Berlaga 20 musim di NBA, liga bola basket profesional Amerika Serikat, Kobe Bryant adalah pencetak poin terbanyak nomor 4 di sepanjang sejarah NBA.
Kobe Bryant meninggal dalam kecelakaan helikopter di California, Amerika Serikat, Minggu (26/1/2020) siang waktu setempat.
LEGENDA basket Kobe Bryant meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter di California, Amerika Serikat, Minggu (26/1/2020) siang waktu setempat.
Lelaki kelahiran 23 Agustus 1978 ini meninggal dalam perjalanan menuju Mamba Sports Academy, kamp latihan basket miliknya di Thousand Oaks, California.
#Update Downed aircraft is a helicopter. Flames extinguished. #Malibu deputies at crash site looking for survivors, 4200 blk Las Virgenes Rd #Calabasas #LASD pic.twitter.com/eixLhGhLyE
— LA County Sheriffs (@LASDHQ) January 26, 2020
Putri kedua Bryant, Gianna Maria-Onore Bryant, juga meninggal dalam kecelakaan tersebut. Gigi, panggilan Gianna, diketahui punya niat, minat, dan bakat mengikuti jejak sang ayah di lapangan basket.
yang ditumpangi Bryant.
Seturut kecelakaan Bryant yang total menewaskan sembilan orang ini—versi awal menyebut lima orang tewas—, investigasi juga langsung digeber Lockheed Martin, perusahaan pembuat helikopter tersebut.
Seri helikopter Sikorsky S-76 pertama kali terbang pada 1977. Adapun Sikorsky S-76B yang ditumpangi Bryant adalah buatan 1991, sebagai produk ke-374 dari seri helikopter itu, dari total 815 yang telah diproduksi sampai saat ini.
Data yang dicuplik dari flightradar24.com, helikopter Bryant lepas landas pada pukul 09.06 waktu setempat.
Pensiun dari basket profesional seusai pertandingan terakhir pada 13 April 2016, Bryant berkiprah menjadi penulis sekaligus produser film.
Dengan etos kerja yang diakui koleganya patut diacungi semua jempol, Kobe Bryant mendapatkan pula pengakuan dari bidang baru ini.
Bahkan, film Dear Basketball garapannya pada 2017 meraih Oscar 2018 untuk film animasi pendek.
Berikut ini rekam jejak Kobe Bryant, dari masa kecil, masa berkarier profesional di dunia basket, hingga meninggal dalam kecelakaan.
KOBE Bryant adalah anak dari Joseph Washington "Jelly Bean" Bryant, yang juga pemain basket profesional selama delapan musim. Ayah Kobe bermain untuk Philadelphia 76ers.
Masa kecil Bryant sempat dihabiskan selama delapan tahun di Italia, sejak dia berumur 6 tahun. Itu ketika ayahnya keluar dari NBA dan melanjutkan bermain basket profesional di Italia.
Sejak awal dia adalah penggemar LA Lakers, satu-satunya tim profesional yang kemudian dia perkuat selama 20 musim sejak 1996.
Bryant mulai bermain basket sejak umur tiga tahun. Tentu, karena sang ayah pula. Hebatnya, sejak awal dia adalah penggemar LA Lakers, satu-satunya tim profesional yang kemudian dia perkuat selama 20 musim sejak 1996.
Kembali ke Amerika Serikat, Bryant bergabung dengan tim basket Lower Merion High School di Ardmore, Philadelphia.
Sepanjang masa karier amatir, Bryant mencetak rata-rata 31,1 poin, 10,4 rebound, dan 5,2 assist.
Dia pernah pula menjadi Pennsylvania Player of the Year baik di tingkat junior maupun senior high school—setingkat SMP dan SMA di sini.
Capaiannya itu mengantarkan dia jadi sasaran buruan para pencari bakat dan perekrut dari universitas, hal jamak bahkan jadi alasan kompetisi ketat permainan basket tingkat sekolah di Amerika.
Bicara soal pemberi beasiswa basket itu, Bryant pernah menjadikan Universitas Duke, Michigan, North Carolina, dan Villanova sebagai daftar peluang.
