Tersedia sistem informasi yang memungkinkan pemantauan sebaran virus corona, termasuk data jumlah dan lokasi pasien yang telah terkonfirmasi terinfeksi virus ini.
Anda dapat memakai sistem informasi tersebut dengan mengklik ini.
Pengetahuan dasar tentang virus corona, termasuk upaya pencegahan awal penyebaran lebih lanjut, klik di sini.
Baca juga: Mengapa Jaga Jarak sampai Karantina Penting untuk Cegah Penyebaran Corona
Pada bagian tulisan ini awal, tersedia sejumlah update informasi sesuai waktu tertera, yang berakhir per 4 Februari 2020 pukul 22.00 WIB.
Informasi lebih lanjut mengenai wabah virus corona masih dapat terus Anda simak melalui Liputan Khusus Wabah Virus Corona dan Indonesia Positif Terinfeksi Virus Corona di Kompas.com.
UPDATE informasi terkait wabah corona masih terus berlanjut di Liputan Khusus Wabah Virus Corona di Kompas.com yang dapat diakses di sini.
Salah satu kabar terbaru setelah pemulangan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada Sabtu (1/2/2020), adalah informasi satu WNI di Singapura terkonfirmasi terinfeksi virus ini.
Berita mengenai WNI di Singapura yang terkonfirmasi terinfeksi virus corona tersebut dapat dibaca di link ini.
Dengan ini, update informasi wabah corona melalui artikel JEO ini tidak lagi berlanjut. Terima kasih.
Semoga informasi dasar mengenai virus corona di dalam artikel ini tetap dapat bermanfaat dan wabah tersebut segera mendapatkan titik terang termasuk solusi dari pencegahan hingga pengobatan yang efektif.
--- Update Jumat (31/1/2020) pukul 21.00 WIB ---
Wali Kota Wuhan, Zhou Xianwang, mengatakan bahwa menangani dan mencegah penyebaran virus corona masih menjadi tugas yang berat dan kompleks, sebagaimana dikutip Reuters.
Dalam konferensi pers yang digelar Jumat (31/1/2020) malam, Wakil Wali Kota Wuhan Xu Honglan mengatakan pula bahwa pasokan masker dan beragam peralatan medis yang dibutuhkan masih tidak memadai.
Sejumlah negara masih terus berupaya memulangkan warga negaranya dari Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Dari pesawat yang dikirim Inggris dan bertolak kembali dari Wuhan pada Jumat sekitar pukul 09.30 waktu setempat, ada 83 warga negara Inggris dan 27 warga negara lain.
Kabar terbaru dari evakuasi yang dilakukan Perancis untuk warga negaranya, satu orang disebut memperlihatkan gejala infeksi virus corona.
Sementara itu, Thailand memastikan kasus penyebaran virus corona dari manusia ke manusia telah terkonfirmasi di negaranya.
Staf Kementerian Kesehatan Thailand, Sukhum Kanjanapimai, menyebutkan ada tambahan baru lima pasien terkonfirmasi terinfeksi virus corona pada Jumat.
Empat pasien terkonfirmasi itu adalah warga China yang datang dari Wuhan.
"Adapun yang kelima adalah warga Thailand, sopir taksi, yang tidak bepergian ke China, tetapi mungkin pernah melakukan kontak dengan turis dari China," ungkap Sukhum Kanjanapimai, Jumat, seperti dikutip AFP.
Sukhum menambahkan, 13 orang yang diketahui pernah berinteraksi dengan sopir warga Thailand tersebut belum memperlihatkan gejala apa pun terkait virus corona hingga saat ini.
Thailand menjadi negara di luar China yang mendapati kasus infeksi terbanyak virus corona. Hingga Jumat, ada 19 orang di negara itu terkonfirmasi terinfeksi virus corona.
--- Update Jumat (31/1/2020) pukul 19.00 WIB ---
Berdasarkan sistem informasi ini, ada 9.776 orang terkonfirmasi telah terinfeksi virus corona. Selain itu, 213 orang sudah meninggal karena varian baru virus tersebut alias 2019-nCoV.
Pasien yang terkonfirmasi telah terinfeksi virus ini sebagian besar berada di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Kabar baiknya, 187 orang juga dinyatakan pulih kondisi kesehatannya.
