JEO - Peristiwa

Kisah Rakyat yang Bergerak Menolong Sesama di Tengah Krisis…

Jumat, 23 Juli 2021 | 14:10 WIB

LANGKAHNYA terhenti, Nurdini tercekat. Depo pengisian tabung oksigen yang ia sambangi, Minggu 4 Juli 2021 siang,  rupanya sudah ramai orang.

Antrean mengular di depan depo yang terletak di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan itu. Masing-masing dari mereka menenteng tabung oksigen berukuran berbeda-beda.

Di tembok dekat pangkal antrean, tertempel kertas bertulis, Buka Pukul 14.00 WIB.

Kalau antre sebanyak ini, bagaimana saya bisa cepat kasih oksigen ke Bapak? Ujar Nurdini, dalam hati.

Ia jatuh terduduk. Tangis pun pecah menjadi pusat perhatian orang sekitarnya tanpa diminta.

Nurdini bingung harus ke mana lagi ia mencari pengisian tabung oksigen berukuran satu meter kubik yang dipeluknya sedari tadi.

Jelang subuh, sang bapak yang sedang terpapar Covid-19 tiba-tiba mengalami sesak napas. Jangan tanya berapa saturasinya. Sebab ia sekeluarga tidak memiliki oxymeter.

"Bapak saya sudah parah, lagi sesak. Kirain saya (depot pengisian tabung oksigen) enggak antre, enggak tahunya antre. Makanya kaget."

-Nurdini-

Pagi-pagi betul, Nurdini pun keluar dari rumahnya di Pisangan, Jakarta Timur. Seorang diri, ia berkeliling mencari depo pengisian tabung oksigen untuk sang bapak.

Beberapa tempat yang ia sambangi banyak yang belum buka hingga akhirnya ia sampai ke sebuah depo berpapan nama CV Usaha Rintis Bersama, tempat ia terduduk lemas siang ini.

Namun, melihat begitu banyaknya orang yang bernasib sama dengannya, Nurdini terdera putus asa.

“Bapak saya sudah parah, lagi sesak. Kirain saya (depo pengisian tabung oksigen) enggak antre, enggak tahunya antre. Makanya kaget,” ujar Nurdini sembari menangis, kepada salah seorang warga yang membantunya berdiri.

Keputusasaan Nurdini yang hadir dalam air mata rupanya mengetuk hati orang-orang di sekitarnya.

Seluruh orang dalam antrean sama-sama membutuhkan oksigen untuk sanak keluarga mereka tercinta. Mereka juga ingin secepat mungkin mendapatkannya.

Tetapi, hati mendahului pikir. Tanpa diduga, mereka merelakan itu semua dan bermurah hati membuka jalan bagi Nurdini untuk mendapat urutan pertama pengisian tabung oksigen.

Nurdini tak kuasa menahan tangis. Namun air mata yang keluar kali ini adalah air mata harapan.

Usai tabung oksigennya terisi, Nurdini bergegas pulang ke rumah membawa kabar baik, meski belum tentu berujung baik pula. 

Ia berjalan cepat melalui orang-orang yang tidak dikenalnya itu, namun telah memberikan harapan bagi kesembuhan sang bapak.

Ucapan terima kasih yang ia lontarkan kepada orang-orang itu hampir sama jumlahnya dengan langkah yang ia tapaki keluar dari area depo.

Terima kasih, terima kasih, terima kasih

 Warga mengantre di salah satu depot pengisian oksigen di Jalan Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (2/7/2021).
ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Warga mengantre di salah satu depot pengisian oksigen di Jalan Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (2/7/2021).

Wabah telah membongkar sisi gelap kita, baik sebagai bangsa maupun individu warga negara.

Berlembar-lembar kita bisa menulis kekurangan pemerintah menangani pandemi ini.

Mulai dari kesan meremehkan ketika virus pertama kali menyebar di Wuhan, rendahnya pengawasan terhadap jalannya protokol kesehatan di masyarakat, hingga ketidaksiapan birokrasi dalam menghadapi situasi darurat.

Belum lagi praktik korupsi bantuan sosial yang tega-teganya masih saja dilakukan di tengah kesulitan rakyat saat menghadapi dampak wabah.