Namun, dia mulai mempertimbangkan langsung bermain di NBA setelah melihat Kevin Garnett bermain di NBA Draft pada 1995.
Selulus SMA, Bryant langsung menyatakan diri siap "bertarung" di NBA Draft. Ini adalah ajang unjuk diri pemain muda untuk mendapatkan peluang "ditawar" oleh klub NBA.
Meskipun, ini berarti juga dia tak sempat merasakan yang namanya bangku kuliah.
Charlotte Hornets memilih Bryant dari NBA Draft 1996 tersebut. Namun, LA Lakers langsung "membeli" hak Charlotte atas Bryant.
Kiprahnya sejak awal bergabung ke LA Lakers pun langsung jadi sorotan. Dia adalah pemain termuda kedua dalam sejarah NBA ketika musim tanding 1996-1997 dibuka.
Lalu, pada musim keduanya di LA Lakers, Bryant sudah pula bermain di NBA All Star. Ini pun menjadikannya pemain termuda yang bermain di ajang itu.
KARIER profesional Kobe Bryant adalah Los Angeles Lakers. Inilah satu-satunya tim yang pernah dia perkuat sepanjang karier profesionalnya.
Tidak heran pula bila kemudian LA Lakers tidak lagi membolehkan pemain lain memakai nomor 8 dan 24 yang adalah nomor punggung Bryant.
Tentu itu bukan sekadar soal nomor dan Bryant. Catatan karier Bryant bersama tim ini memang fantastis.
Saat meninggal, dia tercatat sebagai pemain pencetak poin terbanyak urutan keempat sepanjang sejarah NBA.
Bryant yang berposisi sebagai guard di LA Lakers, mengungguli perolehan poin Shaquille Rashaun "Shaq" O'Neal, rekan setim dan seangkatannya di LA Lakers yang berposisi sebagai center.
Sebelumnya, Bryant bahkan tercatat sebagai pemegang catatan pengumpul poin terbanyak ketiga, sebelum digeser LeBron James, juniornya di tim yang sama. Urutan peringkat ini bergeser kurang dari 24 jam sebelum Bryant meninggal.
Yang bikin ngilu, apalagi buat James, cuitan terakhir Bryant adalah ucapan selamat kepada James LeBron yang menggeser posisinya itu.
Continuing to move the game forward @KingJames. Much respect my brother 💪🏾 #33644
— Kobe Bryant (@kobebryant) January 26, 2020
Capaian Bryant bukan hanya raupan poin pribadi. Bersama LA Lakers, mereka menjadi juara NBA sebanyak lima kali, yaitu pada 2000, 2001, 2002, 2009, dan 2010.
Bryant menjadi pemain laga final terbaik NBA pada 2009 dan 2010. Dia juga menjadi pemain terbaik (MVP) pada 2008 dan 2009.
Lalu, dia adalah pemegang rekor bermain di All Star Game MVP, yaitu sebanyak empat kali pada 2002, 2007, 2009, dan 2011. Bryant juga tercatat 18 kali bermain di laga All Stars NBA, yaitu pada 1998 dan kurun 2000-2016.
Tak hanya untuk LA Lakers, Bryant menjadi tulang punggung bagi tim basket Amerika Serikat saat memenangi medali emas Olimpiade 2008 di Beijing, China dan Olimpiade 2012 di London, Inggris.
Rekor poin pribadi dalam satu pertandingan dia bukukan pada 2006, tepatnya saat LA Lakers melawan Toronto Raptors pada 22 Januari 2006. Dia mencetak 81 poin dalam pertandingan itu, menjadi rekor kedua poin terbanyak di satu pertandingan sepanjang sejarah NBA.
Dia pernah pula memenangi kontes slam dunk pada 1997. Lalu pada 2006 dan 2007 dia menjadi scoring champion NBA.
Wow....
ETOS kerja Kobe Bryant mendapat pengakuan banyak orang yang pernah bersinggungan langsung dengannya.
I can't relate to lazy people. We don't speak the same language. I don't understand you. I don't want to understand you.
Salah satu kutipannya tentang etos kerja adalah, "I can't relate to lazy people. We don't speak the same language. I don't understand you. I don't want to understand you."