Pengumuman Badan Kesehatan Dunia (WHO) tentang status darurat global untuk wabah virus corona mendapat respons beragam dari pasar keuangan dan bursa saham.
Bursa China masih tutup. Namun, bursa saham Hong Kong, Jakarta, dan Manila ditutup melemah. Adapun bursa Jepang menguat tipis. Sebaliknya, bursa Tokyo ditutup naik 1 persen, Sydney naik tipis 0,1 persen, dan Taipei berakhir dengan kenaikan 0,6 persen.
Di sisi seberang zona waktu yang justru baru mengawali perdagangan, bursa London dan New York ditutup melemah tipis di perdagngan sehari sebelumnya, meski dengan persentase kurang dari 0,5 persen.
Harga minyak untuk Brent Crude dibuka menguat menjadi 58,86 dollar AS per barrel, menguat 0,57 persen dari harga sebelumnya. Adapun West Texas Intermediate naik juga 0,58 persen menjadi 52,72 dollar AS per barrel.
Meski mengeluarkan status darurat wabah virus corona, WHO menghentikan rekomendasi pembatasan perdagangan dan travel terkait wabah yang bersumber di China ini.
Bagaimana pun, China masih menjadi kunci mesin pertumbuhan bagi perekonomian dunia.
"Ini bukan dukungan untuk tidak memberikan kepercayaan kepada China (dalam menghadapi dan mengatasi wabah), ujar Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, di Geneva, Kamis (30/1/2020) petang waktu setempat, seperti dikutip AFP.
Menurut Ghebreyesus, tidak ada alasan untuk mengumumkan pembatasan perdagangan dan perjalanan internasional terkait virus ini.
Investor menyambut positif pernyataan WHO dalam hal ini.
"Jelas, WHO menaikkan peringatan, tetapi mereka tidak membunyikan bel bencana. Ini bisa jadi waktu bagi risk taker untuk bangkit dari hibernasi," kata Chief Market Strategist di AxiCorp, Stephen Innes, Jumat (31/1/2020), kepada AFP.
Menurut Innes, WHO telah menghapus jamur ketakutan (awan yang membesar ke atas, red) dengan menyebut skala wabah ini relatif kecil.
Sejumlah negara terus berupaya memulangkan warga negaranya dari daratan China. Indonesia termasuk di dalamnya.
Setelah Perancis memulangkan sekitar 200 warganya pada Jumat pagi, Inggris menyusul tak berselang lama dengan menerbangkan pulang 110 warga Inggris dan beberapa warga negara asing.
Pesawat militer Jerman juga sudah dalam penerbangan menjemput warga negara mereka yang selama ini berada di Wuhan ketika wabah meletup. Ada sekitar 100 warga negara Jerman yang saat ini terjebak di Wuhan.
Dari Korea Selatan, 18 orang dari 350-an warga mereka yang baru saja dipulangkan dari China telah dilarikan ke rumah sakit karena dugaan terinfeksi virus corona. Mereka yang baru saja dipulangkan ini masih berada dalam karantina di Seoul.
Perancis dan Inggris memberlakukan masa karantina selama dua pekan bagi mereka yang dipulangkan dari Wuhan. Adapun Amerika Serikat memberlakukan karantina sukarela selama tiga hari di pangkalan militer.
Sebelumnya, Jepang menuai kritik karena memberlakukan karantina mandiri bagi warganya yang dipulangkan dari China. Tiga orang warga Jepang yang baru dipulangkan itu terkonfirmasi terinfeksi virus corona.
--- Update Jumat (31/1/2020) pukul 11.00 WIB ---
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan wabah varian baru virus corona sebagai darurat internasional. Pernyataan WHO dapat ditelusuri di sini.
"Perhatian terbesar kami adalah potensi virus ini menyebar ke negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah," kata Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhahom Ghebreyesus, sebagaimana dikutip AFP, Kamis (30/1/2020) petang waktu Geneva.
WHO mengumumkan wabah varian baru virus corona sebagai darurat internasional.
Dia pun menyebut kekhawatiran tentang penyebaran yang sekarang sudah sampai ke 20 negara.
Korban meninggal pun terus bertambah, sekalipun hampir seluruhnya berada di China dan rata-rata berusia lanjut.
