JEO - Tokoh

Sobat Ambyar
dan
Sihir Didi Kempot

Minggu, 20 Oktober 2019 | 20:27 WIB

Ning Setasiun Balapan,
Kutha Solo sing dadi kenangan kowe karo aku,
Nalika ngeterke lungamu

Ning Setasiun Balapan,
Rasane kaya wong kelangan kowe ninggal aku
Ra krasa netes eluh ning pipiku,
Dah... dadah Sayang, Dah... Slamat jalan...

~Stasiun Balapan, Didi Kempot~

== Update 5 Mei 2020

Didi Kempot yang bernama lengkap Diosinius Prasetyo meninggal dunia pada Selasa (5/5/2020) pagi. 

Baca juga: Didi Kempot dalam Kenangan...


SEORANG pemuda berkaus merah marun menyanyikan lagu berjudul "Stasiun Balapan" itu dengan penuh penghayatan.

Ia melenggokkan badan dengan dua jari telunjuk diangkat mengikuti irama lagu dengan aransemen  musik koplo itu.

Janji lunga mung sedela,
Jare sewulan ra ana,
Pamitmu nalika semana,
Ning Setasiun Balapan Solo. 

Percayalah, pemuda itu bukan satu-satunya yang terlena dan menghayati alunan suara sang Godfather of Broken Heart Didi Kempot di Dynamic Stage Synchronize Fest 2019 yang digelar di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (4/10/2019).

Daripada sakit hati mending dijogetin.

~Didi Kempot~

Padahal, itu lagu awalnya beredar luas pada 1991. Jangan-jangan si pemuda berkaus merah itu pun belum lahir atau kalaupun sudah lahir ya masih ingusan.

Pemandangan seperti itu sudah biasa di setiap penampilan Didi Kempot di mana pun. Semua penonton hanyut dalam lagu-lagu bertema patah hati tetapi musiknya menghipnotis orang untuk bergoyang.

Setiap lagu yang dibawakan Lord Didi—begitu dia dipanggil—selalu memancing emosi penontonnya.

Pada pertengahan lagu ”Pamer Bojo”, misalnya, mereka serempak mengepalkan tangan ke atas sambil berteriak "Cendol Dawet! Cendol Dawet!". Beberapa penonton naik ke pundak temannya dan terus menggerakkan tangan dan tubuhnya. 

"Daripada sakit hati mending dijogetin," kata Didi di atas panggung.

Begitulah titah Lord Didi kepada semua pencintanya yang dinamai Sobat Ambyar. 

KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Penyanyi Didi Kempot tampil di hari pertama Synchronize Festival 2019 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Jumat (4/10/2019).

Fenomena bernama Didi Kempot ini bermula ketika sebuah video yang diunggah akun twitter Agus Magelang @AgusMagelangan menjadi viral.

Sosok Agus inilah yang kemudian memberi julukan Godfather of Broken Heart kepada Didi Kempot.

Video tersebut menampilkan sekelompok anak muda yang begitu menghayati lagu-lagu yang dibawakan Didi Kempot. Video itu diunggah kembali oleh akun Instagram @sobatambyar pada 12 Juni 2019. 

Istilah-istilah seperti Godfather of Broken Heart, Sobat Ambyar, Sadbois, Sadgels, Lord Didi, Bapak Loro Ati Naional dan lainnya tiba-tiba menjadi perbincangan. 

Popularitas Didi Kempot semakin melambung tinggi ketika dia menjadi bintang tamu dalam vlog Ngobam dengan Gofar Hilman. 

Istilah-istilah seperti Godfather of Broken Heart, Sobat Ambyar, Sadbois, Sadgels, Lord Didi, dan Bapak Loro Ati Nasional tiba-tiba menjadi perbincangan. 

Didi Kempot sudah kondang jauh sebelum 2019. Namun, daya tariknya tak terbendung sepanjang tahun ini.

Bila sebelumnya lagu-lagu Didi yang kebanyakan berbahasa Jawa hanya dinikmati penutur bahasa itu, kini semua kalangan bak kena sihir patah hati Lord Didi.

Penggemar lagu-lagu pria asal Solo, Jawa Tengah, itu kini tidak terbatas pada kalangan orang tua atau generasi pada masa lagu-lagunya pertama kali dirilis. Didi merebut hati anak muda seantero Nusantara.

Yang penting lagunya asyik, soal bahasa bisa dicari di Google Translate, adalah kata banyak penggemarnya yang tidak paham bahasa Jawa.