Baca juga: Warga Jabodetabek Gugat Juliari Batubara Terkait Korupsi Bansos

Berlembar-lembar pula kita bisa menulis betapa masih banyaknya rakyat Indonesia yang tingkah lakunya justru semakin memperburuk keadaan.

Mulai dari mereka yang tak mempercayai Covid-19 dan menyebarkan hoaks, tidak berdisiplin murni dalam menjalankan protokol kesehatan, hingga yang tega-teganya mengambil untung dari kesulitan rakyat lainnya.

Meski demikian, diyakini tanpa bermaksud melawan itu semua, hadir orang-orang yang memiliki solidaritas tinggi bergerak dengan hati yang murni dan pikiran yang jernih.

Hebatnya, mereka kebanyakan bukan berasal dari kalangan berada. Mereka hanya memiliki niat yang tulus untuk membantu. 

Termasuk mereka yang memberikan jalan bagi Nurdini agar dapat mengisi tabung oksigen bagi ayahnya, inilah sederet kisah orang-orang baik tersebut:

 

Keputusan tukang bubur

Gufron Lana adalah penjual bubur gerobak di tepi Jalan Terusan Suryani, Bandung, Jawa Barat.

Hatinya gusar melihat banyak tetangganya roboh karena terpapar Covid-19 dan kesulitan mendapatkan kebutuhan sehari-hari.

Suatu pagi, ia mengambil keputusan besar bagi dirinya. Ia ingin menyediakan sarapan bubur gratis bagi tetangganya yang sedang menjalankan isolasi mandiri.

Awalnya, bubur Gufron hanya menjangkau pasien isolasi mandiri yang berjarak dua kilometer saja dari rumahnya di Babakan Ciparay, Kota Bandung.

Lama kelamaan, aksi Gufron menyebar dari mulut ke mulut, juga media sosial.

Baca juga: Sediakan Bubur Gratis untuk Pasien Isoman, Pedagang Ini Tiap Hari Kirim Bantuan

Kini, bubur ayam Gufron bisa menjangkau pasien isolasi mandiri yang berjarak 10 kilometer dari rumahnya.

“Kemampuan saya masih terbatas, jadi hari ini saja hanya mampu mengirimkan 120 porsi bubur untuk yang isoman,” tutur Gufron, Jumat 9 Juni 2021.

Roda Bubur Ayam Lana Jaya di Jalan Terusan Suryani Bandung.
Dok BUBUR AYAM LANA JAYA
Roda Bubur Ayam Lana Jaya di Jalan Terusan Suryani Bandung.

Untuk pasien yang berjarak dekat, Gufron mengantarkannya sendiri dengan sepeda motor. Namun, untuk pasien yang jauh, paket bubur ayam komplet diantar menggunakan ojek online.

“Untuk ongkos kirim ojek online-nya ditanggung penerima,” ujar Gufron.

Bagi yang benar-benar membutuhkan, caranya sederhana. Pasien hanya perlu mengirimkan pesan ke nomor WhatsApp 0851 5652 6257.

Pesan itu berisi permintaan paket bubur, alamat pengiriman, dan lampiran foto hasil tes antigen atau PCR yang menunjukkan positif Covid-19.

 

Aksi mahasiswa

Aksi mulia serupa juga dilakukan seorang mahasiswa di Cianjur, Jawa Barat, bernama Wisnu Sopian.

Bermula dari keprihatinannya atas keterbatasan pasien isolasi mandiri, mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta itu nekat menjadi pemasok kebutuhan sehari-hari mereka.

“Harus diam di rumah selama 14 hari bagi mereka yang berpenghasilan kecil tentunya berat. Mereka tidak boleh kemana-mana, jadinya tidak bisa bekerja," ujar Wisnu, Senin 19 Juli 2021.

"Uang tidak punya, sementara kebutuhan sehari-hari harus tetap terpenuhi. Di sisi lain mereka ternyata minim perhatian," lanjut dia.

Ia pun memutuskan mengunggah foto dirinya yang mengenakan masker di akun Twitter @Wisnu167 sambil memegang kertas bertulis:

Tak lama kemudian, cuitannya mendapat respons dari seorang ibu yang sedang menjalani isolasi mandiri bersama dua anaknya di daerah Cangklek Cugenang. Ibu tersebut meminta tolong Wisnu membelikan popok bayi.

