"Saat ini (kompetisi) olahraga bukan lagi hal terpenting, menyelamatkan manusialah yang lebih penting..."
~Thomas Bach~
UCAPAN Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach di atas bisa menjadi gambaran terkait apa yang terjadi belakangan ini dalam merespons kian mewabahnya virus corona (Covid-19), tak terkecuali pada laga di arena olahraga.
Makin masifnya penyebaran virus corona, yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi global, Rabu (11/3/2020), turut berdampak pada ajang-ajang olahraga, baik yang sedang berlangsung maupun yang direncanakan atau terjadwal.
Terkini, contoh nyata dari dampak virus corona itu adalah apa yang terjadi pada ajang besar multievent Olimpiade Tokyo 2020. Awalnya, ajang empat tahunan itu dijadwalkan akan berlangsung di Jepang pada 24 Juli hingga 9 Agustus 2020.
Akan tetapi, untuk mencegah penyebaran virus corona dan demi keselamatan bersama, Olimpiade Tokyo 2020 pun ditunda paling lama satu tahun hingga 2021.
Tak hanya Olimpiade, beberapa ajang olahraga lainnya, seperti event bulu tangkis, MotoGP, Formula 1, dan NBA juga terkena dampak Covid-19.
Sebelumnya, liga-liga utama sepak bola dunia juga sudah lebih dahulu mengumumkan penghentian kompetisi. Liga di Indonesia pun belakangan mengambil langkah serupa.
Bagaimana cerita dari beragam kompetisi sepak bola dan olahraga yang berhenti demi meminimalkan risiko penyebaran Covid-19?
Untuk memudahkan navigasi, Anda bisa langsung pula menuju topik yang diminati dengan mengklik pilihan menu di bawah ini:
RESPONS dari lapangan bola atas merebaknya wabah virus corona (Covid-19) di seluruh dunia adalah penghentian kompetisi. Liga-liga utama Eropa memeloporinya, meski tak serentak pula.
Sebut saja, Liga Italia, Liga Spanyol, Liga Belanda, Liga Inggris, Liga Perancis, dan Liga Jerman, dihentikan untuk sementara waktu.
Kompetisi di bawah naungan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA), seperti Liga Champions dan Liga Europa, juga ditunda. Turnamen yang melibatkan antarnegara pun begitu pula.
Selasa (17/3/2020), UEFA memutuskan menunda setahun gelaran Euro atau Piala Eropa 2020. Ajang ini semula dijadwalkan digelar pada 12 Juni-12 Juli 2020 dan sekarang bergeser jadwal menjadi 11 Juni-11 Juli 2021.
Tak berselang lama, Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (Conmebol) mengambil keputusan serupa terkait gelaran Copa America 2020.
Awalnya, Copa America 2020 dijadwalkan akan berlangsung pada 12 Juni-12 Juli 2020 di Argentina dan Kolombia. Dengan perkembangan situasi Covid-19, Conmebol menunda gelaran turnamen tersebut menjadi 11 Juni-11 Juli 2021.
Dari dalam negeri, PSSI pun menetapkan gelaran kompetisi Liga 1 dan Liga 2 dengan status Keadaan Tertentu Darurat Bencana.
Semua langkah ini selaras dengan seruan global untuk menghindari kerumunan untuk mencegah penyebaran lebih luas wabah virus corona.
Itu pun, banyak kalangan menyayangkan keputusan-keputusan ini dibuat setelah sejumlah atlet sudah lebih dulu terpapar Covid-19.
Lontaran pelatih Liverpool, Juergen Klopp, mungkin bisa menjadi gambaran atas pilihan ini. Kata dia, bagaimanapun ada yang lebih penting dari sekadar sepak bola, yakni keselamatan.
"Saya sudah mengatakan sebelumnya bahwa sepak bola selalu tampak sebagai yang terpenting dari hal yang paling tidak penting. Hari ini, pertandingan sepak bola benar-benar tidak penting sama sekali," ucap Juergen Klopp, menanggapi penundaan pertandingan karena virus corona.
Pelatih asal Jerman ini jelas menggarisbawahi keselamatan dan kesehatan semua orang adalah prioritas.
"Jika itu pilihan antara sepak bola dan kebaikan masyarakat luas, tentunya tidak perlu ditanyakan. Benar-benar tidak perlu," tegas Klopp.
Tentu, menunda bahkan menghentikan liga sepak bola bukan pilihan mudah bagi banyak kalangan. Bukan rahasia lagi bila liga-liga sepak bola adalah ladang uang yang nilainya fantastis.
Dari sisa pertandingan yang ada saja, lima liga utama di Eropa—sebagai contoh—mengalami kerugian hingga triliunan rupiah. Lima liga ini adalah Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia, Liga Perancis, dan Liga Jerman.
Merujuk riset KPMG Football Benchmark, Premier League, kasta tertinggi Liga Inggris, akan menjadi kompetisi yang paling merugi dibanding empat liga papan atas di Benua Biru itu.
Football Benchmark adalah platform yang memberikan pemahaman dan analisis tentang bisnis sepak bola dunia. Lembaga ini terafiliasi langsung dengan KPMG, perusahaan multinasional penyedia jasa audit, pajak, dan konsultan bisnis terbesar di dunia.
Menurut riset KPMG Football Benchmark, Liga Inggris diprediksi dapat merugi hingga 1,25 miliar euro, jika kompetisi musim ini tidak selesai.
