, pendapatan tertinggi Rp 1,6 triliun merupakan capaian sejak perusahaan ini berdiri hingga 2020.
"Mulai 2021 naik jadi Rp 1,8 triliun, 2022 Rp 2,5 triliun, dan 2023 Rp 3,6 triliun," sebut Djenod.
Menurut Djenod, peningkatan pendapatan PT PAL dalam tiga tahun terakhir memang luar biasa. Proyeksi untuk 2024, pendapatan akan melonjak lagi menjadi Rp 5,1 triliun.
"Sejak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memberikan kesempatan ke industri pertahanan, dalam hal ini PT PAL," ujar dia.
Tak hanya dari sisi pendapatan, lanjut Djenod, kinerja luar biasa juga terpantul dari angka kontrak yang sudah ada di genggaman PT PAL hingga saat ini.
Sampai 2020, kata Djenod, nilai kontrak yang pernah dipegang PT PAL dalam satu tahun setingi-tingginya adalah Rp 2,1 trilun.
"Sekarang, di akhir 2023, (contract on hand) sudah mencapai Rp 37 triliun," sebut Djenod.
Targetnya, kontrak yang bakal dipegang PT PAL pada 2024 akan senilai Rp 60 triliun, bahkan Rp 70 triliun. Angka ini didapat dari keseluruhan pekerjaan yang sedang digarap di PT PAL, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Ini (kinerja karena) kepemimpinan geopolitik di bahwa (Presiden) Joko Widodo dan (Menteri Pertahanan) Prabowo," ujar Djenod.
Semula Frigate Merah Putih hendak dibuat di luar negeri.
Menggunakan batas pembeda penanggalan 2020, Djenod mengatakan yang paling terasa berbeda adalah kehendak politik pemerintah.
Indikator yang dia sebutkan adalah data belanja alat utama sistem pertahanan (alutsista) dalam setahun dan persentase yang dibelanjakan ke luar negeri.
"Bisa dibandingkan (nominalnya), sangat jauh (antara rentang waktu hingga 2020 dan setelah 2020)," kata dia.
Sebagai contoh, sebut Djenod, semula Frigate Merah Putih hendak dibuat di luar negeri. Juga kapal selam Nagapasa Class.
Kini, Frigate Merah Putih sedang dalam tahap pengerjaan di PT PAL Indonesia. Adapun kapal selam Nagapasa Class, untuk unit yang ketiga akan dilakukan penggabungan (joint section) di PT PAL Indonesia, tak lagi sepenuhnya digarap di Korea Selatan seperti dua unit sebelumnya.
Didit mengatakan, political will dari pemerintah adalah satu hal, sementara hal yang juga mutlak dilakukan dan telah berjalan di PT PAL adalah transformasi. Ini mencakup banyak aspek, dari sumber daya manusia (SDM) hingga peranti yang menyertainya.
"Di titik 2023 harus dilakukan peningkatan SDM, baik yang muda maupun yang tua pakai teknologi zaman now," ujar Didit.
Peningkatan kualitas SDM, kata Didit, diyakini akan berdampak signifikan pada kinerja perusahaan. Misal, saat ini PT PAL tercatat mampu membangun 20 blok bagian kapal per bulan. Ke depan, kata dia, target yang dipatok adalah 120 blok per bulan.
"Ada prosesnya, tapi kita naikkan ke arah sana," tegas Didit.
Bersama seluruh transformasi yang dijalankan, pengawasan juga dilakukan, baik terkait eksternal maupun internal. Terlebih lagi, dalam bidang kerja PT PAL juga ada kegiatan akuisisi dan pengadaan (procurement).
Tiga kunci di industri perkapalan adalah akuisisi dan pengadaan, keuangan, serta SDM.
Menurut Didit, industri perkapalan sarat kebutuhan, baik untuk pembangunan dan perbaikan kapal, SDM, maupun sistem manajemennya. Dia menyebutkan, tiga kunci di industri perkapalan adalah akuisisi dan pengadaan, keuangan, serta SDM.
"InsyaAllah Juni (2023) dapatkan (status) Call 1 dan lebih mandiri lagi dalam sisi finance," imbuh Didit.
Sementara itu, Djenod mengaku menjadikan transformasi atas tujuh pilar korporasi sebagai fokus kerja, begitu mendapat mandat menjadi Dirut PT PAL pada 2021.
"Kami langsung lakukan perbaikan di semua pilar korporasi, mulai dari produksi, SDM, teknologi, manajemen, supply chain, finansial, dan marketing, kami bangun semuanya," tutur Djenod.