Buat yang ketinggalan kereta sihir Didi Kempot, ini salah satu video unggahan ulang lagu Stasiun Balapan yang sudah ditonton lebih dari 7 juta orang:

============
MENU JEO INI:
============

Anda dapat melompat ke bagian yang dikehendaki dan atau berpindah ke bagian lain yang dikehendaki.

SIHIR DIDI KEMPOT

ADA satu pertanyaan yang muncul ketika mengamati fenomena demam Didi Kempot.

Apa yang membuat mereka menjadi begitu ekspresif ketika mendengan lagu-lagu berbahasa Jawa, yang dilantunkan oleh penyanyi berusia 52 tahun itu?

KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Sobat ambyar berjoget saat penyanyi Didi Kempot tampil di hari pertama Synchronize Festival 2019 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Jumat (4/10/2019).

Ditemui Kompas.com di Synchronize Fest 2019, seorang Sobat Ambyar bernama Ayu (25) berpendapat, lagu-lagu Didi Kempot relevan dengan situasi yang kerap dialami anak muda segala zaman, yakni patah hati.

"Lagunya related banget sama anak-anak muda zaman sekarang," kata Ayu.

Nah itu, itu tuh yang bikin galau, kan liriknya kalau didengerin hampir semua galau ya. Enggak tahu ya... dengerin lagu galau tuh kayaknya enak aja gitu. Nah itu mungkin ada magic nya kali ya

Ayu mengaku mengenal lagu-lagu Didi Kempot sejak kecil. Dia juga tidak mengalami kesulitan memahami lagu-lagu Lord Didi karena lahir dari keluarga Jawa. 

“Pokoknya dari sekitar SD-lah, lagu pertama dia 'Stasiun Balapan'. Iya aku orang Jawa, sebagian besar ngerti arti lagunya 'Pamer Bojo' sama 'Cidro'. Mungkin karena aku tahu artinya jadi berasa saja begitu dalam maknanya,” kata Ayu.

Begitu pula halnya Rizky (23), pria si baju merah marun ini menuturkan, lirik menyayat hati dibalut tabuhan gendang campursari seakan mengandung sihir yang bisa merasuk ke hati dan jiwa para pendengar, meskipun mereka tidak sepenuhnya mengerti bahasa Jawa.

“Nah itu, itu tuh yang bikin galau. Kan liriknya kalau didengerin hampir semua galau ya. Enggak tahu ya, dengerin lagu galau tuh kayaknya enak aja gitu. Nah itu mungkin ada magic-nya kali ya," tutur Rizky.

Dia mengaku memahami artis setiap lagu Didi. Menurut Rizky beberapa temannya, yang mengaku sebagai Sobat Ambyar, tidak memahami lagu Didi.

"Teman-teman saya juga ada yang enggak ngerti cuma enjoy aja. Ya mungkin musik dangdut diterima semua umat kali ya. Pamer Bojo, itu lagu lama tapi banyak di-cover jadi trending lagi apalagi ditambah Cendol Dawet,” tutur Rizky. 

Lama-kelamaan liriknya memang enggak ngebosesin. Gue ngerasa tenang aja denger lagunya. Bikin nagih juga, dan enak dijogetin

Seorang Sobat Ambyar bernama Dian (25) mengaku menggunakan aplikasi terjemahan untuk menggali lirik lagu-lagu Didi Kempot.

“Karena teman aku dulu orang Jawa jadi aku udah ngerti,  belajarnya karena sering denger lagunya juga, tapi kalau ada bahasa Jawa yang benar-benar halus baru aku cari di Google artinya apa,”ujar Dian.

Sedikit berbeda, bagi Azis (26), lagu Didi Kempot seperti candu yang memberikan ketenangan.

“Lama-kelamaan liriknya memang enggak ngebosesin. Gue ngerasa tenang aja denger lagunya. Bikin nagih juga dan enak dijogetin,” ucap Azis.

Lagu-lagu Lord Didi bahkan membuat seorang pria asal Busan, Korea Selatan, menjadi seorang Sobat Ambyar. Ia cukup lancar menyanyikan lirik bahasa Jawa lagu Didi.

Ketika Didi Kempot menjadi bintang tamu program ROSI di Kompas TV pada awal Agustus 2019, pria bernama Heo Junghyong itu dihadirkan.

Dia terlihat percaya diri menyanyikan lagu Didi Kempot di program televisi nasional yang disiarkan secara langsung itu.