Bila dirupiahkan, nilai kerugian itu setara sekitar Rp 22,5 triliun—menggunakan kurs 1,102 dollar AS per euro dan Rp 16.325 per dollar AS di perdagangan pasar spot, merujuk data Bloomberg pada 31 Maret 2020 pagi WIB.
Perhitungan KPMG Football Benchmark menggunakan indikator tiga faktor, yakni nilai hak siar, kontrak sponsor, dan kerugian karena tidak menyelenggarakan pertandingan.
"Semua tim akan menghadapi masalah finansial yang besar jika kompetisi musim ini tidak dilanjutkan," kata CEO Bayern Muenchen, Karl Heinz-Rummenigge, dikutip dari situs Forbes.
Dari poin hak siar, penyelenggara liga pun masih mungkin berhadapan dengan tuntutan hukum terkait kontrak legal komersial.
Dikutip dari situs resminya, KPMG Football Benchmark berpendapa pemegang hak siar bisa mengklaim bahwa mereka ingin uang kembali secara proporsional jika pertandingan dibatalkan atau kompetisi tidak selesai.
Masalah selanjutnya adalah berapa banyak kesepakatan dalam kontrak yang akan disengketakan, bagaimana dengan penonton yang sudah membayar untuk berlangganan, dan apakah pandemi virus corona termasuk dalam kategori "force majeur" dalam kontrak?
Tidak hanya dari hak siar, kerugian tim jika kompetisi tidak selesai juga mencakup kontrak sponsor, pendapatan pertandingan kandang (termasuk tiket musiman), dan gaji pegawai hingga pemain.
Ini cerita di balik layar sejumlah liga utama yang telah menyatakan menghentikan kompetisi untuk sementara waktu.
Anda dapat melompat ke tiap laga yang dikehendaki dengan mengklik daftar di bawah ini:
ITALIA menjadi negara pertama yang memutuskan menghentikan liga sepak bolanya. Keputusan penghentian Liga Italia—salah satu liga top Eropa—diumumkan pada Senin (9/3/2020) waktu setempat.
Setelah kasus baru wabah virus corona (Covid-19) di China mereda, Italia sempat menjadi negara dengan kasus positif Covid-19 yang terbanyak sedunia. Baru belakangan jumlah kasus di Amerika Serikat melebihi kejadian di Italia.
"Tidak ada lagi waktu, jumlah (kasus positif) memberi tahu kita ada peningkatan yang signifikan dalam penularan, perawatan intensif, dan kematian,” kata Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte, dikutip dari Football Italia.
Pemerintah Italia pun mengambil keputusan untuk menghentikan sementara semua kompetisi olahraga termasuk sepak bola. Serie A, kasta teratas Liga Italia, bukan perkecuaian.
“Kebiasaan harus berubah, kami harus mengorbankan sesuatu untuk kebaikan seluruh Italia. Serie A dan semua turnamen olahraga pada umumnya ditangguhkan. Semua penggemar harus menerima itu," tegas dia.
Italia adalah negara tim nasional yang pernah empat kali menjuarai Piala Dunia. Capaian semacam ini tentu melewati jalan panjang kompetisi di dalam negeri. Kelanjutan kompetisi untuk mendapatkan pemain dan tim terbaik pasti penting juga.
Menindaklanjuti keputusan pemerintah menghentikan segala kompetisi olahraga, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) mengajukan tiga wacana yang bisa dipertimbangkan jika Liga Italia musim ini tidak berlanjut karena wabah virus corona.
Wacana itu diajukan Presiden FIGC, Gabriele Gravina, seusai pertemuan dengan Komite Olimpiade Nasional Italia (CONI) dan Pemerintah Italia, Selasa (10/3/2020).
Pertemuan ini menghasilkan keputusan bahwa semua event olahraga di Italia, termasuk Serie A, akan ditunda sampai 3 April 2020.
"Presiden Gravina mengajukan tiga wacana jika pada akhirnya Liga Italia tidak bisa berlanjut karena keadaan darurat virus corona," bunyi pernyataan FIGC dikutip dari situs Football Italia.
Opsi pertama, juara Liga Italia akan menjadi milik Juventus sesuai dengan tabel klasemen sebelum kompetisi dihentikan. Juventus saat ini menjadi pemuncak klasemen Liga Italia.
Hingga pekan ke-26 liga, Juventus memimpin dengan koleksi 63 poin diikuti oleh Lazio (62) dan Inter Milan (54) yang baru bermain 25 kali.
Opsi kedua, Liga Italia berakhir tanpa pemenang sehingga tim yang lolos ke kompetisi Eropa diserahkan kepada UEFA.
Opsi terakhir, penentuan tim juara akan ditentukan melalui babak play-off begitu juga dengan tim yang akan terdegradasi ke Serie B.
"Tiga wacana itu tidak ada urutan prioritas karena masih akan dirapatkan lagi," bunyi pernyataan FIGC.
Penentuan juara dengan skenario tak biasa bukan baru kali ini terjadi di Liga Italia. Sebelumnya, Liga Italia pernah satu kali menentukan tim juara lewat laga play-off pada musim 1963-1964.
Laga play-off harus dilakukan karena Bologna dan Inter Milan menyelesaikan Liga Italia dengan koleksi poin yang sama, 54.
Bologna pada akhirnya keluar sebagai juara setelah mengalahkan Inter Milan 2-0 pada laga play-off yang digelar di tempat netral, Kota Roma, 7 Juni 1964.
Sementara itu, terkait pemain, sudah ada beberapa pesepak bola dari klub Serie A yang dinyatakan positif mengidap virus corona. Mereka adalah pemain Juventus Daniele Rugani, Blaise Matuidi, dan Paulo Dybala, serta pemain Sampdoria, Manolo Gabbiadini.