Dua angka kinerja perusahaan--pendapatan dan nilai kontrak--, bagi Djenod memperlihatkan bahwa perubahan cukup drastis telah terjadi di PT PAL secara khusus dan industri pertahanan lain secara umum.
Salah satu terobosan PT PAL Indonesia untuk mendongkrak kinerja adalah membangun sistem Industri Maritim 4.0 (IM 4.0).
Salah satu terobosan yang dilakukan manajemen PT PAL Indonesia untuk mendongkrak kinerja adalah membangun sistem yang mereka namai Industri Maritim 4.0 (IM 4.0). Sistem ini dilengkapi peranti yang melekat di setiap personel PT PAL.
Dari IM 4.0 dapat diketahui capaian kinerja harian dari setiap personel tersebut. Bila ada personel yang mendapati belum punya kontribusi dalam suatu pekerjaan yang sedang berlangsung, kata Djenod, dia akan memiliki kesempatan untuk berupaya memberikan kontribusi dengan keberadaan sistem pemantau kinerja harian ini.
"Bisa diukur perolehan dan kontribusinya terhadap perusahaan, tiap personel per hari," tegas Djenod.
Ke depan, transformasi ini tak hanya membuat PT PAL mampu meraup pendapatan Rp 3,6 triliun per tahun seperti pada 2023, tapi juga dimungkinkan untuk memperoleh pendapatan hingga Rp 7-8 triliun.
Kinerja gemerlap PT PAL Indonesia pada 2023, kata Didit, merupakan salah satu bukti dari peningkatan industri dalam negeri menuju kemandirian.
Menurut Didit, ini semua tidak terlepas dari peran Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang memberikan kegiatan ke aneka BUMN Industri Strategis (BUMNIS), khusunya PT PAL Indonesia.
"Kita ingin peningkatan dan kemantapan BUMNIS jadi soko guru di Indonesia dan internasional," ujar Didit.
Meski demikian, gelombang yang harus dilayari tidaklah mudah. Semua butuh koordinasi yang ketat, baik dari pengguna, pemberi pekerjaan, maupun yang mengerjakan. Terlebih lagi ada sinergi dengan galangan-galangan lain di luar PT PAL Indonesia.
"(Namun) yang penting di kita ada will, terus kita jaga dignity untuk tingkatkan industri dalam negeri," tegas Didit.
Didit berkeyakinan PT PAL Indonesia dapat menjadi soko guru—penjuru—industri pertahanan dalam negeri.
Dengan komitmen yang kuat, Didit berkeyakinan PT PAL Indonesia dapat menjadi soko guru—penjuru—industri pertahanan dalam negeri, khususnya untuk pembangunan kapal (shipping manufacture), di industri perkapalan ASEAN, Asia, bahkan dunia.
"Catatannya, kita harus commit ingn meningkatkan kinerja dan kesejahteraan," ujar Didit.
Capaian kinerja PT PAL Indonesia pada hari ini juga menjadi pijakan bagi perusahaan ini untuk terus berkomitmen menjaga dan bahkan meningkatkan performa.
"Ke depan harus tingkatkan, dalam waktu dekat bertambah (capaian kinerjanya)," sebut Didit.
Djenod menambahkan, PT PAL Indonesia dan industri pertahanan secara keseluruhan adalah kunci dari bangkitnya peradaban Indonesia.
"Kalau bicara Indonesia Emas 2045, kuncinya adalah industri pertahanan," ujar dia.
Menjadi pemain global merupakan salah satu visi PT PAL Indonesia. Namun, sejumlah langkah diperlukan untuk dapat mewujudkan visi tersebut.
"Pertama, pemerintah harus punya willingness yang kuat, keinginan yang kuat, untuk membangun kemandirian industri dalam negeri," sebut Djenod.
Ketika kepercayaan negara sahabat sudah didapat, biasanya akan ada tim yang dikirim ke PT PAL Indonesia.
Dengan kehendak yang kuat itu, kata dia, pemerintah akan memberikan kepercayaan industri dalam negeri dan melakukan aneka langkah yang diperlukan untuk meyakinkan negara sahabat.
"Ini sebagaimana Presiden Joko Widodo dan Menhan Prabowo Subianto berikan kesempatan luar biasa ke industri pertahanan dalam negeri dan seluruh effort untuk meyakinkan negara-negara sahabat," tutur Djenod.
Ketika kepercayaan negara sahabat sudah didapat, lanjut Djenod, biasanya akan ada tim yang dikirim untuk melihat langsung cara dan kualitas produksi, kemampuan SDM, tingkat teknologi, dan manajemen PT PAL Indonesia.
"Seperti Uni Emirat Arab," ujar Djenod memberikan contoh.
