Motor restorasi dan NOS booming lagi belakangan. Ada pula varian orian. Apa saja yang menarik atau kita perlu tahu? Ini, A-Z seputar motor restorasi dan NOS.
BEBERAPA tahun belakangan ini Indonesia dilanda demam sepeda motor lawas dengan tampilan gres laiknya baru keluar diler.
Kuda besi keluaran lawas dengan tampilan kinclong kembali booming di tengah maraknya peredaran sepeda motor baru. Pembeli dan penggunanya tentu saja kebanyakan kalangan pehobi.
Banderol motor lawas dengan tampilan bak keluaran anyar bisa dibilang abu-abu, tapi yang pasti jauh di atas harga kebanyakan motor baru saat ini.
Motor lawas pun beranjak jadi bisnis menggiurkan lantaran punya nilai investasi cukup tinggi
Karena itu, motor lawas pun beranjak jadi bisnis menggiurkan lantaran punya nilai investasi cukup tinggi. Terlebih lagi bila yang dibahas adalah motor-motor berstatus edisi terbatas dan tahun lawas. Sudah pasti, banderol harga pun dipasang suka-suka.
Namun, ada juga pemain yang mengesampingkan masalah bisnis dan investasi. Mereka menyukai motor lawas lantaran nostalgia dan melestarikan motor-motor yang sudah tak lagi diproduksi.
Nah, dalam dunia motor lawas ada beberapa istilah yang harus dikenali. Di antara istilah itu ada restorasi dan new old stock (NOS). Nilai jual motor restorasi dan NOS juga beda, tergantung kondisi motor itu sendiri.
Seperti apa detail rinciannya? Seperti apa cerita para pelaku? Lanjut baca ya....
BISA jadi penampakan akhir seolah sama tapi sebenarnya sepeda motor hasil restorasi dan yang berstatus new old stock (NOS) tidaklah sama.
Dalam dunia otomotif, ada beberapa motor klasik yang usianya sudah puluhan tahun tetapi tampilannya masih segar dan awet. Tak hanya penampakan visual tetapi juga sepeda motor itu masih bisa dinyalakan dan dipakai.
Restorasi terbagi dua: pakai komponen asli dan yang pakai imitasi.
Sebagian besar dari motor klasik seperti itu sudah melewati proses restorasi. Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI), restorasi berarti pengembalian atau pemulihan ke keadaan semula.
Nah, kurang lebih motor restorasi juga seperti itu artinya.
"Restorasi itu mengembalikan (sepeda motor) ke wujud semula, (seperti) bagaimana aslinya motor. Khususnya pada motor klasik," kata Rizky Arif, dari Antik Motor Kediri, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/9/2020).
Restorasi dalam dunia motor terbagi dalam dua jenis, yakni menggunakan suku cadang orisinal dan imitasi. Mau yang mana pun, yang terpenting adalah hasil tampilannya tetap seperti aslinya.
Hal serupa diutarakan Mulyanto dari Motor Tua Jakarta. Menurut dia, restorasi adalah mengembalikan motor ke kondisi semula, seperti kondisi saat dilego pertama kali di diler, termasuk warna atau catnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Beda dengan restorasi, meski juga merujuk pada motor lawas, NOS memiliki kriteria yang sedikit lebih tinggi.
Sesuai dengan sebutannya, NOS merupakan motor lama yang kondisinya benar-benar baru, layaknya baru keluar dari diler.
Definisi konkret dari NOS adalah kendaraan baru, baik sepeda motor maupun mobil, yang benar-benar belum pernah dipakai dari baru.
Otomatis, mulai dari mesin dan indikator jarak tempuh pada kilometer di motor seperti ini juga masih nol.
Tren NOS saat ini banyak disalahartikan sehingga pengertiannya menjadi bias.
Sayangnya, kata Andy Wardhana—salah satu kolektor Vespa yang juga pemain motor lawas jenis NOS—, tren NOS saat ini banyak disalahartikan sehingga pengertiannya menjadi bias.