Selain itu, Direktur Teknis AC Milan, Paolo Maldini, dan sang anak yang kini membela AC Milan, Daniel Maldini, juga dilaporkan terjangkit virus corona, Sabtu (21/3/2020) waktu setempat.
Merujuk data KPMG Football Benchmark, nilai total proyeksi kerugian Liga Italia yang masih punya jadwal 124 pertandingan mencapai 550-650 juta euro, setara sekitar Rp 9,9-11,7 triliun.
Rinciannya:
LA LIGA, kasta teratas Liga Spanyol, menjadi kompetisi utama sepak bola Eropa yang menyusul Liga Italia sementara pertandingan. Keputusan diambil pada Kamis (12/3/2020) waktu setempat.
Dikutip dari Marca, keputusan itu bermula dari dinyatakannya salah satu pemain Real Madrid positif mengidap virus corona. Temuan ini membuat manajemen klub mengarantina semua pemain Los Blancos, julukan Real Madrid.
"Mengingat keadaan yang terjadi, merujuk pada karantina yang dilakukan Real Madrid dan kemungkinan kasus positif pemain di klub lain, La Liga menganggap bahwa keadaan itu sudah cukup untuk melanjutkan (langkah) ke protokol aksi menghadapi Covid- 19, " demikian pernyataan La Liga.
"Konsekuensinya, sesuai dengan langkah-langkah yang ditetapkan dalam Keputusan Kerajaan 664/1997 tanggal 12 Mei, kami menyetujui penangguhan kompetisi, setidaknya untuk dua pekan ke depan,” lanjut pernyataan tersebut.
Setelah itu, Senin (23/3/2020), La Liga dan RFEF mengeluarkan pernyataan terbaru terkait penangguhan sepak bola di Spanyol. Mereka sepakat melanjutkan Liga Spanyol jika pemerintah sudah memberi "lampu hijau".
"Komisi pemantauan yang dibentuk RFEF dan La Liga saat ini menyetujui penangguhan kompetisi sepak bola profesional sampai Pemerintah Spanyol dan negara memberi pertimbangan dapat dilanjutkan tanpa menimbulkan risiko kesehatan," tulis mereka dalam pernyataannya.
"Baik RFEF maupun La Liga ingin menyampaikan terima kasih kepada semua orang yang mendedikasikan upaya terbaik untuk memberikan layanan penting bagi orang-orang di Spanyol," lanjut pernyataan tersebut.
Adapun hingga pekan ke-27 La Liga, Barcelona masih memimpin klasemen sementara dengan raihan 58 poin, hasil dari 18 menang, 4 imbang, dan 5 kalah. Lionel Messi dkk unggul hanya dua angka dari Real Madrid yang menempati posisi kedua.
Merujuk data KPMG Football Benchmark, nilai total proyeksi kerugian Liga Spanyol yang masih punya jadwal 110 pertandingan mencapai 800-950 juta euro.
Rinciannya:
SETELAH Liga Italia dan Liga Spanyol, menyusul Eredivisie, kasta teratas Liga Belanda, menjadi kompetisi yang menghentikan sementara pertandingan-pertandingan. Keputusan diumumkan pada Kamis (12/3/2020) waktu setempat.
Dikutip dari situs resmi Eredivisie, laga-laga sepak bola di Belanda ditunda hingga 31 Maret 2020.
“Semua laga sepak bola di Belanda ditangguhkan hingga 31 Maret. Ini berarti semua pertandingan dalam sepak bola ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut, “ demikian pernyataan pihak Eredivisie.
“Ini juga berlaku untuk pertandingan internasional yang melibatkan Timnas Belanda,” lanjut pernyataan itu.
Penundaan Liga Belanda didasari atas keputusan pemerintah untuk membatalkan semua acara yang melibatkan lebih dari 100 orang di seluruh Belanda.
“Kami selalu mengikuti kebijakan dari pemerintah dan itu tidak berbeda saat ini. Tentu saja, keselamatan dan kesehatan berada di atas semua yang terlibat,” ucap Direktur Sepak Bola Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB).
“Langkah-langkah ini juga menimbulkan tantangan organisasi, olahraga, dan terutama bagi dunia sepak bola. Kami akan senang mendiskusikan hal ini dengan semua pihak pada waktunya,” lanjut pernyataan tersebut.
De maatregel houdt in:
— Eredivisie (@eredivisie) March 12, 2020
❌ Speelronde 27: uitgesteld
❌ Speelronde 28: uitgesteld
Het is nog onbekend wat de gevolgen van de maatregelen zijn. Zodra hier meer informatie over bekend is, zullen wij jullie hierover informeren #eredivisie #onsvoetbal pic.twitter.com/nxmHNoVym3
Saat ini, hingga pekan ke-25 Eredivisie, posisi puncak klasemen ditempati Ajax Amsterdam dengan 56 poin. Pasukan Erik ten Hag itu hanya unggul selisih gol dari Az Alkmaar di posisi kedua.
KOMPETISI elite Eropa yang juga mengalami penghentian sementara adalah Liga Inggris. Ini mencakup Premier League—kasta teratas Liga Inggris—, dan liga divisi lain.
Keputusan tersebut diambil pada Jumat (13/3/2020), tak lama setelah pelatih Arsenal, Mikel Arteta, dan pemain muda Chelsea, Callum Hudson-Odoi, dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
“Berdasarkan pertemuan hari ini, dengan suara bulat, diputuskan untuk menunda Premier League dengan maksud untuk dimulai kembali pada 4 April, tunduk pada saran dan kondisi medis pada saat itu,” demikian bunyi pernyataan Premier League.