Salah satu negara di kawasan Teluk itu selama ini fanatik dengan galangan kapal Eropa.
Ketika Pemerintah Indonesia menyampaikan bahwa PT PAL Indonesia sudah mampu membuat kapal setara kualitas galangan Eropa, ada tim dari Angkatan Laut Uni Emirat Arab bertandang ke PT PAL Indonesia.
Pembenahan internal akan menjadi penentu untuk memastikan didapat atau tidaknya suatu pekerjaan.
"Mereka kirim tim ke PT PAL dan ukur betul selama dua pekan bagaimana perubahan yang terjadi di PT PAL," ujar dia.
Artinya, setelah ada kepercayaan dari pemerintah dan negara sahabat, pembenahan internal akan menjadi penentu untuk memastikan didapat atau tidaknya suatu pekerjaan.
Menurut Djenod, agar PT PAL Indonesia dan industri pertahanan nasional pada umumnya dapat menjadi pemain global, para pemangku kepentingan di Indonesia memang harus bermain dan berperan menguasai geopolitik.
"(Untuk dapat) memanfaatkan kondisi itu bagi kepentingan membangun industri pertahanan dalam negeri," kata dia.
Lalu, Djenod pun mengatakan, para pelaku di industri juga harus mengambil tolok ukur pembanding (benchmark) galangan luar negeri sampai level yang diinginkan, saat berniat menjadi pemain di tataran global.
"Bahwa kita bisa mendekati bahkan melebihi itu," ujar Djenod.
Misal, sebut dia, PT PAL Indonesia ingin punya produktivitas 120 blok kapal per bulan. Meski targetnya baru dicanangkan untuk dua atau tiga tahun ke depan, kata dia, sejak sekarang sudah harus ada langkah dilakukan.
"Jadi kita yang sebelumnya produktivitas 20 blok per bulan, nanti enam bulan sudah harus bisa 60 blok, angkat lagi jadi 70, 100, dan seterusnya," tutur Djenod.
Business process juga harus diubah jadi lebih efektif dan efisien. Itu kunci menjadi global player, selain mematutkan diri kita untuk menjadi global player.
Tak hanya bicara kapasitas, bahkan bukan hanya infrastruktur dan alat produksi, Djenod mengatakan pembenahan yang dilakukan harus sampai ke proses bisnis perusahaan.
"Business process juga harus diubah jadi lebih efektif dan efisien. Itu kunci menjadi global player, selain mematutkan diri kita untuk menjadi global player," tegas Djenod.
Meski demikian, ujar Djenod, dalam hal PT PAL Indonesia maka yang diambil adalah pembanding di ranah industri pertahanan secara keseluruhan.
"Bukan sebagai galangan kapal. Kalau (pembanding) galangan, (yang ada) lebih ke galangan komersial, itu agak beda. Karena PT PAL fokus alutsista, industri maritim, maka yang dilihat adalah benchmark industri pertahanan secara keseluruhan," papar dia.
Sebagai catatan, kinerja PT PAL Indonesia pada 2023 sudah masuk 70 besar dunia.
"Ini harus jadi barometer kita, peningkatan luar biasa, dari tadinya di luar 150 besar dunia," ujar Djenod.
Targetnya, pada akhir 2024, PT PAL Indonesia masuk jajaran 50 besar industri pertahanan dunia.
"Kalau kita bisa melampaui 80 ranking dalam 2 tahun sejak 2022, dari 70 ke 50 dalam waktu 12 bulan ini insyaAllah (bisa). Mohon doanya," tutur Djenod.
Adapun target 120 blok per bulan yang direncanakan PT PAL Indonesia untuk masuk ke level dunia, Djenod memperkirakan bisa terwujud pada 2027.
KINERJA PT PAL Indonesia pada 2023 tak terlepas dari sejumlah pekerjaan yang sedang digarap. Di antara semua garapan itu, ada program perbaikan 41 kapal perang (Refurbishment 41 KRI atau R41), pembuatan Frigate Merah Putih, dan penggarapan pesanan dari luar negeri.
Selain itu, PT PAL Indonesia juga tengah melakukan negosiasi ulang untuk sejumlah kerja sama yang bertujuan mendapatkan sebanyak mungkin transfer teknologi (transfer of technology atau ToT). Salah satunya, proyek kapal selam bersama Korea Selatan.
Di luar kapal tempur dan kapal komersial, PT PAL Indonesia juga berkontribusi membangun floating power plant bagi sejumlah perusahaan migas.
Proyek R41 adalah sebutan untuk program perbaikan 41 kapal perang milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL). Kode R41 adalah kependekan dari Refurbishment 41 KRI.