"Kita harus beraksi bersama sekarang untuk membatasi penyebaran lebih lanjut... Kita hanya dapat menghentikannya (bila) bersama-sama," tegas Ghebreyesus.
Anda dapat langsung melompat ke dashboard online pemantauan sebaran virus corona di artikel ini, termasuk data korban tewas atau pasien yang kondisinya membaik, dengan klik ke sini.
Paranoia yang merebak terkait wabah ini telah menyebabkan beragam insiden. Tindakannya pun dapat dibilang ekstrem.
Terbaru, sekitar 6.000 turis dikarantina di dalam kapal pesiar di Italia. Gara-garanya, ada dua penumpang China merasa kurang enak badan. Belakangan dua orang itu dinyatakan negatif virus corona.
Pada Jumat (31/1/2020), Pemerintah China mengumumkan pula korban meninggal terus bertambah, demikian pula pasien yang dipastikan terinfeksi varian baru virus corona (2019-nCoV).
China telah pula melakukan langkah ekstrem dengan memberlakukan isolasi dan karantina total terhadap lebih dari 50 juta orang di Wuhan dan Provinsi Hubei. Wuhan yang menjadi awal wabah ini merupakan Ibu Kota Provinsi Hubei.
Dalam pengumuman terbarunya, Jumat, China mengumumkan bahwa 43 kematian baru telah terjadi dalam 24 terakhir. Angka kematian ini disebut terus meningkat dalam 10 hari terakhir.
Komisi Kesehatan Nasional China, Jumat, menyebutkan pula ada 1.982 kasus baru virus corona yang telah terkonfirmasi. Dengan data ini, jumlah kasus terkonfirmasi sudah tipis mendekati angka 10.000.
Di luar kasus yang telah terkonfirmasi, ada 102.000 orang di China yang masih berada dalam observasi medis (berstasus suspect).
Karena wabah ini, China telah menutup sekolah di seluruh wilayah negara untuk sementara waktu, juga sudah memperpanjang libur tahun baru China.
Wabah ini pun mengakibatkan ribuan orang asing terjebak di Wuhan. Sejumlah negara telah berupaya memulangkan warga negaranya.
Perancis, misalnya, pada Jumat pagi menerbangkan pulang 200 warga negaranya dari Wuhan. Di Perancis, mereka akan ditempatkan di fasilitas karantina selama dua pekan.
Inggris dalam beberapa jam ke depan juga akan memulangkan 110 warga negaranya dan warga negara asing lain.
Terhitung sejak 2007 hingga sebelum status darurat virus corona ini, WHO telah lima kali mendeklarasikan darurat kesehatan.
"Ini menyedihkan harus meninggalkan negara yang sudah lekat dengan kita.. (Meski) kami juga lega karena kami tidak tahu akan jadi seperti apa di China nanti," kata Adrien (26), warga Perancis yang bekerja di China, sebelum memasuki pesawat, seperti dikutip AFP, Jumat.
Dari Tokyo, Kamis, tiga warga Jepang yang sudah dipulangkan dari China pada upaya evakuasi pertama negara itu, dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Jepang menuai kritik dengan membiarkan mereka melakukan karantina mandiri (self-quarantine).
Sejumlah maskapai utama internasional menghentikan sementara atau mengurangi jadwal penerbangan ke China. Ini termasuk British Airways, Lufthansa, American Airlines, KLM, dan United.
Terhitung sejak 2007 hingga sebelum status darurat virus corona ini, WHO telah lima kali mendeklarasikan darurat kesehatan, yaitu masing-masing satu kali untuk kasus flu burung, polio, dan zika, serta dua kali karena ebola.
TEROR virus corona masih berlanjut sejak pertama kali mencuat pada pengujung 2019. Temuan baru ini pun lantas dikenal dengan kode sebutan novel (new) coronavirus 2019 alias 2019-nCoV.
Jangankan vaksin atau pengobatan, soal vektor pembawa virus yang kali ini ditengarai menyebar pula dari manusia ke manusia ini masih jadi perdebatan di kalangan para ahli virologi. Yaitu, antara kelelawar—yang sudah jamak dituding—dan ular.
Masing-masing "kubu" punya argumentasi berlandaskan data dan riset, tentu saja. Riset yang berkeyakinan bahwa pembawa virus 2019-nCoV ini ke manusia adalah ular dapat dibaca di sini.