Sore harinya, Wisnu mendatangi rumah ibu itu dengan sepeda motornya untuk menyerahkan barang yang diminta. Barang-barang yang dipesan dibelinya menggunakan uangnya sendiri.

Dalam sekejap, aksi Wisnu menjadi viral. Dukungan mengalir deras melalui akun Twitter-nya.

Baca juga: Kisah Pemuda Bantu Warga Isoman: Sering Salah Masuk Gang Saat Kirim Bantuan

Kini, tak hanya pasien isolasi mandiri yang mengakses nomor WhatsApp-nya untuk meminta bantuan, namun juga para donatur yang ingin berkontribusi membantu.

Sejak ia memulai aksinya tanggal 8 Juli hingga 21 Juli, Wisnu sudah mengirimkan barang kebutuhan untuk 33 orang pasien isolasi mandiri.

Wisnu Sopian (25) menemui seorang warga yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah untuk memberikan bantuan berupa makanan, vitamin dan suplemen.
KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN
Wisnu Sopian (25) menemui seorang warga yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah untuk memberikan bantuan berupa makanan, vitamin dan suplemen.


Konsultasi gratis

Seorang dokter di bernama Riyo Pungki Irawan jengah melihat fenomena banyaknya pasien Covid-19 isolasi mandiri yang meninggal dunia.

Banyak pula pasien isolasi mandiri yang mengonsumsi obat tidak bersumber dari konsultasi medis.

"Faktanya banyak pasien isoman saat konsultasi sudah mengonsumsi obat sendiri tanpa pengawasan dokter. Baiknya selalu konsultasikan dulu obat apa yang akan dikonsumsi kepada dokter," ujar dia.

Baca juga: Dokter Alumnus UGM Tawarkan Konsultasi Gratis Bagi Pasien Isoman 

Ia kemudian tergerak membuka jasa konsultasi gratis bagi pasien isolasi mandiri agar mendapatkan pengobatan yang tepat.

Pembukaan jasa konsultasi gratis itu diumumkan melalui akun Twitter-nya @doctoriyo.

Riyo membuka konsultasi dua sesi setiap harinya. Pertama, dari pukul 05.00 hingga 07.00 WIB. Kedua, pada malam hari, yakni mulai dari pukul 19.00 hingga 22.00 WIB.

Konsultasi via WhatsApp gratis itu dilakukan di sela-sela praktik sebagai dokter di Divisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Sardjito.

Nyatanya, aksi mulia ini sulit dilakukan seorang diri. Agar manfaatnya bisa diterima orang lebih banyak, Riyo butuh bantuan dari rekan seprofesinya.

Gayung bersambut, 14 dokter kini mengikuti jejak Riyo untuk memberi konsultasi gratis kepada pasien isoman.

 

Oksigen untuk warga

Semenjak wabah melanda, terutama ketika kasus Covid-19 meledak di Indonesia Juli 2021 ini, tabung oksigen beserta isinya mendadak sulit didapatkan.

Ini bukan tanpa sebab. Banyak pasien Covid-19 tidak mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan sehingga terpaksa dirawat di rumah dan membutuhkan oksigen tambahan.

Baca juga: Positif Covid-19, Ini Cara Mengingkatkan Saturasi Oksigen

Bahkan, pasien bergejala ringan pun banyak pula yang membeli tabung oksigen dengan alasan berjaga-jaga, sehingga mereka yang benar-benar membutuhkan tidak mendapatkannya.

Kalaupun ada, harganya bikin mulut menganga.

Fenomena ini memunculkan gerakan sosial membantu warga mendapatkan tabung oksigen gratis. Salah satunya adalah program ‘Oksigen untuk Warga’ yang digagas Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen.

Arief Bobhil, bagian dari tim pelaksana program mengatakan, semua pasien Covid-19 yang sedang menjalankan isolasi mandiri pada dasarnya berhak untuk mendaftarkan diri.

"Pinjaman akan diprioritaskan pada pasien yang saturasinya rendah dan kondisinya kritis. Nantinya pihak kami memastikan kondisi pasien melalui telepon, " kata Arief.

