JEO - Insight


Serba-serbi
Grammy Awards
1959-2021

Senin, 15 Maret 2021 | 21:13 WIB

Sejak kapan Grammy Awards digelar? Apa beda Album, Record, dan Song of the Year? Kejutan dan drama seperti apa yang ada di ajang prestisius industri musik ini? 

SEPERTI industri film yang memiliki Academy Awards atau Oscar, dunia musik punya Grammy Awards sebagai ajang penghargaan paling bergengsi.

Grammy Awards kerap dianggap sebagai pengakuan tertinggi bagi karya dan industri musik.

Meskipun diselenggarakan oleh industri musik Amerika Serikat, Grammy Awards menjadi impian para musisi. 

Dengan segala kontroversi dan kejutan, termasuk sistem penjurian yang dituding tertutup dan tidak adil, ajang Grammy Awards selalu dinanti insan musik dunia.

Apa saja cerita seru yang pernah mencuat dari ajang Grammy Awards? Adakah nama Indonesia pernah muncul di sini? 

 

SEJARAH
GRAMMY AWARDS

GRAMMY Awards pertama kali diinisiasi oleh para pelaku industri rekaman di era 1950-an.

Mereka menginginkan sebuah ajang penghargaan berkelas layaknya Oscar alias Academy Awards di bidang perfilman atau Emmy Awards untuk program televisi.

Saat itu mereka bingung menentukan nama acara. Salah satu yang tercetus adalah “Eddie”, untuk menghormati Thomas Alva Edison sang penemu fonograf.

Akhirnya dipilihlah nama Gramophone Awards, sebagai penghormatan kepada alat pemutar musik ciptaan Emile Berliner.

Malam penghargaan Gramophone Awards pertama digelar untuk kali pertama pada 4 Mei 1959.

Malam penganugerahan Grammy Awards pada 1959 ini mengapresiasi karya dan pelaku di industri musik yang merilis besutannya pada 1958.

Acara tersebut dilangsungkan di dua tempat secara bersamaan, yakni di Beverly Hilton Hotel di Beverly Hills, California, dan  Park Sheraton Hotel di New York City.

Tak lama setelahnya, Gromophone Awards berganti nama menjadi Grammy Awards dan bertahan hingga saat ini.

Penyelenggara Grammy Awards adalah Recording Academy. Nama lengkapnya adalah National Academy of Recording Arts and Science (NARAS).

Seperti halnya Grammy Awards perdana, setiap kali ajang ini digelar pada suatu tahun maka yang mendapat apresiasi adalah karya pada rentang periode tertentu dengan penanggalan terakhir pada tahun sebelumnya.

Untuk Grammy Awards ke-63 yang digelar pada 14 Maret 2021 waktu setempat, misalnya, nama acara dalam pendataan Recording Academy adalah 63rd Annual Grammy Awards (2020).

Ilustrasi untuk menyambut penyelenggaraan Grammy Awards ke-63 pada 14 Maret 2021.
DOK RECORDING ACADEMY GRAMMY AWARDS
Ilustrasi untuk menyambut penyelenggaraan Grammy Awards ke-63 pada 14 Maret 2021.

 

SERBA-SERBI
GRAMMY AWARDS

ADA piala, ada lokasi, dan ada pula kategori, yang terlibat dalam "paket" Grammy Awards. Apa saja serba-serbi Grammy Awards?

Grammium

Ini adalah bahan yang kini dipakai untuk pembuatan piala dalam penghargaan Grammy Award.

Bentuk piala adalah gramofon berlapis emas. Piala merupakan buatan tangan dari Billings Artworks di Ridgway, Colorado.

Piala Grammy Awards dipajang di ruang pers pada penyelenggaraan Grammy Awards ke-60 di New York pada 28 Januari 2018.
AFP/DON EMMERT
Piala Grammy Awards dipajang di ruang pers pada penyelenggaraan Grammy Awards ke-60 di New York pada 28 Januari 2018.