Dari 41 KRI itu, 16 kapal di antaranya diperbaiki sepenuhnya di galangan PT PAL Indonesia di Surabaya. Untuk selebihnya, PT PAL Indonesia menjadi lead integrator.
"Tak hanya perbaikan platform, tapi juga ditambah senjata baru (seperti) peluru kendali. ada 22 KRI (dari 41 kapal) ditambah peluru kendali, ada yg 2x2, ada yg 1x2," tutur Komisaris Utama PT PAL Indonesia, Didit Herdiawan, tentang proyek yang menelan biaya senilai 980 juta dollar AS tersebut.
Baca juga: Kemenhan Tunjuk PT PAL Perbaiki 41 Kapal Perang
Didit menjelaskan, R41 juga merupakan sinergi antara BUMN dan BUMN Industri Strategis (BUMNIS) dengan pengawasan dari PT PAL, TNI AL, dan Kementerian Pertahanan.
"Ini merupakan inisiasi dari Menhan Prabowo untuk perbaikan 41 kapal (perang), siapkan KRI-KRI ini untuk siap perang," tegas Didit.
Filosofinya, ujar dia menirukan pesan Prabowo, bila kita siap untuk damai maka kita juga harus siap untuk berperang.
Bagi PT PAL Indonesia, proyek perbaikan 41 kapal perang ini merupakan capaian tertinggi yang pernah digarap dalam satu kurun waktu. Karena tidak semua kapal dan pekerjaan dari proyek ini digarap di galangan PT PAL Indonesia, pengawasan dilakukan pula lewat sistem digital.
Kompas.com dan sejumlah awak media berkesempatan sekilas melihat dashboard Industri Maritim 4.0 (IM 4.0) yang juga dipakai dalam pengawasan oleh PT PAL Indonesia untuk berkomunikasi bahkan memantau detail pekerjaan, baik di galangan PT PAL Indonesia maupun di galangan lain.
Didit menuturkan, dalam pelaksanaannya, perbaikan 41 kapal perang milik TNI AL tidak dilakukan serempak. Waktu perbaikan mengikuti jadwal kegiatan dan atau perbaikan yang sudah lebih dulu ada.
Bila hari ini, misalnya, KRI Halasan yang sedang digarap perbaikannya maka tiga atau empat pekan ke belakang giliran KRI Malahayati dan KRI Usman Harun yang diperbaiki.
Perbaikan pun beragam, mulai dari bangunan kapal, mesin, komunikasi, sampai persenjataan dan sistemnya kendalinya.
"Perbaikan 41 kapal ini tidak ganggu tugas TNI AL, sudah koordinasi dengan end user, memanfaatkan jadwal olah pemanfaatan dan olah guna atau operasi," tutur Didit.
Dalam penjelasan terpisah, Djenot menambahkan, ada perbedaan antara kebutuhan di kapal komersial dan kapal perang.
Di kapal komersial, tutur Djenod, kebutuhannya lebih ke kemampuan operasi, seperti kecepatan, efisiensi bahan bakar, manuver, dan kestabilan. Di luar itu, lanjut dia, adalah akomodasi untuk membuat nyaman penumpang dan kapasitas angkut muatan.
"Untuk kapal perang, juga (ada kebutuhan) daya tempur, persenjataannya," tegas Djenod.
Itu pun, ada pemeringkatan oleh TNI AL tentang kebutuhan kapal perang mereka yang masuk jadwal perbaikan (maintenance, repair, and overhaul atau MRO) ke PT PAL Indonesia dan BUMNIS lain. Level itu adalah siap tempur, siap layar, dan siap operasi.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menghendaki semua kapal itu siap tempur.
"Itu leveling untuk MRO atau tidak," kata Djoned.
Menurut Djoned, kondisi tiap KRI yang masuk ke PT PAL untuk MRO memang beragam. Namun, ujar dia, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menghendaki semua kapal itu siap tempur.
"Ini MRO sudah rekor secara jumlah, juga bukan sekadar perbaikan platform, tapi sampai ke kemampuan tempur," tegas Djoned.
Setelah proyek R41 selesai, demikian juga Frigate Merah Putih, Djoned berkeyakinan kekuatan TNI AL akan semakin mantap.
Frigate Merah Putih adalah fregat, pergata, atau kapal penjaga yang dibangun dari nol oleh PT PAL atas pesanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di periode Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Ada dua fregat dibuat di PT PAL Indonesia, dengan kontrak penggarapan dimulai pada 2021.
"Durasi pembuatan frigate pertama 57 bulan, frigate kedua 69 bulan, (untuk) delivery ke owner," kata Didit.