"Di Korea ada penyanyi terkenal, kalau di sini penyanyinya Didi Kempot. Saya suka Sewu Kuto," ucap Junghyong.

SOBAT AMBYAR

KOMUNITAS Sobat Ambyar terbentuk melalui sebuah acara yang diadakan Rumah Blogger Indonesia di Solo pada pertengahan Juni 2019. 

Jarkiyo, admin instagram @sobatambyar sekaligus kru Didi Kempot mengatakan, semua bermula ketika video yang diunggah Agus viral. 

KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Sobat ambyar berjoget saat penyanyi Didi Kempot tampil di hari pertama Synchronize Festival 2019 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Jumat (4/10/2019).

“Sobat Ambyar muncul gara-gara blogger Indonesia nonton konser Lord Didi Kempot di Balekambang Juni 2019. Kemudian videonya kan sempat viral gara-gara dibantu sama Mas Agus,” kata Jarkiyo saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/10/2019).

Jarkiyo menuturkan, komunitas Sobat Ambyar belum sepenuhnya terakomodasi di seluruh Indonesia.

“Pada akhirnya ombak yang besar tuh banyak yang memanfaatkan, mengatasnamakan Sobat Ambyar tapi bukan dari kita. Yang dapet akses ke manajemen cuma kami. Kalau di Sobat Ambyar pusat ini ya kegiatan konser segala informasi nya ngobrol sama tim manajemen,” ucap Jarkiyo.

Azis misalnya, dia mengaku tergabung dalam sebuah grup WhatsApp yang dihuni oleh fans Didi Kempot di seluruh Indonesia. Grup itu digunakan untuk berbagi informasi tentang jadwal kegiatan sang idola. 

KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Sobat ambyar berjoget saat penyanyi Didi Kempot tampil di hari pertama Synchronize Festival 2019 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Jumat (4/10/2019).

“Iya nama grupnya Sobat Ambyar Nusantara. Jadi gue masuk cuma karena pengin tahu aja jadwal manggungnya dia," kata Azis.

Dia menambahkan grup tersebut hanya berbicara tentang Didi Kempot dan saling berbagi informasi soal jadwal panggung sang idola.

"Kadang banyak juga yang ngajak bareng misalkan lagi di kota apa, nah dia saling kontak,” ujar Azis.

Namun rupanya Jarkiyo tidak tahu menahu tentang grup tersebut.

Kini, memang banyak anak muda yang mulai berani unjuk gigi melabeli diri sebagai Sobat Ambyar, tak sedikit pula yang bergabung menjadi bibit baru sadbois dan sadgerls. 

Sebagian besar penggemar mengaku, jauh sebelum Sobat Ambyar lahir, mereka sudah lama menyukai penyanyi bernama lengkap Didi Prasetyo itu. 

Ada yang 5 tahun, 10 tahun, bahkan sudah mendengar lagu-lagu Didi Kempot sejak duduk di bangku SD. 

Kebanyakan dari Sobat Ambyar garis keras memang “warisan” dari orangtua mereka. Seperti halnya Joko (28).

 “Wah suka banget itu idolanya bapak saya itu. Pas dengar lagunya, merasa senasib, broken heart. Ambyarlah pokoknya," ujar Joko.

Senada dengan Joko, Raran (19) yang baru penasaran dengan Didi Kempot mengatakan, ayahnya juga menyukai lagu-lagu pria yang kerap mengenakan blangkon dalam aksinya itu.

“Penasaran aja sih. Soalnya memang lagi up banget kan. Didi Kempot ini kan juga penyanyi udah lama. Memang sebenarnya udah tahu lama karena kan papa aku suka sama Didi Kempot. Bingung juga kenapa sekarang orang baru dengerin banyak gitu," tutur Raran.

Ngomong-ngomong,  lagu Didi Kempot juga ada yang tengil dan tidak bernuansa patah hati sama sekali. Salah satunya adalah lagu Cucak Rawa.

 

============
MENU JEO INI:
============

Anda dapat melompat ke bagian yang dikehendaki dan atau berpindah ke bagian lain yang dikehendaki.

KEKUATAN LIRIK PATAH HATI

DIDI Kempot dan lirik patah hati seolah sudah jadi satu paket. Padahal, seperti lagu Cucak Rawa tadi, tak semua lagu Didi hanya soal hati tercabik.

