PELAKU industri sinetron di Indonesia menjadi salah satu pihak yang kebingungan setelah pandemi Covid-19 melanda, Maret 2020 silam.
Mulai dari sutradara, produser, kru, hingga para aktor, mesti mencari bentuk produksi yang aman dari penularan virus.
Bagaimana tidak, produksi sinetron melibatkan banyak orang dan bekerja hampir 24 jam dalam lokasi yang sama.
Baca Juga: Cegah Covid-19, Polri Imbau Syuting Film dan Sinetron Dihentikan
Menggelar produksi dengan gaya lama tentu sama saja bunuh diri. Sementara, mereka dikejar kontrak tenggat waktu penayangan.
Kini, hampir dua tahun pandemi berlalu, mereka sudah punya siasat. Produksi dilakukan dengan pola baru.
Adaptasi para insan sinetron di tengah pandemi ini menjadi bukti ketangguhan industri film Tanah Air, sekaligus menjadi penanda kebangkitannya.
Simak kisah selengkapnya…
Pandemi Covid-19 membuat aktivitas menjadi terbatas. Sebab, pembatasan tatap muka merupakan salah satu kunci menghindari penularan virus.
Di sisi lain, pembatasan aktivitas membuat orang merasa jenuh. Persoalan inilah yang ditangkap oleh para insan sinetron di tengah keterbatasan mereka sendiri.
Sutradara sinetron Amanah Wali musim ke-5 Yogi Yose mengatakan, memberi hiburan bagi masyarakat di tengah pandemi melalui tayangan sinetron merupakan salah satu misinya.
Sebab, faktanya masyarakat cukup lelah dijejali informasi tentang virus corona setiap waktu.
“Kami melihat masyarakat itu butuh hiburan. Dikasih berita-berita yang kayak gitu (Covid-19) juga harus diimbangi hiburan untuk mengobati hati masyarakat," kata Yogi Yose kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Oleh sebab itu, pihaknya menerapkan sejumlah kenormalan yang baru dalam produksi sinetron agar tetap bisa memberikan hiburan bagi penontonnya.
Baca Juga: Nasib Produksi Sinetron Religi di Tengah Pandemi Covid-19
View this post on Instagram
Salah satu strategi yang dilakukan sejumlah rumah produksi adalah memindahkan lokasi syuting.
Sinetron Ikatan Cinta yang disutradarai oleh Doddy Djanas adalah salah satu sinetron yang melakukan pemindahan lokasi pengambilan gambar.
Sinetron yang dibintangi dua artis peran Arya Saloka dan Amanda Manopo itu harus menjalani syuting dari Senin hingga Sabtu.
Sebelumnya, Ikatan Cinta menjalani syuting di Studio Persari kawasan Jakarta Selatan. Kini, sinetron itu harus syuting di Beth Kasegaran Theresia (BKT) Senior Living & Resort, Megamendung, Jawa Barat.
"(Pindah tempat syuting) Karena pandemi, saya tidak menampik," ucap Doddy, beberapa waktu lalu.
Bukan menghindari ataupun bersembunyi saat ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kala itu diterapkan, tetapi ada sejumlah faktor yang memutuskan pihak PH menjalani syuting di Megamendung.
Doddy berujar, hal itu untuk keselamatan para pemain serta kru yang bertugas saat syuting berlangsung di tengah pandemi Covid-19.
"(Di Megamendung) Pagar tinggi, sekuritinya sangat ketat, jadi kami bisa menjaga orang (masuk ke area syuting selain pemain dan kru). Kalau di Persari, ujung ke ujung bisa masuk, orang dari belakang, dari samping, tiba-tiba masuk, saya tidak bisa kontrol," ucap Doddy.
"(Kalau Megamendung) Gerbang cuma tiga, di bawah sama di depan, itu sekuritinya ketat. Malah kami mendatangkan sekuriti dari sini (MNC Picture) 12 orang," sambung dia.
Salah satu strategi untuk menjaga jalannya syuting adalah melaksanakan tes usap (swab) kepada seluruh pihak yang terlibat. Mulai dari kru, para pendukung, hingga pemeran.
Doddy mengatakan, swab rutin itu dilakukan karena rumah produksi tidak dapat memantau aktivitas para kru dan pemain di luar syuting.
Oleh sebab itu, seluruh pihak yang terlibat harus menerima konsekuensi dites usap setiap akan menjalani syuting.
"Karena kami tidak tahu para pemain dan kru hari Minggu-nya ke mana. Kalau ada yang tidak mau swab, saya bilang 'mending pergi dari sini'. Alhamdulillah sampai saat ini kami sehat," kata Doddy.