Anda dapat langsung melompat ke dashboard online pemantauan sebaran virus corona di artikel ini, termasuk data korban tewas atau pasien yang kondisinya membaik, dengan klik ke sini.
Virus corona yang diduga kuat penyebarannya bermula dari Wuhan, China, dipastikan bukan varian yang dulu memunculkan wabah Middle East respiratory syndrome (MERS) dan severe acute respiratory syndrome (SARS) beberapa tahun silam.
Belum sebulan sejak pernyataan resmi—karena ada sumber lain yang mengklaim telah lebih dulu mendeteksi varian baru virus corona ini—yang dilansir Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019, pasien terkonfirmasi terinfeksi virus ini sudah lebih dari 4.000 orang di 19 negara.
Korban meninggal hingga Selasa (28/1/2020) siang WIB, tercatat sudah 107 orang. Kabar baiknya, 63 orang dikabarkan pulih dari infeksi virus ini.
Sebagian besar pasien yang terinfeksi berasal dan berada di China, terutama di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei.
Di luar itu, mereka yang terkonfirmasi telah terinfeksi virus ini diketahui belum berselang lama ada di Wuhan atau berinteraksi dengan mereka yang baru tiba dari Wuhan.
Khusus Indonesia, sejauh ini belum ada pasien yang terkonfirmasi terinfeksi varian baru virus corona atau 2019-nCoV. Meski demikian, sejumlah pasien masih dalam observasi di beragam rumah sakit di Indonesia terkait kemungkinan infeksi virus tersebut.
Merujuk situs Pusat Pencegahan dan Pengendali Penyakit Amerika Serikat (CDC), virus corona (coronaviruses) adalah keluarga besar virus, termasuk virus yang bikin batuk pilek biasa (selesma alias common cold, secara salah kaprah di sini disebut juga sebagai flu biasa). Isinya macam-macam virus yang mirip-mirip, sederhananya.
Dari keluarga besar virus itu, sebagian di antaranya hanya bisa bikin sakit binatang, tetapi sebagian yang lain bisa juga menginfeksi manusia dengan level kesakitan yang beragam.
Binatang yang sebelumnya dikenal rentan dengan virus ini adalah unta, kucing, dan kelelawar. Kasus penularan infeksi virus corona dari hewan ke manusia pun sebagian besar tidak berlanjut ke fase penularan dari manusia ke manusia.
Namun, kasus MERS dan SARS adalah dua di antara wabah virus corona yang bermula dari hewan yang melompat menginfeksi manusia dan kemudian berlanjut dengan penyebaran dari manusia ke manusia.
Kasus 2019-nCoV yang bermula di China ini juga diduga bermula dari hewan. Masifnya penyebaran pasien yang terkonfirmasi terinfeksi menguatkan dugaan bahwa wabah kali ini menyebar pula dari manusia ke manusia dengan daya sebar melampaui kasus MERS dan SARS.
Gejala serangan infeksi 2019-nCoV adalah demam—meski tidak selalu—, batuk, dan sesak napas.
Masa inkubasi varian baru virus corona ini diperkirakan antara dua hingga 14 hari, dengan masa inkubasi tidak selalu memperlihatkan gejala spesifik bagi yang terinfeksi. Rentang masa inkubasi tersebut masih merujuk pada temuan selama wabah MERS pada 2002.
Sekali lagi, belum ada vaksin apalagi obat untuk serangan varian baru virus corona yang bermula dari China ini. Satu-satunya yang kini jadi seruan global barulah upaya pencegahan bersama.
Sejumlah langkah pencegahan telah disarankan. Yang pertama, mencuci tangan memakai air dan sabun selama minimal 20 detik. Bila air susah didapat, langkah ini bisa diganti dengan pembersih (sanitizer) berbahan alkohol. Sering-sering juga bersihkan benda atau permukaan yang sering dipegang, seperti gagang pintu.
Lalu, biasakan tidak mengusap mata, mulut, dan hidung, dengan tangan yang belum dicuci terlebih dahulu. Setiap kali batuk atau bersin, biasakan menutup mulut dan hidung dengan tisu lalu buang tisu itu ke tempat sampah. Tentu, jangan meludah sembarangan juga.