Pada 1990, desain piala dirombak dan bahannya diganti. Timah lunak diganti dengan bahan yang lebih kuat sehingga menjadikan piala itu terlihat lebih besar dan gagah.

Bahan baru inilah yang disebut grammium, yaitu logam campuran kuningan dan besi, yang dikembangkan Billings Artworks dan menjadi trademark. 

Nama pemenang baru digrafir di piala tersebut setelah nama pemenang diumumkan dan nantinya diserahkan kepada si pemenang.

Jadi, saat siaran langsung, yang dipakai adalah "piala pengganti" yang digunakan dari tahun ke tahun untuk kebutuhan penyiaran ajang penghargaan itu.

 

Staples Center

Sebelum identik dengan Staples Center, Grammy Awards mengawali perjalanannya di dua lokasi penyelenggaraan yakni Hotel Beverly Hilton di Beverly Hills di California dan Park Sheraton Hotel di New York.

Lokasi acara kemudian berpindah lagi, dari Felt Madison Square Garden hingga ke Tennessee's Nashville Theatre. Akhirnya, pada 1974 hingga 2003, Grammy difokuskan digelar di New York City dan Los Angeles.

Staples Center menjadi rumah permanen Grammy sejak tahun 2004. Arena yang berada di Los Angeles ini merupakan venue bergengsi di dunia hiburan dan olahraga, juga lokasi kegiatan penting dan booth memorial yang mendunia.

Jumlah kategori

Acara Grammy Awards pertama yang berlangsung pada 4 Mei 1959 diramaikan dengan 28 kategori.

Jumlah yang diperlombakan mengalami pasang-surut. Grammy sempat menyentuh jumlah kategori tertinggi pada tahun 2009 dengan total 110 kategori.

Enam trofi Grammy milik penyanyi Adele dipajang di belakang panggung Grammy Awards ke-54 yang diselenggarakan di Staples Center, Los Angeles, pada 12 Februari 2012.
AFP/FREDERIC J. BROWN
Enam trofi Grammy milik penyanyi Adele dipajang di belakang panggung Grammy Awards ke-54 yang diselenggarakan di Staples Center, Los Angeles, pada 12 Februari 2012.

"Restrukturisasi" radikal atas jumlah kategori di Grammy Awards dilakukan pada 2011, dari 109 kategori pada 2010 menjadi 79 kategori saja.

Kategori yang berbasis gender serta pemisahan karya solo dengan grup dihapus.

Sejumlah kategori berbasis genre musik dikelompokkan ulang. Misal, lagu bergenre Hawaiian, native American, dan zydeco, digabung sebagai kategori Regional Root Music.

Mulai 2017, jumlah kategori di Grammy Awards stabil di 84 piala. Adapun untuk penyelenggaraan pada 2021 alias Grammy Awards ke-63, ada 83 piala dibagikan.

Dari puluhan kategori itu, empat di antaranya yang menjadi perhatian utama, yaitu Record of the Year, Album of the Year, Song of the Year, dan Best New Artist.

Keempat kategori dianggap paling bergengsi karena tidak dibagi berdasarkan genre musik.

 

Pada 1997, NARAS menghadirkan Latin Academy of Recording Arts and Sciences (LARAS), untuk mengakomodasi tren musik bergenre Latin. Bila NARAS dikenal sebagai Recording Academy, LARAS jamak disebut Latin Recording Academy.

Untuk memenangi kategori dari NARAS, rekaman atau video musik harus beredar di Amerika Serikat pada periode waktu yang ditentukan Recording Academy.

Adapun untuk memenangi Grammy versi Latin, rekaman boleh beredar di mana saja di dunia tetapi perekamannya harus dilakukan dalam bahasa Spanyol atau Portugis. Periode waktu edar lagu ditentukan tersendiri pula.

Latin Grammy Awards pertama digelar di Los Angeles pada 2000, dengan Carlos Santana dan Shakira ada di antara deretan pemenang. 