"Di atas segalanya, kami berharap Mikel Arteta dan Callum Hudson-Odoi cepat pulih, juga untuk semua orang yang terkena dampak Covid-19,” ucap Ketua Eksekutif Premier League Richard Masters.
"Dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, kami bekerja sama dengan klub, pemerintah, FA, dan EFL untuk meyakinkan semua orang bahwa kesehatan dan kesejahteraan para pemain, staf, dan pendukung adalah prioritas kami," tutur dia.
Selain Premier League, pertandingan-pertandingan Liga Championship Inggris (EFL), kasta kedua di Inggris, juga resmi ditunda.
Tindakan pencegahan tersebut telah diambil karena semakin banyak klub yang mengambil langkah-langkah untuk mengisolasi pemain dan staf mereka tersebab virus corona.
Penundaan pertandingan juga diberlakukan di League One, League Two, dan semua pertandingan akademi.
Setelah kesepakatan tersebut, terkini, penundaan jalannya kompetisi Premier League, divisi bawah lainnya, dan liga wanita juga ditetapkan hingga 30 April 2020.
"Kami secara kolektif sepakat bahwa kompetisi profesional di Inggris akan ditunda hingga paling lambat 30 April," tulis pernyataan resmi FA bersama Premier League dan Football League (EFL), Kamis (19/3/2020) malam WIB, seperti dikutip dari laman Premier League.
Meski demikian, para penyelenggara liga berkomitmen untuk segera menemukan langkah terbaik agar dapat melanjutkan musim kompetisi 2019-2020.
"Kami memastikan semua pertandingan liga dan piala klub domestik serta Eropa dapat segera dilanjutkan setelah situasi dinyatakan aman dan memungkinkan," lanjut pernyataan itu.
Saat ini, di Premier League, Liverpool tengah memuncaki klasemen sementara dengan raihan 82 poin dari 29 kali bermain. The Reds, julukan Liverpool, unggul jauh dari peringkat kedua, Manchester City, berselisih 25 poin.
Merujuk data KPMG Football Benchmark, nilai total proyeksi kerugian Liga Inggris yang masih punya jadwal 92 pertandingan mencapai 1,15-1,25 miliar euro.
Rinciannya:
Menurut salah seorang tokoh penyiaran seperti dikutip dari The Times, pemegang hak siar bisa meminta ganti rugi kepada Liga Inggris jika kompetisi musim ini tidak selesai.
"Untuk Liga Inggris, Anda berbicara tentang pendapatan sekitar 3 miliar poundsterling (Rp 60,4 triliun, menggunakan kurs 1,234 poundsterling per dollar AS) dari hak siar," ujar dia.
Secara perjanjian legal komersial, Liga Inggris akan melanggar kontrak penyiaran jika musim ini tidak selesai. "Pemegang hak siar bisa tidak membayar karena hal itu," ucapnya.
Terkait dengan penonton yang sudah berlangganan demi menonton liga ini, Sky Sports dan BT Sports selaku pemegang hak siar Liga Inggris sudah mengeluarkan kebijakan.
Dikutip dari situs Telegraph, pelanggan Sky Sports dan BT Sport harus membayar denda besar jika ingin membatalkan paket langganan mereka. Kebijakan itu diambil Sky Sports dan BT Sport karena keduanya yakin kompetisi musim ini akan selesai.
"Kami akan terus berusaha memberi pelayanan terbaik untuk semua pelanggan. Beberapa acara olahraga telah ditunda, tetapi tidak dibatalkan," kata pejabat Sky Sports, Rob Wester.
"Jadi, kami berharap bisa kembali menyiarkan langsung seluruh acara (yang ditunda) ketika nanti sudah dijadwalkan ulang," ujar Rob Wester menambahkan.
Kerugian dari hak siar tak hanya jadi ancaman bagi penyelenggara dan pemegang hak siar. Ke-20 tim Liga Inggris musim ini pun akan ikut mengalaminya.
Pasalnya, Premier League di setiap musim memberikan subsidi dari hak siar secara merata untuk seluruh tim peserta. Dikutip dari situs Premier League, pada musim lalu setiap tim mendapatkan subsidi sebesar 82,5 juta poundsterling atau setara Rp 1,7 triliun dari hak siar.
TAK lama setelah Liga Inggris memutuskan menghentikan sementara kompetisinya, hal yang sama juga dilakukan oleh Liga Perancis.
Pertandingan Ligue 1, kasta tertinggi Liga Perancis, dan Ligue 2, satu divisi di bawah Ligue 1, resmi ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Pengumuman tersebut dikeluarkan Liga Sepak Bola Profesional Utama Perancis (LFP), Jumat (13/3/2020) waktu setempat.
"Kepentingan kolektif harus ditempatkan di atas segalanya," tulis pernyataan LFP yang dilansir dari laman BBC Sport.com.
"Urgensi hari ini adalah mengekang epidemi, melindungi yang paling rentan, dan menghindari penyebaran," tutur pernyataan resmi LFP.
🚨 Effective immediately, the @LFPfr have suspended Ligue 1 Conforama and Dominos Ligue 2:https://t.co/YdPeVnfYXc pic.twitter.com/3KKSnhOAeT
— Ligue1 English (@Ligue1_ENG) March 13, 2020
Di tabel klasemen Ligue 1, saat ini puncak klasemen tengah dikuasai oleh Paris Saint-Germain (PSG) dengan 68 poin. Neymar dkk unggul dari Marseille yang menempati posisi kedua dengan selisih 12 poin.