"Banyak orang menyebut Vespa NOS atau mobil NOS, padahal sebetulnya bukan NOS tapi low kilometer atau Km-nya sedikit. (Yang begitu) bisa disebut good condition atau pristine condition (kondisi murni)," kata Andy, Senin (7/9/2020).
Seperti halnya sparepart, lanjut dia, begitu sudah dipakai meski tidak lama maka sebutannya adalah barang seken.
"Kebanyakan orang salah di situ," tegas Andy.
NOS, ungkap Andy, haruslah sama sekali belum pernah dipakai.
"(Dipakai ini) dalam konteks kendaraan, kendaraan itu belum diajak jalan," kata Andy.
Namun, tambah Andy, bukan berarti setiap NOS juga kilometer di spedometernya menunjukkan angka nol.
Dia mencontohkan, spedometer Vespa VBB 62 yang pernah dia miliki menunjukkan angka 4 kilometer.
"Itu dari pabrikan Vespa memang tidak pernah nol km, biasanya 3 atau 4 km," sebut Andy.
Lihat postingan ini di Instagram
Pemilik Yamaha UKKI Motor Uki Ifwa juga sependapat. Menurut dia, kilometer tidak selalu nol karena kemungkinan sebelum sampai tangan konsumen telah dilakukan test ride untuk memastikan kondisinya baik.
KEBANYAKAN pemain sepeda motor jenis restorasi dan NOS mematok harga jual yang sangat tinggi.
Karena itu, banyak kolekter yang memburu motor-motor lawas ini harus merogoh kocek cukup dalam. Ini sepadan karena nilai investasinya pun menggiurkan.
Gelap dan suka-suka. Ya, itu kalimat yang keluar untuk harga motor berkategori NOS.
Hal ini cukup wajar. Selain kilometernya sangat rendah lantaran tak pernah digunakan sama sekali, semua komponennya pun masih asli dan tampang benar-benar baru seperti keluar dari diler.
"(Kendaraan NOS) bisa jadi investasi karena supply barangnya sudah tidak ada. Makin lama makin langka, otomatis harga pasti naik," kata Andy Wardhana, Senin (7/9/2020).
Menurut Andy, penjual biasanya menentukan harga lalu calon pembeli tinggal memilih untuk mau atau tidak dengan bukaan harga itu.
Lihat postingan ini di Instagram
Soal harga ini makin gelap karena kebanyakan peminat barang NOS adalah kolektor. Yang jual juga kerap tidak sebegitu butuh uang.
"Apalagi kalau (kelasnya) kolektor. Kolektor itu soal harga nomor dua. Barang benar-benar original, utuh, apalagi NOS, kolektor pasti mau," ucap Andy.
Meski Andy tak mau menyebutkan angka, rumor yang beredar menyebut Vespa VBB 1962 miliknya bisa diboyong hanya dengan harga fantastis.
Contoh lain koleksi barang NOS dengan harga jual luar biasa adalah Yamaha RX-King SE 2003 milik Ahmad Arif alias Arif King Prok. Sepeda motor yang sempat beken dilabeli "motor jambret" itu dibanderol Rp 150 juta.
Banderol motor restorasi sebenarnya juga tidak menentu. Namun, ini lebih tergantung pada tingkat kesulitan dalam proses pemugarannya.
Dari segi strata, harga jual kendaraan hasil restorasi tak semahal NOS yang memang sejak awal dibeli hampir tak pernah disentuh.
Meski demikian, justru bisnis kendaraan restorasi lebih pesat tumbuh dibandingkan NOS yang pasarnya terbatas. Meski tak sefantastis NOS, motor restorasi juga dapat jadi investasi karena harga jual berlipat kali banderol pasar.