Targetnya, penyerahan ke Kementerian Pertahanan bisa dilakukan pada 2026 dan 2027.
Teknologi yang terpasang di Frigate Merah Putih sudah menggunakan teknologi terkini, termasuk kecepatan kapal dan peranti tempurnya.
"CMS (combat management system) Frigate Merah Putih, yang canggih-canggih dimasukkan. Buatan anak bangsa, kemandirian industri pertahanan di dalam negeri," ungkap Didit.
Saat Kompas.com bertandang ke galangan PT PAL Indonesia, progres Frigate Merah Putih adalah telah tergarap 58 blok dari total 161 blok untuk membangun kapal ini.
"Target, April sudah diletakkan di graving dock, akan di-erection di situ," kata Djoned.
Adapun sistem sensor, persenjataan, komunikasi, dan kontrol dari sistem sensor, weapon, and comand atau sewaco kapal sedang dalam tahap renegosiasi untuk mendapatkan ToT yang sebenarnya.
"Kalau CMS kita beli glondongan tanpa ToT kita tidak tahu apakah ada backdoor. (Kalau begitu), apakah kita bisa jamin perintah tidak bocor?" tanya Djoned.
Hanya dengan tahu betul tentang seluruh persenjataan yang terpasang, kata Djoned, kita bisa menjamin kerahasiaan alutsista Indonesia.
Selain dua pekerjaan besar dari Kementerian Pertahanan tersebut, PT PAL juga mendapat kepercayaan internasional untuk menggarap perbaikan sejumlah kapal milik negara sahabat.
Salah satu yang terkini adalah kapal Landing Dock milik Filipina. Progres pekerjaan kapal ini sudah memasuki tahap keel laying atau peletakan lunas. Babak ini merupakan batas dimulainya perhitungan usia bagi sebuah kapal.
"Ini kerja sama antara TNI AL dan Navy Filipina. Tapi, kuncinya adalah hasil kunjungan Presiden Jokowi ke Filipina, yang langsung ditindaklanjuti dengan keel laying, tidak lepas pula dari prakarsa Menhan Prabowo untuk dapatkan pesanan dua Landing Dock Filipina ini," papar Didit.
Setelah peletakan lunas, pembangunan Landing Dock Filipina akan dilanjutkan dengan kegiatan bagian tengah dan atas kapal.
Selain dari Filipina, pesanan negara sahabat datang pula dari Uni Emirat Arab. Satu kapal sudah masuk tahap kontrak dan direncanakan ada tambahan pesanan dua kapal lagi dari negara ini.
"(Ibarat) orang bisa beli sepatu di X, beli lagi berikutnya di Y. Tapi alhamdulillah kita dapat lagi dua (pesanan kapal) baru, termasuk yang Uni Emirat Arab," tutur Didit.
Djoned menambahkan, pesanan ke PT PAL juga datang dari Arab Saudi. Beberapa negara ASEAN pun, kata dia, sudah meminta penawaran dari PT PAL Indonesia.
"Begitu kapasitas produksi PT PAL naik, (kontrak-kontrak itu) akan kami tarik lagi," janji Djoned.
Djoned mengungkap pula perkembangan terkait proyek kapal selam kerja sama Indonesia dan Korea Selatan.
"Batch pertama, tiga kapal selam sudah selesai," kata Djoned.
Menurut dia, seharusnya saat ini kerja sama sudah memasuki Batch 2. Namun, lanjut Djoned, kontrak untuk Batch 2 dinilai masih tidak adil.
"(Dengan kontrak yang ada), kalau kita mau kuasai teknologi dan capai kemandirian industri pertahanan, Indonesia butuh waktu panjang untuk kapal selam," tutur Djoned.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memberi syarat bagi kelanjutan proyek ini.
Karenanya, Djoned menyebutkan bahwa Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memberi syarat bagi kelanjutan proyek ini.
Syarat pertama adalah perbaikan kapal selam dari hasil Batch 1. Tujuannya, kapal-kapal itu memiliki kemampuan tempur lebih baik.
Syarat kedua, ToT dengan pembangunan kapal dilakukan di PT PAL Indonesia, dengan porsi belanja ke industri pertahanan dalam negeri yang lebih besar juga.
"Jadi ini penundaan dalam rangka renegosiasi untuk tingkatkan kemampuan yang kita dapat dari proyek ini," tegas Djoned.
Didit pun berkeyakinan renegosiasi proyek kapal selam dengan Korea Selatan dapat segera diambil keputusan pada tahun ini.
"Begitu mereka memberikan yang lebih baik ke kita," kata Didit.