“Saya sudah menciptakan sekitar 700 sampai 800 lagu," kata Didi Kempot dalam acara Ngobam (Ngobrol Bareng Musisi) yang digelar YouTuber Gofar Hilman di Wedangan Gulo Klopo, Kartosuro, Jawa Tengah, Minggu (14/7/2019).

Namun, tak dimungkiri lagu-lagu Didi yang mencabik relung hati menjadi senjata ampuh bagi Didi Kempot menembak ambyar para pendengar setianya.

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Penyanyi campursari, Didi Kempot saat cek sound sebelum acara program Rosi di Kompas TV di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Lagu-lagu tersebut di antaranya "Cidra", "Suket Teki", "Pantai Klayar", "Banyu Langit", dan “Pamer Bojo”.

Didi mengatakan, lirik-lirik lagu dibuat secara tidak sengaja. Biasanya Didi mengambil inspirasi dari apa yang dia alami.

"Itu enggak juga. Itu cuma mengarang. Khayal aja," kata Didi lalu tertawa saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/7/2019). 

"Saya lahir dari jalanan, saya rasakan pahit, getir hidup, dan ngamen. Di situ merasakan susahnya. Kadang kita rindu yang di kampung. Saya tulis kayak kangen. Kalau yang kejadian saya sendiri, ada. Sisanya saya mengkhayal dalam membuat lirik lagu itu saja," sambung dia.

Lagu "Cidra" misalnya, berawal dari pengalaman Didi yang ditinggal kekasih karena hubungan mereka tak direstui orangtua sang kekasih.

"Yang Cidra, saya pengalaman pribadi. Karena itu kan bikinnya pas masih di jalanan juga. Kalau naksir orang, profesi apa pun boleh, ternyata pasangan mau tapi keluarganya kurang bisa menerima kehadiran saya sebagai pengamen," kenang Didi.

"Kepiye maneh, iki pancen nasibku, kudu nandang lara kaya mengkene, remuk ati iki yen eling janjine, ora ngira jebul mung lamis wae."

(Apa boleh buat ini sudah nasibku, harus menanggung lara seperti ini, pilu hatiku teringat janjimu, tak menyangka janjimu palsu)

"Gek apa salah awakku iki, kowe nganti tega mblenjani janji, apa merga kahanan uripku iki?

(Lalu apa salahku, kamu tega mengingkari janji, apa karena keadaanku?)

Itulah sebagian lirik lagu "Cidra" yang menceritakan patah hati seorang Didi Kempot.

Intinya enggak usah malu sih kalau memang itu lagunya bagus dan didengerin enak ya udah enggak usah gengsi. Enggak usah sok-sokan nyanyi bahasa Inggris. Intinya kita enjoy aja sama diri sendiri

Meskipun lirik lagu-lagunya berbicara tentang kesedihan, musik campursari yang mengiringi lagu-lagu Didi Kempot membuat para pendengar berjoget gembira, seakan melepas lara yang bersarang di benak mereka.

Yang lebih menarik, semua lagu itu dinyanyikan dalam bahasa Jawa. Didi Kempot memberi bukti bahwa lagu berbahasa daerah bisa menembus pasar nasional bahkan hingga internasional. Didi berjanji akan konsisten menciptakan lagu-lagu berbahasa Jawa. 

Aziz menilai, awalnya banyak penikmat lagu Didi Kempot gengsi untuk mengakui mereka sudah terhipnotis. Rizky pun membenarkan pernyataan Azis. Dia berharap Sobat Ambyar millenial bisa lebih berani memperkenalkan musik lokal..

"Kalau gue rasa sih dari dulu sebenarnya juga banyak yang suka cuma masih gengsi mungkin. Ya gue ngeliatnya sih ikut senang. mereka udah enggak malu-malu lagi nyanyiin lagu Didi,” ucap Azis.

Rizky pun sependapat bahwa menggemari karya seperti ini tak perlu malu apalagi memang bila bermutu. 

“Kalau memang itu lagunya bagus dan didengerin enak, ya udah enggak usah gengsi. Enggak usah sok-sokan nyanyi bahasa Inggris. Intinya kita enjoy aja sama diri sendiri,” sambung Rizky.

Biar lebih hangat di hati meski sedang patah hati, patut disimak juga potongan acara Rosi ini, biar makin sahih menjadi Sobat Ambyar: 

 

============
MENU JEO INI:
============

Anda dapat melompat ke bagian yang dikehendaki dan atau berpindah ke bagian lain yang dikehendaki.