Merujuk data KPMG Football Benchmark, nilai total proyeksi kerugian Liga Inggris yang masih punya jadwal 101 pertandingan mencapai 300-400 juta euro.
Rinciannya:
LIGA Jerman menjadi kompetisi elite Eropa yang juga memutuskan menunda pertandingan.
Deutshe Futball Liga (DFL) menunda semua pertandingan Bundesliga—kasta teratas Liga Jerman— dan Bundesliga 2 hingga 2 April 2020.
"Melihat situasi terkini terkait penyebaran virus corona, Presiden DFL memutuskan untuk menunda pertandingan sejak pekan ke-26 hingga 2 April 2020," demikian bunyi pernyataan DFL.
Pernyataan ini sekaligus menganulir keputusan sebelumnya yang menyebutkan bahwa Bundesliga dan Bundesliga 2 tetap bergulir tanpa kehadiran penonton.
Di Jerman sudah terdapat kasus pemain yang positif mengidap Covid-19, yakni bek Hannover 96, Timo Hubers.
DFL juga berencana mengadakan pertemuan dengan perwakilan masing-masing klub dari Bundesliga dan Bundesliga 2 guna membahas kelanjutan kompetisi musim ini.
Merujuk data KPMG Football Benchmark, nilai total proyeksi kerugian Liga Jerman yang masih punya jadwal 101 pertandingan mencapai 650-750 juta euro.
Rinciannya:
SELAIN kompetisi domestik, penangguhan laga-laga sepak bola juga terjadi di kompetisi antarklub dan antarnegara Eropa.
Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) melalui rilis resminya pada Jumat (13/3/2020) WIB menyampaikan, semua pertandingan antarklub Eropa, termasuk Liga Champions dan Liga Europa, mengalami penundaan.
"Mengingat perkembangan karena penyebaran Covid-19 di Eropa dan keputusan terkait yang dibuat oleh pemerintah yang berbeda, semua pertandingan kompetisi klub UEFA yang dijadwalkan minggu depan ditunda," demikian bunyi pengumuman resmi UEFA.
Laga-laga yang ditunda berdasarkan rilis resmi UEFA adalah pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions pada 17 dan 18 Maret 2020 dan leg kedua babak 16 besar Liga Europa pada 19 Maret 2020.
Berdasarkan keputusan UEFA tersebut, laga Juventus vs Lyon dan Manchester City pada leg kedua Liga Champions yang mestinya digelar pada Selasa (17/3/2020) malam waktu setempat atau Rabu dini hari WIB ditunda.
Selain itu, duel Barcelona vs Napoli dan Bayern Muenchen vs Chelsea yang awalnya akan dihelat pada Rabu (18/3/2020) malam waktu setempat atau Kamis dini hari WIB juga ditunda.
UEFA menambahkan bahwa jadwal baru untuk pertandingan-pertandingan yang mengalami penundaan akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
Terkini, UEFA juga resmi menunda final Liga Champions dan final Liga Europa yang semula dijadwalkan pada Mei 2020, Selasa (24/3/2020).
"UEFA secara resmi mengambil keputusan untuk menunda final Liga Champions Wanita, Liga Europa, dan Liga Champions," tulis UEFA.
"Belum ada keputusan terkait tanggal digelarnya final tersebut. Satuan tugas yang didirikan pekan lalu sebagai hasil konferensi di antara pemangku kepentingan sepak bola Eropa, yang dipimpin Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, akan menganalisis opsi jadwal yang tersedia," lanjut pernyataan tersebut.
"Satuan tugas sudah mulai bergerak dan akan mengumumkan jadwal baru pada waktu yang tepat," demikian isi pernyataan UEFA.
ASOSIASI Sepak Bola Eropa (UEFA) memutuskan menunda pula gelaran Piala Eropa atau Euro 2020 sampai 2021 karena pandemi virus corona.
Keputusan itu dibuat pada pertemuan resmi UEFA via konferensi video yang dihadiri semua federasi sepak bola Eropa, Selasa (17/3/2020).
Turnamen, yang pada awalnya akan berlangsung pada 12 Juni-12 Juli 2020 ini diputuskan ditunda dan akan digelar pada 11 Juni-11 Juli 2021.
Penundaan ini bertujuan memberi peluang bagi liga-liga Eropa yang tengah ditangguhkan kelanjutannya, untuk menyelesaikan kompetisi.
Terkait penundaan Piala Eropa 2020, Presiden UEFA Aleksander Ceferin mengatakan bahwa kesehatan setiap orang, meliputi pemain, penggemar, dan staf adalah hal yang paling utama.
Pada saat-saat seperti ini, komunitas sepak bola perlu menunjukkan tanggung jawab, persatuan, solidaritas, dan altruisme.
~Aleksander Ceferin~
Selain itu, UEFA pun ingin membantu kompetisi-kompetisi domestik Eropa bisa terselesaikan musim ini.
"Kesehatan para penggemar, staf, dan pemain harus menjadi prioritas nomor satu kami," ucap Aleksander Ceferin, dikutip dari BBC, Selasa (17/3/2020).
UEFA, ungkap Ceferin, telah mengajukan sejumlah opsi sehingga kompetisi dapat berakhir musim ini dengan aman. Dia pun mengaku berbangga hati dengan respons liga-liga di Eropa atas wabah virus corona ini.