Contoh, Astrea Grand 1991 yang diracik ulang menjadi seperti asli lagi oleh Zubastian Racham, laku terjual Rp 80 juta.
Modal yang dia keluarkan adalah sepeda motor bekas seharga Rp 3,4 juta dan ongkos restorasi di kisaran Rp 30 juta.
Menggiurkan?
BEDA pengertian beda pula cerita di balik motor restorasi dan NOS. Seperti apa?
Sesuai arti harfiahnya, restorasi berarti motor lawas yang sudah usang dipugar memakai berbagai suku cadang baru. Tujuannya, tentu saja, membuat tampilan motor kembali baru.
Dua kesulitan restorasi motor: komponen bodi dan sparepart mesin.
Menurut Mulyanto dari Motor Tua Jakarta, ada dua kesulitan dalam merestorasi motor, yakni aksesori atau komponen bodi dan suku cadang mesin.
Secara umum, aksesori motor tua itu lebih sulit didapatkan dibanding suku cadang mesin. Sebab, komponen mesin masih bisa substitusi dari model kendaraan lain.
"Yang susah sekarang justru aksesorinya, apalagi untuk orang-orang yang mengincar detail. Seperti baut-baut, emblem, dan lainnya," ujar Mulyanto.
Lihat postingan ini di Instagram
Adapun Tri Wahyudi, pemilik bengkel restorasi Rumah Pitung di Tangerang, Banten, mengatakan, paling utama saat akan melakukan restorasi adalah menentukan aliran yang diinginkan.
Harus dipastikan dulu tujuan restorasi.
Harus dipastikan dulu tujuan restorasi ingin mengembalikan keaslian motor secara keseluruhan atau hanya membuat motor lebih segar dan nyaman dibawa berkendara.
"Ini diperlukan untuk menentukan pembelian suku cadang juga, karena motor lawas komponen imitasinya banyak. Jadi, sebetulnya restorasi motor bisa menyesuaikan budget," tutur Tri, Kamis (10/9/2020).
Selanjutnya, saat mencari unit yang diincar, pastikan motor memiliki kelengkapan body yang baik. Pasalnya mencari komponen body lebih susah ketimbang mesin.
Jangan lupa juga mengecek dan memastikan kelengkapan surat-surat. Sesuaikan juga isi dokumen dengan nomor rangka. Paling utama, pastikan STNK dan BPKB kendaraan benar-benar asli.
Untuk NOS, boleh dibilang memang tidak ada proses penyegaran. Ini karena kendaraan NOS sejak keluar dari diler sudah langsung dikandangkan alias disimpan dengan baik.
Seperti penjelasan Andy sebelumnya soal definisi NOS, bias pengertian NOS rentan mendatangkan praktik akal-akalan dari beberapa pedagang motor.
Tak sedikit pedagang yang mengaku-aku motor jualannya laku dengan harga fantastis. Tujuan mereka adalah mendongkrak harga motor jenis tertentu. Istilahnya, digoreng.
Tak sedikit pedagang yang mengaku-aku motor jualannya laku dengan harga fantastis.
Menurut Mulyanto, modus pura-pura motor laku dengan harga tinggi seperti itu sudah biasa terjadi.
Salah satu triknya, sebut dia, ada yang bermodal foto kuitansi pembelian dengan angka fantastis. Padahal, motor tidak ke mana-mana.
Yang dituju adalah praktik itu jadi viral sehingga harga motor atau harga pasaran motor itu naik.
"Ada saja yang seperti itu. Honda Grand dijual Rp 80 juta, Yamaha RX-King Rp 150 juta. Saya juga sering dapat tudingan seperti ini. Makanya, kalau ada yang beli, selalu saya unggah foto pembelinya," ujar Mulyanto.
Terpisah, pecinta vespa dan vlogger Ravindra Trimahardika menyebut bahwa Vespa dengan kondisi NOS sangat jarang ada. Namun, dia pernah mengunggah salah satu barang langka ini lewat akun Ravespa ScooVlog di YouTube.