Warga mengantre untuk mengisi ulang tabung gas oksigen di Medical Oxygen di Jalan Minangkabau Timur, Jakarta Selatan, Kamis (1/7/2021). Pedagang mengaku permintaan isi ulang tabung gas oksigen mengalami peningkatan setelah terjadi lonjakan kasus positif Covid-19.
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Warga mengantre untuk mengisi ulang tabung gas oksigen di Medical Oxygen di Jalan Minangkabau Timur, Jakarta Selatan, Kamis (1/7/2021). Pedagang mengaku permintaan isi ulang tabung gas oksigen mengalami peningkatan setelah terjadi lonjakan kasus positif Covid-19.

Namun, ada tata cara yang harus dilalui. Pertama, peminjam harus mengisi formulir yang dapat diakses di akun Instagram dan Twitter @Sejutates.

Formulir yang telah diisi akan diseleksi oleh tim asesmen.

"Dari situ akan ada tim asesmen yang menentukan siapa yang layak dipinjamkan atau tidak berdasarkan kondisi pasien. Tim asesmen lah yang langsung menelepon keluarga pasien atau yang mengajukan peminjaman," jelas Arief.

Baca juga: Bantu Penanganan Covid-19 di Jatim, KRI dr. Soeharso Jadi Depo Isi Ulang Oksigen Gratis

Tabung oksigen dapat dipinjam selama tujuh hari. Bila oksigen sudah habis dalam jangka waktu itu, peminjam diperbolehkan mengisi sendiri tabung oksigen dan menggunakannya kembali hingga waktu peminjaman berakhir.

"Jika peminjam tidak mengembalikan setelah tujuh hari, kami tidak memberi sanksi. Namun, kami memohon kerjasama yang baik dan jujur dari warga. Sebab kami harus memberikan tabung tersebut kepada warga lain yang membutuhkan oksigen," ungkap Arief.

 

Ojol turun tangan

Ojek online selalu bisa diandalkan. Pun dalam situasi seperti ini, mereka menggerakkan diri untuk ambil bagian dalam menumpas pandemi.

Komunitas Gojek on Twitter (GoT) adalah sekelompok pengemudi ojek online yang berkomitmen untuk membuka layanan antar jemput pasien Covid-19.

Mereka siap sedia mengantar pasien ke rumah sakit rujukan atau tempat isolasi secara gratis.

"Teman-teman driver Gocar juga siap dengan armadanya, mengantarkan pasien positif Covid-19," kata Liam, Ketua Komunitas Gojek on Twitter, Selasa 13 Juli 2021.

"Menuju RS rujukan atau tempat lokasi isolasi mandiri, atau menjemput pasien yang sudah sembuh dari RS kembali ke rumah masing-masing melalui tagar #ButuhDriver," sambung dia.

Baca juga: Aksi Komunitas Ojol, Antar Laundry Hingga Kirim Sembako untuk Pasien Isoman

Gojek driver
Gojek
Gojek driver

Liam mengatakan, pasien Covid-19 yang membutuhkan jasa antar jemput, bisa menghubungi nomor 0878 0406 7880 atau 0813 8100 2009, atau bisa juga mengunjungi akun twitter @YoGojekYo untuk mendapatkan informasi.

Tak hanya untuk pasien Covid-19, tenaga kesehatan pun ikut kecipratan kebaikan mereka. Mereka siap mengantar dan menjemput cucian kotor para nakes ke tempat laundry.

 

Memudahkan orang mengakses informasi

Selain oksigen, ada beberapa hal yang juga sangat dibutuhkan selama wabah Covid-19 ini, antara lain informasi tentang donor darah konvalesen, lokasi dan tata cara vaksinasi atau informasi tentang ketersediaan tempat tidur rumah sakit.

Sejak wabah mendera, kita kerap menemui pesan berseliweran di media sosial bahwa ada orang sedang membutuhkan hal-hal tersebut.

Namun, pemerintah tidak memiliki sebuah platform yang mampu memberikan informasi-informasi itu secara terpusat dan komprehensif. Informasi-informasi tersebut tersebar di berbagai situs, artikel atau situs tertentu.

Sebuah kelompok relawan pun mencoba mengumpulkan informasi-informasi penting yang bertebaran itu ke dalam sebuah situs bernama wargabantuwarga.com.