"Pada saat-saat seperti ini, komunitas sepak bola perlu menunjukkan tanggung jawab, persatuan, solidaritas, dan altruisme," tegas Ceferin.
"Ada semangat kerja sama yang nyata, dengan semua orang mengakui bahwa mereka harus mengorbankan sesuatu untuk mencapai hasil terbaik," tutur Ceferin.
SELAIN Piala Eropa 2020, turnamen yang juga mengalami penundaan karena wabah virus corona adalah Copa America 2020.
Sebelumnya, ajang Copa America 2020 dijadwalkan akan berlangsung pada 12 Juni-12 Juli 2020 di Argentina dan Kolombia.
Namun, Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (Conmebol) resmi menunda gelaran turnamen tersebut hingga 11 Juni-11 Juli 2021.
"Setelah analisis terperinci tentang situasi dunia dan evolusi regional terkait virus corona dan rekomendasi yang dibuat oleh organisasi internasional kesehatan masyarakat, Conmebol menunda edisi ke-47 Copa América ke tanggal 11 Juni hingga 11 Juli 2021," demikian bunyi pernyataan Conmebol.
Presiden Conmebol Alejandro Dominguez mengatakan bahwa keputusan tersebut adalah untuk situasi yang tak terduga yang didasari untuk keselamatan setiap orang.
"Ini adalah tindakan luar biasa untuk situasi yang tidak terduga, menanggapi kebutuhan mendasar untuk menghindari virus corona, yang sudah mewabah di semua negara anggota konfederasi," ucap Alejandro Dominguez dikutip dari situs resmi Conmebol.
"Tidak mudah untuk membuat keputusan ini, tetapi kita harus menjaga kesehatan pemain setiap saat dan semua yang merupakan bagian dari keluarga besar sepak bola Amerika Selatan," tuturnya.
Selain itu, Dominguez mengucapkan terima kasih atas pengertian para penggemar, pun kepada UEFA yang juga telah menunda gelaran Piala Eropa 2020. Dia berkeyakinan Copa America akan hadir lagi seusai wabah corona berlalu.
"Jangan ragu bahwa turnamen tertua di dunia akan kembali dengan kekuatan baru pada 2021, siap membuat benua dan seluruh dunia bergetar dengan semangat yang selalu menjadi ciri khas kami," ucap Dominguez.
KOMPETISI sepak bola Tanah Air, yakni Liga 1 dan Liga 2, pun tak luput dari dampak kian meluasnya wabah virus corona (Covid-19).
Aksi aktor lapangan hijau di tingkat nasional dan kemeriahan para suporter di stadion untuk sementara terhenti.
Soal liga, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah menetapkan status Keadaan Tertentu Darurat Bencana terkait penyebaran Covid-19 atau force majeure.
"PSSI menetapkan bahwa bulan Maret, April, Mei, dan Juni 2020 adalah status Keadaan Tertentu Darurat Bencana terkait penyebaran Covid-19 di Indonesia. Status ini disebut Keadaan Kahar (Force Majeure)," bunyi Surat Keputusan PSSI yang diterima Kompas.com pada Jumat (27/3/2020).
Keputusan itu dibuat PSSI sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo serta masukan dan saran dari Komite Eksekutif PSSI, PT Liga Indonesia Baru, serta semua klub peserta Liga 1 dan Liga 2 2020. Status kahar tersebut diikuti dengan keputusan penundaan pertandingan.
"Menunda gelaran kompetisi Liga 1 dan Liga 2 sampai dengan 29 Mei 2020," lanjut pernyataan PSSI.
Masih merujuk pernyataan tersebut, kompetisi akan dimulai kembali pada 1 Juli 2020 bila pemerintah tidak memperpanjang masa status Keadaan Tertentu Darurat Bencana.
Sebaliknya, jika status tersebut diperpanjang, PSSI menetapkan akan menghentikan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 musim 2020.
"Apabila Pemerintah RI memperpanjang status Keadaan Tertentu Darurat Bencana setelah tanggal 29 Mei 2020 dan/atau PSSI memandang situasi belum cukup ideal untuk melanjutkan kompetisi, Liga 1 dan Liga 2 musim 2020 dihentikan," bunyi lengkap pernyataan PSSI tentang hal ini.
Sebelumnya, PSSI juga sudah membuat dua kebijakan terkait merebaknya wabah virus corona. Bersama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, PSSI sempat memutuskan menunda Liga 1 dan Liga 2 selama dua pekan sejak 16 Maret 2020.
Keputusan itu dibuat setelah Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan berdiskusi dengan Menpora beserta jajarannya di Stadion Batakan, Balikpapan, Sabtu (14/3/2020).
Berselang sepekan, Minggu (22/3/2020), PSSI memutuskan menghentikan sementara Liga 1 dan Liga 2 untuk musim ini. Keputusan disampaikan Mochamad Iriawan lewat Surat Arahan Ketua Umum PSSI kepada PT Liga Indonesia Baru, tertanggal 18 Maret 2020.
Berjeda sepekan pula, keputusan terkini tentang penundaan Liga 1 dan Liga 2 musim 2020 hingga setidaknya akhir Mei 2020 diterbitkan.
TIDAK hanya sepak bola yang menggaungkan solidaritas untuk meminimalkan risiko penyebaran wabah virus corona (Covid-19). Kompetisi olahraga dari beragam cabang juga melakukan hal yang sama.
Tidak tanggung-tanggung, dari ajang bola basket sekaliber NBA di Amerika Serikat, cabang tepok kok selevel Piala Thomas dan Uber, hingga Olimpiade 2020 sudah dipastikan ditunda karena Covid-19.