Banderol Vespa NOS bisa sangat mahal menyentuh ratusan juta rupiah bukan hanya karena kondisinya melainkan juga ada nilai sentimen di dalamnya.
"Mahalnya karena kondisi Vespa itu original, benar-benar mirip saat keluar dari diler," ungkap dia, Senin (14/9/2020).
Sudah begitu, para pemilik itu menahan diri tidak menggunakan Vespa tersebut sampai bertahun-tahun.
"Ketika orang mau merasakan Vespa yang original dan percis baru keluar dari pabrik, ya itu," ujar Ravindra.
Bagi Ravindra, barang yang originalitasnya terjaga memang harus terbayar mahal.
"Sebab, originalitas itu tidak hanya berupa unit tetapi (juga) dari karya, gagasan, sampai jeroan-jeroannya," tegas dia.
Tak sekadar ada peluang bisnis dari harga jual kembali, nilai-nilai sejarah atau nostalgia juga menjadi pertimbangan kuat pecinta restorasi dan NOS.
Spesialis restorasi motor 2-tak, Nanang Wahyu mengatakan, masih banyak pecinta motor yang ingin bernostalgia. Sebab, mencari motor jadul yang masih dalam kondisi baru memang sangat sulit.
"Maka dari itu, salah satu yang bisa dilakukan adalah membuatnya seakan-akan motor keluaran dari diler, yakni dengan restorasi total," ucap Nanang, Kamis (10/9/2020).
Ada kebanggaan tersendiri pula ketika dapat memiliki sepeda motor yang keberadaannya hampir punah.
Lalu, imbuh dia, ada kebanggaan tersendiri pula ketika dapat memiliki sepeda motor yang keberadaannya hampir punah.
Alasan lain restorasi adalah kepuasan pribadi. Para pehobi atau kolektor motor seakan tak peduli dengan biaya restorasi, yang penting bisa mendapatkan motor idaman dengan kondisi istimewa.
Farhan Zaidan, pemilik Honda Astrea Legenda 2 lansiran tahun 2003, menyebut hobi dan nostalgia menjadikan biaya restorasi dan komponen yang mahal tak dia permasalahkan.
"Selain karena motor ini murah, ada kenangan tersendiri. Waktu saya belajar motor, saya menggunakan Astrea Legenda," ujar dia, Rabu (18/12/2019).
Investasi, ungkap Farhan, bukan tujuan utama untuk dirinya. Namun, dia tak menampik bahwa harga motor-motor lawas ini cukup menggiurkan di masa depan asalkan si pemilik bisa menjaganya dengan baik.
MENELUSURI pemberitaan dan media sosial, sejumlah motor NOS sempat viral. Berikut ini dua di antaranya:
Contoh motor NOS yang sempat viral dengan harga jual tinggi adalah Yamaha RX-King SE 2003.
Dikenal dengan sebutan "Motor Jambret", sepeda motor itu terjual dengan harga Rp 150 juta dari pedagang jual beli motor lawas Ahmad Arif alias Arif King Prok.
Arif mengaku tak heran dengan harga jual motor NOS yang fantastis. Menurut dia, RX-King SE 2003 memang sudah jadi incaran kolektor lantaran berstatus edisi spesial.
"Untuk memperingati ulang tahun RX-King pada 2003, Yamaha mengeluarkan RX-King SE. Memang beda bentuknya dengan yang 2003 biasa," kata dia, Selasa (8/9/2020).
Meski bukan versi NOS, Arif sempat memajang gambar Yamaha RX-King SE 2003 di akun instagramnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Namun, yang bikin harganya melambung tinggi juga karena kondisinya yang NOS.
"Kondisi NOS-nya itulah yang membuat harganya bisa mencapai ratusan juta. Belum lagi, memang unit motornya terbatas," ucap Arif.