Siaran Grammy Awards

Sebagai salah satu ajang penghargaan paling dinantikan, Grammy Awards merupakan mesin pencetak uang untuk stasiun televisi. Jutaan orang dipastikan menyaksikan penyiaran acara ini di seluruh dunia.

Siaran perdana Grammy Awards ditayangkan pada 29 November 1959 dalam episode NBC Sunday Showcase.

CBS membeli hak siar Grammy pada 1973, bersamaan saat lokasi acara berpindah ke Nashville.

Lalu, pada 21 Juni 2011, Recording Academy mengumumkan bahwa CBS telah membuat kesepakatan sebagai pemegang hak siar Grammy dengan kontrak 10 tahun.

Museum Grammy

Selain memberikan penghargaan, Grammy juga membangun sebuah museum yang terletak di seberang Staples Center di Los Angeles.

Museum ini dibangun untuk melestarikan perjalanan sejarah dari setiap penyelenggaraan Grammy Awards.

Di dalam museum tersebut, pengunjung bisa melihat nama-nama para pemenang yang pernah membawa pulang piala Grammy.


JOEY ALEXANDER
BAWA NAMA INDONESIA
KE PANGGUNG GRAMMY

PIanis jazz asal Indonesia Joey Alexander tampil di panggung Grammy Awards ke-58 di Staples Center, Los Angeles, California, pada 15 Februari 2016.
AFP/ROBYN BECK
PIanis jazz asal Indonesia Joey Alexander tampil di panggung Grammy Awards ke-58 di Staples Center, Los Angeles, California, pada 15 Februari 2016.

INDONESIA tersenyum bangga ketika Joey Alexander muncul di antara deretan nomine Grammy Awards 2016.

Joey yang ketika itu baru berusia 12 tahun mendapat dua nominasi. Pertama, nominasi Best Jazz Instrumental untuk album solo debutnya, My Favorite Things. Kedua, Best Improvised Jazz Solo untuk lagu Giant Steps.

Hal itu membuatnya menjadi musisi termuda yang pernah masuk nominasi Grammy. Ia juga nomine Grammy pertama dari Indonesia.

Di kalangan musisi jazz dunia, Joey Alexander bahkan mendapat julukan “anak ajaib” karena musikalitasnya yang disebut luar biasa.

Meski tidak berhasil membawa pulang piala Grammy, remaja bernama lahir Josiah Alexander Sila itu memukau dunia. Dia mendapat kesempatan tampil pada malam puncak Grammy Awards 2016 di di Staples Center, Los Angeles, California, pada 16 Februari 2016.

Ketika itu, Joey memainkan komposisi gubahannya sendiri berjudul City Lights, yang terinspirasi gemerlap cahaya Kota New York.

Dia mendampingi CEO/President Recording Academy Neil Portnow dan rapper Common yang mengantar segmen untuk mengenang para seniman musik yang tutup usia sepanjang 2015 hingga awal 2016.

Penampilannya di panggung bergengsi itu mendapat standing ovation dari nama-nama besar di industri musik AS. Di antara mereka ada Taylor Swift dan Bruno Mars.

Pada 2017, Joey Alexander kembali mendapat nominasi Grammy Awards. Lewat album Countdown, remaja kelahiran Bali pada 25 Juni 2003 itu menjadi nomine kategori Best Improvised Jazz Solo. 

LEGENDA MUSIK
TANPA
PENGAKUAN GRAMMY

BANYAK artis musik hebat yang dianggap sebagai pelopor dan legenda tetapi tidak pernah sekalipun mendapat penghargaan Grammy.

Siapa saja mereka?

Bob Marley

Bob Marley.
AFP/HO
Bob Marley.

Meskipun sudah meninggal pada 1981, Bob Marley tetap menjadi salah satu artis musik paling ikonik dan memiliki jutaan di seluruh dunia.

Bob Marley berhasil mempopulerkan musik asli Jamaika, reggae, ke seluruh dunia. Bob Marley pun dianggap sebagai symbol simbol budaya Jamaika.