Cerita di balik layar laga-laga ini dapat disimak langsung pula dengan mengklik daftar di bawah ini bila hendak melompat ke kompetisi olahraga favorit Anda:
OLIMPIADE Tokyo 2020 menjadi ajang olahraga yang juga harus ditunda akibat pandemi virus corona.
Komite Olimpiade Internasional (IOC), Selasa (24/3/2020), memutuskan kompetisi olahraga multicabang empat tahunan ini ditunda paling lama satu tahun hingga 2021.
Keputusan itu diambil setelah Presiden IOC, Thomas Bach, melakukan telekonferensi dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.
"Presiden IOC dan Perdana Menteri Jepang menyimpulkan bahwa Olimpiade Tokyo harus dijadwal ulang hingga 2021," tulis pernyataan IOC.
"Akan tetapi, penundaan tidak akan lebih dari musim panas 2021. Keputusan ini diambil untuk menjaga kesehatan para atlet, komunitas internasional, dan semua orang yang terlibat dalam pertandingan Olimpiade," ungkap Bach.
Baca juga: Kemenpora Hormati Keputusan IOC soal Penundaan Olimpiade Tokyo 2020
Satu pekan sebelumnya, Pemerintah Jepang sempat menyatakan menolak menunda Olimpiade Tokyo 2020.
Shinzo Abe saat itu meyakini pandemi virus corona akan segera berakhir sehingga tidak perlu menunda Olimpiade yang semula dijadwalkan berlangsung pada 24 Juli-9 Agustus 2020.
Namun, pernyataan Shinzo Abe langsung mendapat reaksi keras dari publik dan organisasi olahraga dunia.
Mayoritas pendapat menyebut menggelar Olimipade Tokyo 2020 sesuai rencana akan sangat berbahaya karena bakal mengumpulkan banyak orang—dari atlet hingga wisatawan— dari berbagai negara ke satu tempat.
Adapun beberapa organisasi olahraga internasional seperti Federasi Atletik Amerika Serikat menilai Olimpiade harus ditunda karena persiapan para atlet terganggu sebagai buntut aturan isolasi mandiri.
Kontingen Kanada bahkan sempat mengancam tidak akan mengirim satu pun atletnya ke Olimpiade Tokyo 2020 jika ajang tersebut diselenggarakan sesuai jadwal.
Pemerintah Jepang dikabarkan menolak menunda Olimpiade Tokyo 2020 karena kerugian materi yang ditimbulkan sangat besar.
Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020 Resmi Ditunda, Jepang Kena Kutukan
Dikutip dari itus CBS News, Jepang sudah menghabiskan biaya persiapan hingga kisaran 12,6 sampai 25,2 miliar dollar AS. Kalau dirupiahkan, nilainya jelas triliunan rupiah.
IOC menyatakan sejauh ini ada 4,5 juta dari 7,8 juta tiket yang disiapkan sudah terjual. Lebih dari seperempat pemegang tiket tersebut diprediksi berasal dari luar Jepang.
Dari sektor pariwisata, Jepang bakal kehilangan pemasukan sebesar 240 miliar yen atau sekitar Rp 36 triliun dengan penundaan Olimpiade 2020.
Dikutip dari Kyodo News, SMBC Nikko Securities Inc pada Jumat (20/3/2020) merilis laporan bahwa Olimpiade Tokyo 2020 akan menciptakan konsumsi penonton mencapai 670 miliar yen atau lebih dari Rp 96 triliun.
Daftar dampak finansial dari ditundanya Olimpiade Tokyo 2020 tersebut belum termasuk kontrak sponsor, asuransi, dan juga media.
Bahkan, SMBC Nikko Securities Inc memperkirakan pembatalan Olimpiade Tokyo 2020 bisa mengurangi pendapatan domestik bruto (PDB) Jepang senilai 7,8 triliun yen.
FEDERASI Bulu Tangkis Dunia (BWF), Sabtu (21/3/2020), resmi menunda Piala Thomas dan Uber 2020.
Sedianya, Piala Thomas dan Uber digelar pada 16-24 Mei 2020 di Aarhaus, Denmark.
Namun, setelah berkonsultasi dengan Denmark, BWF memutuskan menunda Piala Thomas dan Uber hingga 15-23 Agustus 2020 akibat pandemi virus corona.
Satu pekan sebelumnya, BWF telah pula menangguhkan semua kompetisi bulu tangkis yang terjadwal pada 16 Maret hingga 12 April 2020.
Keputusan tersebut membuat Swiss Open, India Open, Orleans Masters, CELCOM Axiata, Malaysia Open, dan Singapura Open ditunda.
Melihat perkembangan pandemi virus corona, BWF kemudian memperpanjang masa penangguhan kompetisi sampai akhir April 2020.
Alhasil, Croatian International, Peru International, Kejuaraan Eropa, Kejuaraan Asia (individu), dan XXIV Pan Am Individual Championships juga ditunda.
Karenanya, All England Open 2020 pada 11-15 Maret lalu menjadi turnamen terakhir yang diselenggarakan BWF.
Sebelumnya, Jerman Open 2020 yang seharusnya digelar pada 3-8 Maret sudah dibatalkan karena pandemi virus corona.
Adapun Kejuaraan Beregu Asia 2020 pada 11-16 Februari 2020 di Filipina juga telah terdampak wabah virus corona. Kontingen Hong Kong dan China mundur dari Kejuaraan Beregu Asia 2020 karena ada aturan isolasi mandiri dari pemerintah Filipina.