Cerita berikutnya dari Vespa VBB 1962 milik Andy Wardhana yang ia dapatkan dari kolektor di Semarang, Jawa Tengah.
Boleh dibilang motor yang satu ini sesuai dengan harga. Barangnya benar-benar mulus.
"Sejak dibeli motor ini belum pernah diajak jalan. Belum pernah diisi bensin. Catnya masih bawaan pabrik. Semua stiker di bagian dalam jok, di mesin, masih menempel. Bahkan, bannya merek Cheat itu masih asli," ujar Andy, Senin (7/9/2020).
Menurut sang penjual, tutur Andy, motor tersebut dibeli saat si pemilik masih bujang. Sekarang, si pemilik sudah punya cucu. Selama itu, motor tersebut belum pernah satu kali pun dipakai.
Sayangnya, Andy memang tak mau membeberkan mahar untuk menebus barang istimewa tersebut.
"Wah enggak enaklah (sebut harga)," tepis Andy.
Namun, Andy menyebut ada guyonan yang beredar di kalangan penggemar Vespa sebagai gambaran.
"Ada orang gila yang jual Vespa VBB NOS. Tapi, yang beli lebih gila lagi tuh. Saya ketawa saja, mana yang gila ya?" kata dia.
Tak berselang lama setelah perbincangan Kompas.com dengan Andy ini, vespa tersebut telah berpindah tangan lagi. Andy tidak mau merinci waktu apalagi banderol perpindahan tangan ini dengan alasan yang sama.
SEPERTI halnya motor NOS, ada motor restorasi yang sempat viral juga di pemberitaan dan media sosial. Ini beberapa di antaranya:
Honda Astrea Grand lansiran 1991 milik Zubastian Racham menjadi contoh motor restorasi yang sukses dibuat seperti baru.
Setelah rampung direstorasi, bebek lengedaris ini berhasil dijual seharga Rp 80 juta, jauh lebih tinggi dari harga jual pada eranya.
Menariknya, sebelum direstorasi, Tian, sapaan akrab Zubastian, hanya membeli motor bekas tersebut dengan harga Rp 3,4 juta.
Setelah itu, dia mulai hunting berbagai suku cadang dan memugar bebek tersebut dengan dana yang tak murah.
"Biaya total sekitar Rp 30 juta. Sama ongkos bongkar pasang sekitar Rp 1,5 juta," sebut Tian kepada Kompas.com.
Agar tampilan motornya semirip mungkin dengan unit yang baru keluar dari diler, Tian pun membungkus jok dengan plastik bening dan memasang pelat nomor warna putih.
Masih dari genre bebek, kali ini lebih lawas, yakni Honda C70 lansiran 1980. Meski banyak motor klasik bisa direstorasi, bebek keluaran Honda umum jadi incaran.
Seperti diketahui, C70 merupakan salah satu tipe Honda Super Cub yang tak hanya laris di Indonesia tapi juga dunia.
Salah satu pemain restorasi Honda C70 adalah Tri Wahyudi. Dia juga yang antara lain membuat harga motor ini bertahan tak pernah surut di pasaran.
"C70 merupakan salah satu motor lawas yang masih banyak unitnya. Konsumen bisa pilih unit dengan menyesuaikan dana yang dimiliki," kata Tri.
Untuk C70 dalam kondisi buluk, harganya berkisar Rp 4 juta sampai Rp 5 juta. Lalu, kondisi standar sekitar Rp 10 juta sampai Rp 12 juta. Yang restorasi, sebut TRi, bisa Rp 16 juta sampai Rp 17 juta.
Salah satu alasan C70 masih banyak diincar adalah komponen yang sangat fleksibel. Artinya, meski tak lagi diproduksi, C70 masih bisa menggunakan komponen kanibal dari bebek keluaran Honda yang lebih muda.
Tinggal pilih juga alirannya, mau seperti asli dan pakai komponen original, atau nyaman dipakai dan sparepart imitasi atau kanibalan.