Doddy menyebut, sampai saat ini belum ada pemeran Ikatan Cinta yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Baca Juga: Jalani Syuting di Masa Pandemi, Ririn Dwi Ariyanti Akui Merasa Khawatir
Kendati demikian, pasti ada pemain yang sakit di luar Covid-19. Pernah ada salah seorang pemain izin sakit hingga empat hari. Pemain tersebut diwajibkan untuk beristirahat.
Untuk pemain yang sakit, segala fasilitas tersedia sampai dinyatakan sembuh dan bugar kembali untuk menjalani syuting.
"Kalau enggak mau pulang, kami datangkan dokter, ada suster yang menjaga sampai dia sembuh. Stand by buat mereka, itu yang dilakukan selama ini," ujar Doddy.
Kalaupun Doddy melihat ada pemain yang wajahnya pucat, ia selalu bertanya kondisi kesehatan. Bahkan, ia menawarkan untuk diinfus agar pemain kembali mendapatkan energi dan sehat menjalani syuting.
View this post on Instagram
Kesehatan dan kebugaran juga menjadi fokus utama Yogi kepada para pemain sinetron Amanah Wali.
Rumah produksi sinetron Amanah Wali sampai menyediakan injeksi vitamin sebagai salah satu pencegahan terinfeksi Covid-19.
"Karena kami takut misalnya salah satu pemain ada yang kena, sementara track ceritanya itu ada dia. Kan enggak mungkin kita hilangkan begitu saja. Itu yang kami harus jaga. Kedua, kami jaga ruangan desinfektan dan lain sebagainya, dan kami juga diberikan vitamin booster," ujar dia.
Bahkan, untuk makanan yang dikonsumsi para kru serta pemain dijaga dengan menu yang sehat.
"Katering juga dijaga empat sehat lima sempurna karena biar kondisi semua kru di sini juga fit," ucap Yogi.
Baca Juga: Minta Syuting Disetop karena Corona, Joko Anwar: Tolonglah, Film Bisa Menunggu
Untuk menjaga kondisi agar selalu fit dan tidak kelelahan, durasi waktu syuting juga tidak seperti dulu yang memakan waktu hingga 24 jam.
"Ketika Covid ini kami mulai pagi, jadi Maghrib itu sudah selesai jam lima atau enam sore itu sudah pulang. Jadi tidak 24 jam, kami enggak pernah 24 jam, kalau dulu iya, sekarang sudah tidak," ujar Yogi.
View this post on Instagram
Protokol kesehatan yang diterapkan saat syuting berbeda dibandingkan protokol kesehatan yang diterapkan pada umumnya.
Atas pertimbangan kualitas acara, pemain diperbolehkan tidak mengenakan masker saat pengambilan gambar. Namun, kru dan para pendukung diwajibkan mengenakan masker.
"Pemain enggak pakai masker pas adegan. Karena yang pertama kalau kami pakai masker juga akan menakutkan orang dan penonton. Kedua, masalah mimik dan ekspresi itu kan enggak kelihatan kalau pakai masker," ucap Yogi.
Selepas pengambilan adegan, para pemain dan kru harus kembali mengenakan masker dengan baik dan benar.
Baca Juga: Saking Sibuknya Syuting Ikatan Cinta, Amanda Manopo Pernah Tidak Bertemu Orangtua Hampir 3 Bulan
Sama dengan Yogi, Doddy juga menerapkan hal yang sama saat proses syuting Ikatan CInta.
Tak ada masker dalam adegan Ikatan Cinta karena semua pemain dipastikan telah negatif Covid-19 melalui tes usap.
"Kalau pelukan atau pegangan tangan kan enggak lama-lama, satu take atau dua take kami sudah kelar. Itu pun durasinya enggak lama-lama. Selagi kami menghindari itu, kami hindari," kata Doddy.
Apabila ada yang ingin masuk ke area Beth Kasegaran Theresia Senior Living & Resort selain kru dan pemain, setiap orang harus menunjukkan surat swab antigen dengan hasil negatif Covid-19.
Hal tersebut juga berlaku pada setiap tamu hotel yang menginap di sana.
"Kalau dia (tamu) menginap, silakan. Tapi kalau penonton, tidak kami perbolehkan. Demi menjaga kesehatan kita semua yang ada di dalam. Itu kenapa BKT kami pilih," kata Doddy.
Kata para pemain
Salah satu pemeran Jodoh Wasiat Babak 2, Abun Hadi, yang berperan sebagai Pak RT mengatakan, ada perbedaan syuting sebelum pandemi dan saat pandemi.
Jika sebelum pandemi menjalani syuting tanpa tes swab rutin, kini Abun harus rutin tes swab demi menjaga diri agat tidak tertular ataupun menularkan Covid-19.
“Alhamdulilah selama syuting lancar-lancar saja, ya, enggak kendala apa-apa yang penting kami tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan pemerintah,” kata Abun Hadi kepada Kompas.com.
“Itu ada (swab), karena buat menjaga supaya tidak terjadi apa-apa,” lanjut dia.