Album Legend milik sang legenda sudah terjual lebih dari 15 juta kopi sampai saat ini. Bahkan, sampai hari ini album itu masih terjual antara 3.000 hingga 5.000 kopi per hari, lebih dari 30 tahun sejak dirilis.

Dunia musik kehilangan ketika Bob Marley meninggal. Namun, Recording Academy tidak pernah mengakui bakatnya.

Grammy memang memberinya Lifetime Achievement Award pada 2001. Bob Marley juga dinominasikan untuk Best Music Film dan Best Pop Collaboration with Vocals pada 2002, tetapi dia tidak menang.

Snoop Dog

Rapper Snoop Dogg merilis 16 album yang terjual lebih dari 25 juta kopi sepanjang kariernya. Dia dianggap berjasa mengubah gaya rap.

Meskipun mendapat 17 nominasi, pemilik nama asli Cordozar Calvin Broadus Jr  tidak pernah satu kali pun dianugerahi Grammy Awards.

The Who

Sebagai band rock Inggris, The Who diberi penghargaan karena mempengaruhi dunia musik rock modern.

Band asal Inggris ini dianggap mempengaruhi lanskap musik rock modern. The Who termasuk grup musik yang pertama menggunakan synthesizers untuk struktur musik rock tradisional.

Grup yang dipandegani Pete Townsend dan Roger Daltrey ini juga band pertama yang memasukkan bunyi nonmusik ke dalam lagu-lagunya.

Meskipun memberi sumbangsih besar di dunia musik, The Who tidak pernah mendapatkan Grammy Awards kecuali Lifetime Achievement Award pada 2001.

Tupac Shakur

Dunia musik, khususnya hip-hop, tersentak ketika Tupac Shakur ditembak mati pada 13 September 1996. Usianya masih sangat muda, 25 tahun, dan dia tengah berada di puncak kariernya.

Tupac Shakur mengubah wajah hiphop dengan memasukkan pesan politik dalam lirik musiknya. Rapnya sangat rumit sampai-sampai menjadi bahasan di berbagai debat di sejumlah perguruan tinggi bergengsi di AS.

Namun Recording Academy tidak pernah memberinya Grammy sebagai pengakuan atas karyanya. Padahal, Tupac dinominasikan pada 1996, 1997, dan 2000.

Pada 1996 ia dinominasikan untuk Best Rap Solo untuk lagu Dear Mama dan Best Rap Album lewat album Me Against the World.

Pada 1997 ia kembali dinominasikan untuk Best Rap Album melalui album All Eyez on Me.Dua lagunya juga mendapat nominasi Best Rap Performance by a Duo or Group, yakni How Do You Want It dan California Love.

Tupac mendapat nominasi lagi pada 2000 pada kategori Best Rap Solo Performance untuk lagu Changes.

 

BEDA
ALBUM OF THE YEAR,
RECORD OF THE YEAR,
DAN SONG OF THE YEAR

KATEGORI Album of the Year dan Record of the Year kerap membingungkan bagi masyarakat awam yang mengikuti ajang Grammy Awards.

Dua kategori ini termasuk dalam kategori tertinggi sebagai apresiasi atas karya musik.

Selain itu, ada pula kategori Song of the Year yang beririsan pula dengan kategori prestisius Record of the Year. 

Tersesat di terjemahan adalah salah satu kemungkinan kesulitan memahami perbedaan album dan record ini.

Dalam bahasa Inggris sekalipun, "How many albums are in your record collection?" bisa mengundang pening atau kecanggungan bila salah menangkap maksudnya.

Penjelasan Grammy dalam situsnya menyebut, asal pembeda kategori album dan record ini harus ditarik balik ke era musik masih direkam di vinyl 45 rpm.

Terlebih lagi, frasa vinyl albums dan vinyl records pun kerap disebut sebagai records alias rekaman. 

Di media vinyl 45 rpm, setiap sisi hanya berisi satu rekaman lagu. Side-A untuk single pertama dan Side-B untuk single kedua. 