Berikutnya, contoh restorasi masih datang dari Honda, tetapi kali ini dari genre sport, yaitu Honda NSR250R.
Motor 2-tak langka ini merupakan versi legal dari motor balap yang turun dalam ajang GP250 atau Moto2.
Motor full fairing karya Soichiro Honda ini sangat laris di beberapa negara Asia, bahkan masuk kategori collection item.
Nah, Gany Rahman punya satu di antaranya. Honda NSR250R itu dia beli dalam kondisi bangkai seharga Rp 95 juta lalu direstorasi kembali ke bentuk asal.
Gany membeli motor tersebut melalui eBay dari luar negeri dan memboyongnya masuk ke Indonesia.
Bisa dibilang motor ini adalah cikal bakalnya keyless.
Butuh waktu sekitar sembilan bulan untuk pemugaran hingga motor itu terlihat seperti baru lagi.
"Kalau motor yang sekarang kan pakai kunci untuk menghidupkan mesin, sedangkan NSR250 itu pakai kartu. Bisa dibilang motor ini adalah cikal bakalnya keyless," kata Gany.
Menurut Gany, mendapatkan kartu untuk kunci itu cukup sulit. Bahkan, dia sampai harus minta tolong kerabat yang tinggal di Jepang. Harga kartu itu pun cukup mahal.
Gany merogoh kantong cukup dalam untuk proses restorasi NSR250R. Tak kurang dari Rp 80 juta dia habiskan untuk restorasi tersebut.
Bila dijual, motor ini diyakini berharga mahal, dengan perkiraan Rp 300 juta.
SELAIN motor NOS dan restorasi, sebenarnya ada kategori lain bagi pehobi motor lawas, yaitu kategori orian alias orisinil.
Bedanya dengan NOS, motor orian biasanya sudah dipakai, tidak seperti NOS yang langsung dikandangkan begitu dibeli.
"Motor orian mempertahankan keorisinalan dari motornya, walaupun sudah pudar atau usang," ujar Jhon, pemilik Jhon Clasik, Jumat (11/9/2020).
Menurut Jhon, motor NOS dan orian secara keseluruhan sama. Namun, orian identik dengan motor yang sudah terpakai sementara NOS belum pernah digunakan.
Salah satu contoh motor orian adalah Honda NSR150 SP 2001 yang sempat viral di media sosial.
Lihat postingan ini di Instagram
Motor bergenre sport lansiran 2001 ini mengundang heboh lantaran terjual dengan harga fantastis, yakni di atas Rp 200 juta.
Andreas pemilik motor Honda NSR150 SP 2001 ini mengklaim motor sport tunggangannya memang spesial laiknya barang baru.
Bahkan, kata dia, surat-surat kendaraan pun lengkap dan dalam kondisi baik. Bukti kelengkapan surat itu pernah pula Andre unggah di akun Instagram @
Menurut Andreas, banyak pecinta roda dua terheran-heran lantaran kondisi motornya mulus meski sudah berusia dua dekade.
"Suratnya lengkap, faktur masih ada, mesin dan baut-baut belum pernah dibuka, belum pernah cat ulang, odometer baru sekitar 4.000 km, bahkan ban juga bawaan pabrik," kata Andreas.
Lihat postingan ini di Instagram
Andre mengaku membeli motor itu seharga Rp 200 juta dan sudah ada yang menawarnya seharga Rp 240 juta.
"Belum saya lepas, karena masih baru sekali saya dapatkan," ucap dia.
Seperti diketahui, NSR 150 SP masuk dalam daftar motor 2-tak legendaris. Dari segi desain, Honda NSR 150 SP tak jauh beda dengan New RR.
Namun, tipe SP memiliki keistimewaan lantaran mengaplikasi single sides swingarm atau Pro Arm, serta punya livery Respol ala tunggangan Mick Doohan.