Terjemahan bebasnya, "Saya enggak ada urusan dengan orang malas. Kita tidak bicara pakai bahasa yang sama. Saya tidak paham Anda (orang malas). Saya tidak mau memahami Anda."
Business Insider mengumpulkan pula sejumlah kutipan inspiratif Kobe Bryant dalam naik-turun jalan kehidupannya.
Kumpulan kutipan itu bisa disimak di sini.
Jangan dikira torehan prestasi Kobe Bryant turun dari langit dan tanpa pengorbanan. Selain kerja keras yang menjadi fondasinya, Bryant juga berkali-kali cedera serius, terutama di tahun-tahun akhir karier profesional.
Misal, dia mengalami patah tulang metakarpal tangan kanan pada musim 1999-2000. Lalu, laserasi jari telunjuk kanan dan bahu kanan terkilir pada 2003-2004, disusul pergelangan kaki kanan terkilir pada 2003-2004.
Makin serius, pada musim 2009-2010 dia mengalami retak avulsion jari telunjuk, pembengkakan lutut kanan, dan pergelangan kaki kiri terkilir. Pada musim 2012-2013, tendon achilles kaki kirinya sobek dan butuh operasi.
Setahun kemudian, musim 2013-2014, tulang di lutut kirinya patah. Terakhir, rotator cuff—kumpulan otot dan tendon yang melindungi sendi—bahu kanan sobek pada musim 2015.
Video pidato perpisahan Kobe Bryant dari lapangan NBA yang diunggah ulang begitu kabar dia meninggal pun masih mengundang ribuan orang menontonnya lagi dan lagi.
Perpisahan yang hangat dan penuh penghargaan, bahkan saat ditonton lagi hampir empat tahun kemudian seperti sekarang. Ini videonya:
Selesai dari karier basket profesional, dunia Kobe Bryant tak sepenuhnya lepas dari dunia olahraga yang melambungkan namanya itu. Selain tetap melatih dan memiliki klub basket, Bryant bermain dan membuat film tentang basket.
Selain Dear Basketball yang mendapatkan Oscar 2018, Bryant antara lain menggarap pula film Daddy's Home (2015) dan Detail (2018).
Bryant juga mendirikan Granity Studio, perusahaan multimedia yang dia dedikasikan untuk menyajikan cerita tentang dunia olahraga.
Dengan semua kiprah dan capaiannya ini, dunia olahraga—tak cuma basket—bahkan awam merasakan duka dan kehilangan mendalam.
Meski dikenal luas sebagai pengguna helikopter untuk transportasi harian, Bryant tak digambarkan sebagai sosok arogan karena pilihannya itu.
Mengakui helikopter adalah sarana penting untuk aktivitasnya, termasuk menjaga kebugaran karena waktunya tak habis di jalanan, Bryant tak pelit meminjampakaikan helikopter itu untuk berbagai keperluan orang lain. Salah satunya, membawa koleganya yang butuh rujukan medis ke rumah sakit.
Aliran ungkapan duka tak berhenti sejak kabar pertama kematian Bryant tersiar. Kolega setim dan seangkatannya, Shaq, adalah salah satu yang jelas-jelas berduka itu.
There’s no words to express the pain Im going through with this tragedy of loosing my neice Gigi & my brother @kobebryant I love u and u will be missed. My condolences goes out to the Bryant family and the families of the other passengers on board. IM SICK RIGHT NOW pic.twitter.com/pigHywq3c1
— SHAQ (@SHAQ) January 26, 2020
Saat tulisan ini tayang, duka untuk Kobe Bryant menjadi trending topic dunia di jagat Twitter, bersanding dengan wabah virus corona yang pada hari-hari ini sedang jadi kewaspadaan dan kekhawatiran dunia.
Kobe Bryant menikah dengan Vanessa Laine pada 2001. Dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai empat anak, berturut-turut Natalia Diamante Bryant (Januari 2003), Gianna Maria-Onore Bryant (Mei 2006-20 Januari 2020), Bianka Bella Bryant (Desember 2016), dan Capri Kobe Bryant (Juni 2019).
Selamat jalan, Black Mamba.... So long....