Hindari pula kontak dengan siapa pun yang diduga sakit dan atau terinfeksi virus ini. Bila sakit dan atau terinfeksi virus ini, tinggallah di rumah atau fasilitas kesehatan.
China telah menutup akses masuk dan keluar Wuhan dan beberapa kota lain di China. Betul, isolasi total.
Sejumlah negara memberlakukan protokol ketat masuk ke negaranya, terutama bagi orang-orang yang dideteksi datang dari China.
Di bandara internasional pun dilakukan pemeriksaan khusus memakai scanner suhu badan. Meskipun, mereka yang terinfeksi tetapi masih dalam masa inkubasi dikhawatirkan tetap tak terlacak memakai cara ini.
ADALAH Department of Civil and Systems Engineering (CaSE) di Johns Hopkins University (JHU), Amerika Serikat, melalui The Center for Systems Science and Engineering (CSSE), mengembangkan sistem informasi yang secara real time dapat memantau sebaran wabah virus corona di dunia.
Peranti yang tersaji interaktif dan dapat optimal tampil di komputer baik dekstop, laptop, maupun gadget dan telepon genggam (ponsel) ini merupakan sistem informasi basis data spasial (GIS).
Bahasa awamnya, ini sistem basis data (database) yang bisa menyimpan, mengolah, hingga menyajikan data berbasis spasial (bereferensi terkait ruang) seperti lokasi dan geografis.
Berikut ini tampilan sistem informasi—bahasa seriusnya adalah dashboard—dimaksud yang Anda pun dapat jelajahi setiap saat secara langsung (online) dan interaktif, bahkan di sini, di halaman ini juga.
Peta interaktif garapan CSSE ini menampilkan negara dan kota di seluruh dunia yang hingga saat ini diketahui menjadi lokasi pasien yang terkonfirmasi terinfeksi virus corona. Data yang dipakai pada dasarnya bisa dari mana saja, sepanjang memenuhi kriteria sistem.
Sejauh ini, data untuk aplikasi ini bersumber dari data WHO, CDC, NHC dan Dingxiangyuan. Oh iya, acuan penanggalan dan waktu yang tertera tentu saja sesuai dengan lokasi pembuatnya di Amerika Serikat.
Tak hanya real time, online, dan interaktif, sistem ini menampilkan visualisasi yang seketika memperlihatkan skala sebaran virus di suatu lokasi. Makin besar lingkaran yang menaungi titik lokasi suatu wilayah, angka infeksi berarti semakin tinggi pula.
Pemikiran, latar belakang, maksud, dan perkembangan informasi baik terkait virus corona maupun sistem ini dapat dibaca di link ini, termasuk pernyataan Profesor Lauren Gardner mengenai inisiatif CSSE atas situasi darurat perkembangan virus corona.
Anda yang memiliki kapasitas untuk berkontribusi menggenapi inisiasi CSSE dapat pula berinteraksi melalui fitur komen. Tersedia pula sajian data dalam format spreadsheet dalam layanan Google Sheet di Google Drive yang bisa diunduh dari dashboard ini.
Dashboard online tersebut dilengkapi pula dengan fitur penanda lokasi (bookmark) untuk menandai lokasi yang ingin Anda pantau secara khusus. Ada pula legenda (glosary) untuk menjelaskan fitur-fitur di dalam dashboard, demikian pula pilihan tampilan peta dasar.
Bahasa yang digunakan pun otomatis menyesuaikan setelan bahasa yang Anda pasang di komputer dan gadget, termasuk Bahasa Indonesia, meskipun tidak keseluruhan kata otomatis diterjemahkan.
Gampangnya, semua bagian dashboard tersebut yang di halaman ini memperlihatkan kursor Anda berubah menjadi tanda panah ketika melintasinya, dapat diklik.Tidak akan meledak.
Setiap bagian tampilan dashboard yang terlalu imut di mata dapat diperbesar, baik dengan mengklik tanda di setiap ujung kanan atas kotak-kotak di situ maupun dengan bantuan mouse komputer atau touchpad dan jemari Anda di gadget.
Mari kita pantau bersama. Semoga wabah virus corona segera mendapatkan penanganan, para pasien terinfeksi dapat terobati, penyebaran lebih lanjut tercegah, kita semua diberi kesehatan. Aamiin...