Seturut teknologi, muncul vinyl 33 1/3 rpm. Ada lebih banyak lagu yang sekaligus bisa direkam dalam setiap sisi vinyl. Kumpulan rekaman lagu (record) ini disebut track.

Berikutnya, muncul istilah tracks pun muncul, yaitu kumpulan dari track

Album vs Record 

Dari pengantar di atas, definisi album dan record semestinya mulai bisa dibayangkan. 

Sekumpulan tracks yang ada dalam satu media rekam disebut sebagai album. Adapun record merujuk pada satu rekaman lagu.

Dari pemahaman dan latar sejarah itu, ada dua kriteria album yang bisa masuk kategori penghargaan Album of the Year di Grammy Awards.

Pertama, album itu harus memiliki minimal lima lagu dengan durasi total setidaknya 15 menit. Atau, kriteria kedua, album tersebut memiliki durasi putar setidaknya 30 menit tanpa ada batas minimal jumlah track.

Yang dinilai dari Album of the Year adalah kualitas dan nilai artistik dari keseluruhan isi sebagai sebuah kesatuan.

Penghargaan diberikan kepada semua musisi utama, musisi pendukung, penulis lagu, produser, dan engineer yang terlibat dalam pembuatan album, dengan kontribusi minimal 33 persen konten album.

Pada Grammy Awards ke-60, misalnya, penghargaan Album of the Year menjadi milik Bruno Mars, dari penggarapan album 24K Magic.

Adapun Record of the Year merupakan penghargaan untuk satu track alias satu lagu. Yang mendapatkan penghargaan ini adalah penyanyi, musisi, produser, hingga engineer yang terlibat dalam perekaman lagu hingga pembuatan master lagu.

Record vs Song

Lantas apa bedanya Record of the Year dengan Song of the Year jika penghargaan diberikan kepada sebuah lagu? 

Record of the Year diberikan kepada semua orang yang terlibat dalam pembuatan lagu. Ini diberikan tak hanya kepada penyanyi dan musisi yang membawakan sebuah lagu, tetapi juga bagi produser dan bahkan engineer di balik produksi lagu itu.

Laman Grammy mencontohkan, pada Grammy Awards ke 57, Record of the Year diberikan untuk lagu Stay With Me yang dinyanyikan Sam Smith.

Selain Smith, penghargaan diberikan pula kepada tiga produser dan empat engineer yang terlibat dalam pembuatan lagu ini, dari perekaman, mixing, sampai pembuatan master lagu.

Adapun Song of the Year, adalah penghargaan yang diberikan kepada si penulis lagu saja. 

Menggunakan contoh dari ajang yang sama, Song of the Year diberikan kepada Alicia Keys. Namun, dia menerimanya bukan karena menyanyikan lagu itu melainkan sebagai penulis lagu.

Contoh lebih gamblang bisa dilihat pula pada Grammy Awards ke-59. Pada tahun itu, Record of the Year dan Song of the Year sama-sama didapat lagu Hello yang dinyanyikan Adele. 

Bedanya, Record of the Year diterima Adele sebagai penyanyi bersama Greg Kurstin sebagai produser dan delapan engineer yang turut menggarap rekaman lagu itu. 

Adapun Song of the Year diterima Adele dan Kurstin dalam kapasitas mereka sebagai penulis lagu Hello

 

DRAMA DAN KEJUTAN TERBESAR
GRAMMY AWARDS

SEPERTI kebanyakan acara penghargaan, Grammy Awards kerap menyuguhkan peristiwa tak terduga.

Misalnya, karya musik yang dianggap bagus justru tidak masuk nominasi atau jadi pemenang. Ada juga pemenang Grammy yang tidak pernah disangka.

Berikut ini 10 kejutan terbesar dalam sejarah Grammy Awards:

Aksi boikot

Selain kejutan, Grammy Awards juga diwarnai sejumlah aksi boikot. Yang memboikot ya para pelaku industri musik bahkan ada yang pernah menerima lebih dari 20 Grammy.