Baca Juga: Jalani Syuting di Masa Pandemi, Ririn Dwi Ariyanti Akui Merasa Khawatir
Salah satu pemeran Ikatan Cinta lainnya, Sari Nila, yang berperan sebagai Mama mengatakan, protokol kesehatan ketat tentunya dijalankan dalam proses syuting sinetron Ikatan Cinta.
Seperti adanya aturan mengenakan masker, swab antigen hingga PCR wajib dijalankan setiap pemain hingga kru.
“Di lokasi kami pakai masker kecuali kalau lagi take, dan kebetulan kami di isolasi di dalam satu lokasi, jadi pemain semua itu terlokalisasi di satu tempat,” kat Sari Nila kepada Kompas.com.
“Setiap dua minggu sekali kami melakukan swab tes dan kita juga ada dokter yang datang ke lokasi. So, it’s practicly very safe. Insya Allah dan kebetulan aku sudah mendapatkan vaksin dua kali jadi hopefully akan sangat membantu,” tutur Sari Nila.
Baca Juga: Minta Syuting Disetop karena Corona, Joko Anwar: Tolonglah, Film Bisa Menunggu
Bahkan untuk lebih memastikan kondisi kesehatannya, Sari Nila mengaku juga melakukan karantina mandiri.
“Kalau saya sih karantina pribadi. Aku malah lebih aman di lokasi syuting ketimbang jalan-jalan ke mal ataupun di Jakarta pergi ke suatu tempat. Lebih memilih di lokasi syuting karena it’s very safe here,” ucap Sari Nila.
Selain itu, ia mengatakan bahwa ada pembatasan dalam sebuah adegan. Terlebih melihat kondisi kesehatan sang aktor, apakah dia benar-benar fit atau tidak. Hal itu penting untuk menjaga agar satu sama lain.
“Dari segi adegan yes, kami ada pembatasan juga. Kalau kami sedang tidak enak badan, kami langsung dites dulu, terus juga adegan dibatasi. Tapi kalau kami sehat, aman-aman saja,” tutur Sari Nila.
“Enggak ada yang sampai dekat-dekat banget atau gimana, ya, karena kan kami menjaga sensor dari KPI. Jadi boleh dibilang, adegan juga terbatas enggak gimana-gimana banget,” tambah dia.
Produksi sinetron yang digelar dengan sejumlah protokol baru bukan tanpa tantangan. Salah satu persoalan yang langsung ditemui adalah membengkaknya biaya produksi.
Yogi Yose mengatakan, pembengkakan ongkos produksi sinetron biasanya terletak pada biaya tes usap bagi seluruh kru, pendukung dan pemain.
Meski demikian, hal itu mau tidak mau tetap dijalankan.
"Kalau membengkak itu pasti karena ada antigen. Itu kan semuanya ya, kru, pemain, figuran, harus antigen. Tapi itu dilakukan kantor agar produksi tetap berjalan," ujar Yogi.
Kepastian bahwa seluruh pihak yang terlibat dalam proses produksi sinetron dalam kondisi sehat merupakan faktor penting. Terutama bagi kru.
Pasalnya, ada banyak kru yang mengantungkan hidupnya dengan syuting. Itulah mengapa mereka sangat menjaga ketat protokol kesehatan, termasuk pada saat pengambilan adegan.
Baca Juga: Gara-gara Ikatan Cinta, Arya Saloka Kembangkan Bisnis hingga Bangun Rumah
Sama seperti dengan yang dilakukan oleh produksi Ikatan Cinta yang merutinkan adanya tes antigen setiap awal pekan.
Namun, Doddy menyebut, biaya produksi Ikatan Cinta tidak terlalu membengkak. Sebab lokasi syuting di Megamendung yang multifungsi dapat memotong anggaran cukup besar yang selama ini dikeluarkan rumah produksi.
"Kayak di BKT, di BKT itu bisa berapa set yang saya bikin, bisa rumah sakit, itu hemat yang sangat luar biasa. Setiap Senin loh kami antigen, hampir 200 orang termasuk orang hotel kami antigen,” ujar Doddy.
View this post on Instagram
Persoalan lain yang ditemui adalah daya tarik syuting bagi warga setempat.
Tak jarang, proses syuting di sebuah tempat mengundang kerumunan dari warga yang berdomisili di sekitar lokasi.
Sinetron Ikatan Cinta contohnya. Penggemar yang fanatik sampai rela datang ke lokasi syuting demi menyaksikan langsung proses produksi Ikatan Cinta di Megamendung.
"Setiap hari semakin rating-nya bagus, semakin banyak penonton (berdatangan). Itu di belakang sudah kayak semut, sementara mereka ada yang enggak pakai masker," ungkap Doddy.
Bukannya senang, Doddy menyebut, pemeran dan kru Ikatan Cinta ketakutan.