Situs itu memudahkan warga untuk mendapatkan informasi penting jika terkena virus corona.

Situs web wargabantuwarga.com menjadi tempat bagi warga saling berbagi informasi mengenai Covid-19, termasuk info kamar rumah sakit.
WARGABANTUWARGA.COM
Situs web wargabantuwarga.com menjadi tempat bagi warga saling berbagi informasi mengenai Covid-19, termasuk info kamar rumah sakit.

Salah satu relawan wargabantuwarga.com, Ainun Najib mengatakan, situs yang didirikan Juli 2021 itu menggaet banyak tenaga relawan.

Ada lebih dari 1.000 orang yang mendaftar menjadi relawan untuk mencari dan memverifikasi data.

Baca juga: Buka wargabantuwarga.com, Cek Info Lengkap RS, Oksigen, Donor Plasma Hingga Ambulans

Bagi dia, hal ini merupakan wujud gotong royong masyarakat di tengah situasi krisis.

"Semoga inisiatif ini terus bisa mempertemukan warga untuk membantu sesama warga," ujar Ainun.

Ilustrasi persatuan Indonesia
Shutterstock.com
Ilustrasi persatuan Indonesia

Sederet kisah solidaritas di atas dan kisah serupa yang tak terungkap menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia tidak dilanda kekacauan sepenuhnya. 

Di balik sisi gelap pandemi, rupanya masih banyak orang yang merelakan diri membantu sesama yang kesulitan tanpa berharap pamrih. 

Aksi-aksi solidaritas semacam ini diharapkan menjadi jalan keluar Indonesia dari wabah yang melanda negeri selama sekitar 17 bulan. 

 

Konsolidasi elite dan rakyat

Optimisme ini sempat terekam dalam jajak pendapat yang digelar Litbang Kompas, akhir 2020 lalu. 

Mengambil sudut pandang 2021 adalah tahun konsolidasi, Litbang Kompas mengajukan pertanyaan seputar harapan responden bagi bangsa Indonesia pada tahun 2021 ini. 

Dalam pertanyaan, "yakin atau tidak yakinkah Anda Indonesia dapat bangkit dan segera pulih pada tahun 2021 dari dampak Covid-19?" sebanyak 85,5 persen responden menjawab yakin. 

Sementara, 14,3 persen responden menjawab tidak yakin dan hanya 0,2 persen responden yang menjawab tidak tahu. 

Dalam pertanyaan, "yakin atau tidak yakinkah Anda terhadap kondisi sosial, kesehatan, politik dan perekonomian Indonesia dapat kembali membaik pada tahun 2021?" sebanyak 78,9 persen responden pun menjawab yakin. 

Hanya 20,1 persen yang menjawab tidak yakin dan 1 persen sisanya menjawab tidak tahu. 

Baca juga: Gelombang Covid-19 dan Melanjutkan Ikhtiar

Meski optimisme tinggi, namun harapan akan terciptanya konsolidasi yang erat bukan hanya menyasar pada rakyat, melainkan juga para elite. 

Sebanyak, 45,1 persen responden berharap tokoh politik dan pemerintahan tingkat pusat dan daerah saling bahu membahu untuk mengatasi dampak Covid-19. 

Sebanyak 27,8 persen responden berharap tokoh politik dan pemerintahan turun langsung ke bawah untuk berdialog langsung dengan rakyat. 

Sebanyak 16,5 persen responden lainnya berharap tokoh politik dan pemerintahan menjaga ketenangan dan kestabilan kondisi negara. 

Adapun, 6,8 persen responden berharap tokoh politik dan pemerintahan di Indonesia memiliki pribadi yang baik (jujur, tidak otoriter, amanah dan tidak egois). 

Sementara, 0,2 persen responden menjawab lainnya dan 3,6 persen menjawab tidak tahu. 

Simak hasil jajak pendapat Litbang Kompas selengkapnya di sini: 

 

 

Sisi gelap kita telah terbongkar. Segala kekisruhan di negeri ini menjadi bukti. 

Namun orang-orang itu datang serempak dari segala penjuru tanpa meminta perhatian. Menegakkan kembali harapan sesamanya yang hampir runtuh. 

Panjang umur, orang-orang baik...