Baik nomine maupun pemenang Grammy Awards ditentukan oleh anggota The Recording Academy. Namun, hasilnya kerap dinilai tidak sejalan dengan pendapat publik.

Ada banyak artis musik luar biasa tetapi tidak pernah memenangi Grammy. Hal ini membuktikan yang terbaik belum tentu menjadi pemenang di Grammy Awards.

Setiap tahun ada saja artis yang memboikot atau menolak menghadiri Grammy Awards bahkan saat mereka masuk daftar nomine.

Berikut ini 10 artis musik yang pernah menolak hadir di Grammy:

1. Frank Ocean

Dikenal vokal terhadap Grammy Awards, Frank Ocean tidak mendaftarkan albumnya, Blonde, ke The Recording Academy untuk mendapat nominasi.

"Institusi (The Recording Academy) memang memiliki sejarah, tetapi tidak mewakili orang-orang dari kalangan saya," kata Ocean dalam wawncara dengan The New York Times.

Padahal Ocean pernah mendapat Grammy sebagai Best Urban Contemporary Album dan Best Rap/Sung Collaboration pada 2013.

Dia merasa sistem penjurian Grammy Awards kuno.

2. Justin Bieber

Penyanyi idola ini pernah tiga kali mendapat nominasi Grammy Awards dan menang sekali.

Pada 2018, Bieber tidak menghadiri Grammy karena berpendapat acara itu tidak penting maupun mewakili kaum muda.

3. Kanye West

Kanye West sudah diganjar lebih dari 20 Grammy Awards. Namun dia selalu kalah jika bersaing head to head dengan musisi kulit putih. Seperti Frank Ocean, West juga menganggap Grammy Awards kuno.

4. Jay Z

Suami Beyonce itu pernah memboikot Grammy Awards dengan alasan acara itu tidak memberi penghormatan yang pantas kepada musisi hip-hop.

5. Kid 'n Play

Duo hip-hop yang terdiri dari Christopher "Kid" Reid dan Christopher "Play" Martin itu berpendapat Grammy tidak menerima musisi-musisi tertentu.

Mereka memboikot Grammy Awards 1989 bersama sejumlah artis lain.

6. DJ Jazzy Jeff & The Fresh Prince

Terdiri dari Will Smith dan DJ Jeff Townes, duo ini mencetak sejarah menjadi artis musik pertama yang memenangi Best Rap Performance di Grammy Awards 1989.

Namun mereka memboikot malam puncak penghargaan musik itu karena melihat ketidaksetaraan di The Recording Academy.

7. Salt-N-Pepa

Mereka ikut memboikot Grammy Awards 1918 bersama banyak musisi hip-hop lainnya.

Duo yang menghasilkan lagu hit seperti "Push-It" itu pernah meraih Grammy untuk Best Rap Performance by a Duo or Group pada 1995.

8. Public Enemy

Grup hip-hop ini memboikot dua kali Grammy Awards, yakni pada 1989 dan 1991.

Mereka mendapat nominasi Best Rap Performance by a Duo or Group pada 1991.
Mereka menolak datang ke acaranya karena penanugerahan penghargaan untuk kategori itu tidak disiarkan di televisi.

9. Slick Rick

Meskipun dianggap sebagai musisi berpengaruh di genre hip-hop, Slick Rick tidak pernah memenangi Grammy. Dia juga ikut aksi boikot Grammy pada 1989.

10. Russell Simmons

Russell Simmons merupakan salah satu pendiri label musik hip-hop Def Jam Recordings. Dia turut memboikot Grammy Awards 1989.

"Mereka tidak begitu menghormati kategori ini (hip-hop)," kata Simmons kepada The New York Times.

Dia menambahkan, memberontak sudah menjadi DNA hip-hop.

"Kami tidak peduli apa kata industri (musik). Itu pernyataan kami. Kami menyukai status alternatif," kata Russell Simmons.