Doddy tidak bisa melarang. Hal yang hanya bisa dilakukan adalah berkoordinasi dengan pihak Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) setempat.
"Kan kondisi PSBB, kami bisa kena banned, bisa dibubarkan. Hampir kok dibubarkan. Di daerah sana ada Satpol PP, polisi, bupati, itu mengatakan, 'kalau ini tidak bisa dikendalikan, maka kalian bubar saja'," ujar Doddy.
Ada beberapa cara yang dilakukan Doddy demi meminimalisasi kerumunan yang terjadi. Salah satu di antaranya adalah pembuatan adegan yang menghindari gerbang hotel yang kemungkinan mengundang keramaian penonton.
Kalaupun terpaksa harus syuting berlatar di gerbang hotel, Doddy mengusahakan jauh dari penonton.
Cara lain adalah meminta tolong kepada Arya Saloka dan Amanda Manopo agar mengimbau penggemar lewat televisi.
"Arya dan Amanda ngomong di televisi dengan mengatakan, 'tolonglah, kalau pengin ini tetap berlanjut, tolong jangan menonton di sini'," ungkap Doddy.
Akhir-akhir ini, cara tersebut cukup efektif untuk menghindari kerumunan.
Langkah yang sama juga diambil sinetron Amanah Wali. Yogi mengatakan di masa pandemi ini tidak diperbolehkan penonton masuk ke area lokasi syuting.
"Sekarang juga tidak boleh ada orang luar yang masuk ke sini, sekalipun mereka figuran atau pemain ekstra enggak boleh keluar masuk, karena kalau dia masuk ke sini harus swab, ketika dinyatakan negatif baru bisa syuting," tutur dia.
Apalagi, lokasi syuting Amanah Wali 5 yang dilakukan di studio memiliki peraturan lebih ketat daripada saat di luar studio ketika sebelum pandemi.
"Di depan gedung MNC saja sudah ditutup (untuk umum)," ungkap dia.
Baca Juga: Pengalaman Gading Marten Jalani Syuting di Tengah Pandemi
Tidak hanya penggemar yang menyaksikan proses syuting, Yogi mengatakan untuk mencegah kerumunan, kru di lokasi syuting Amanah Wali juga tidak sebanyak syuting sebelum adanya pandemi.
"Kami juga mengurangi kru, total kru itu 38 orang, nah semenjak pandemi ini berkurang. Berkurang bukan karena tidak dipekerjakan, tetapi di-rolling bekerjanya," ujar Yogi.
View this post on Instagram
Sinetron menjadi tontonan masyarakat yang berada dalam pengawasan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Salah satunya yang paling disorot belakangan ini adalah penayangan sinetron di tengah pandemi Covid-19.
Wakil Ketua KPI Mulyo Hadi Purnomo menyebut, penayangan sinetron sudah berdasarkan kesepakatan antara KPI dengan Satgas Covid-19.
Dia mencontohkan bagaimana adegan dalam sebuah sinetron yang menggambarkan kehidupan sehari-hari tanpa pakai masker.
Menurut dia, hal itu wajar karena sinetron mengangkat realitas keseharian sehingga tidak ada masalah dengan itu.
Mulyo berharap penayangan sinetron setidaknya bisa mengedukasi masyarakat dalam penggunaan masker.
Baca Juga: KPI: Program Sinetron-Infotainment di Televisi Belum Berkualitas
“Jadi jangan menyelamatkan diri sendiri, tetapi bangsa ini juga. Saya rasa mereka mampulah untuk berimprovisasi memasukan standar itu dengan memberikan edukasi, dan menampilkan visual pakai masker untuk mematuhi protokol kesehatan,” ucap Mulyo.
Selain itu, Mulyo mengimbau para pelaku yang ada dalam sinetron menerapkan protokol kesehatan ketat seperti melakukan swab antigen hingga PCR. Protokol itu diperlukan untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Untuk memastikan para kru hingga artis telah melakukan protokol kesehatan, Mulyo mengatakan bahwa pihak KPI menerima laporan rutin dari PH sinetron.
“Kami kroscek dengan apa yang dilaporkan mereka. Kalau PH kan mungkin menyampaikan baik-baik saja kepada lembaga penyiaran,” ujar Mulyo.
Meski demikian, Mulyo Hadi tak menjelaskan secara gamblang terkait sanksi tegas yang diberikan untuk sinetron yang melanggar protokol Kesehatan, kecuali hanya dengan memberikan teguran.
℘
Pandemi Covid-19 sedikit banyak mengubah para insan sinetron berkarya. Tetapi, adaptasi merupakan jawaban kunci atas disrupsi yang tengah terjadi.
Siasat yang mereka lakukan demi menghadirkan tayangan hiburan bagi masyarakat merupakan bukti ketangguhan industri film di Tanah Air.