Ditundanya banyak turnamen tentunya memengaruhi kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 yang seharusnya berakhir pada 26 April mendatang.
BWF tidak mengelak hal tersebut sehingga dalam waktu dekat kemungkinan akan membuat aturan anyar mengenai Kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
HINGGA tulisan ini tayang, setidaknya ada empat seri awal MotoGP 2020 telah dipastikan batal terselenggara sesuai jadwal karena pandemi virus corona.
MotoGP Qatar di Sirkuit Losail yang seharusnya menjadi seri pembuka pada 8 Maret 2020 telah dibatalkan.
Sirkuit Losail hanya menggelar balapan Moto2 dan Moto3 karena Pemerintah Qatar tidak mau mengambil risiko.
Setelah GP Qatar dibatalkan, GP Thailand (20-22 Maret), GP Amerika Serikat (3-5 April), dan GP Argentina (17-19 April) diputuskan ditunda pula.
Berbeda dari GP Qatar, ketiga seri tersebut dijadwal ulang pada bulan Oktober dan November 2020.
Terbaru, MotoGP Perancis di Sirkuit Le Mans pada 17 Mei 2020 dikabarkan juga akan ditunda sampai pertengahan Juni 2020.
Baca juga: Jadwal MotoGP 2020 Kacau, Rossi Usul Balapan Dua Kali Seminggu
Jika ditunda sampai bulan Juni, kemungkinan besar balapan MotoGP Perancis kemungkinan digelar pada pekan kedua, tepatnya pada 14 Juni 2020.
Pasalnya, tiga pekan lain pada Juni 2020 sudah ada seri MotoGP lain dari seri Eriop, yakni Catalan (Barcelona, Spanyol), Jerman, dan Belanda.
Empat seri awal yang batal terselenggara sesuasi jadwal membuat MotoGP 2020 kemungkinan besar akan dibuka di Sirkuit Jerez, Spanyol, 3 Mei 2020.
Namun, melihat perkembangan terkini pandemi virus corona, khususnya di Eropa, kemungkinan MotoGP Spanyol juga akan ditunda.
Setelah GP Qatar dibatalkan, MotoGP 2020 menyisakan 19 balapan. MotoGP 2020 harus menyelenggarakan minimal 13 balapan agar sesuai dengan format kejuaraan dunia.
SAMA seperti MotoGP, Formula 1 (F1) 2020 gagal terselenggara sesuai jadwal setelah beberapa serinya dibatalkan dan ditunda karena pandemi virus corona.
GP Australia yang seharusnya menjadi seri pembuka pada 15 Maret 2020, sudah dibatalkan.
Seri-seri selanjutnya, yakni GP Bahrain (22 Maret), GP Vietnam (5 April), GP China (19 April), GP Belanda (3 Mei), dan GP Spanyol (10 Mei), diputuskan untuk ditunda pula.
Sementara itu, GP Monaco, seri ketujuh F1 2020, yang rencananya digelar 21-24 Mei 2020 sudah pasti dibatalkan, Kamis (19/3/2020).
Dikutip dari situs Crash, pembatalan GP Monaco ini merupakan kali pertama balapan F1 tidak terselenggara di jalanan ikonik Monte Carlo, Monaco, sejak 1954.
Empat hari setelah GP Monaco dibatalkan, F1 mengumumkan bahwa GP Azerbaijan yang merupakan seri kedelapan harus ditunda.
Keputusan itu diambil F1 setelah berkonsultasi dengan Pemerintah Azerbaijan yang menyatakan tidak mau mengambil risiko menggelar balapan pada 7 Juni 2020.
Setelah GP Australia dan GP Monaco dibatalkan, F1 2020 menyisakan 20 balapan. Itu kalau tidak ikut dibatalkan pula....
NBA musim 2019-2020 diputuskan ditunda sejak Rabu (11/3/2020) setelah center Utah Jazz, Rudy Gobert, dinyatakan positif terjangkit virus corona.
Dalam perkembangan terkini, pemilik klub dan petinggi eksekutif NBA memperkirakan kompetisi musim ini bisa kembali bergulir pada akhir Juni 2020.
Pasalnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melarang acara atau pertemuan yang melibatkan lebih dari 50 orang selama delapan pekan sejak Minggu (15/3/2020).
Meski belum memutuskan kapan kompetisi bisa kembali digelar, NBA sedang mempersiapkan kemungkinan hiatus panjang berdasarkan penyebaran virus corona yang semakin mengkhawatirkan.
Melansir ESPN, NBA saat ini baru memiliki rencana untuk menggelar kembali kompetisi tanpa penonton.
NBA juga telah menyarankan tim untuk mencari ketersediaan arena hingga Agustus 2020 untuk laga playoff.
Selain Rudy Gobert, sembilan pemain NBA sudah dinyatakan positif terjangkit virus corona, hingga tulisan ini tayang. Kebanyakan dari mereka tertular virus setelah melewati pertandingan.
Rudy Gobert dinyatakan positif virus corona empat hari setelah laga Utah Jazz vs Detroit Pistons. Bintang Utah Jazz, Donovan Mitchell dan guard Destroit Pistons, Christian Wood, dinyatakan positif Covid-19 tidak lama setelah Rudy Gobert.
Adapun guard Boston Celtics, Marcus Smart, dilaporkan positif mengidap virus corona, Jumat (20/3/2020). Tidak lama berselang, dua pemain Los Angeles Lakers dan empat penggawa Brookly Nets, termasuk Kevin Durrant, dinyatakan positif.
Pada 10 Maret 2020, LA Lakers melakoni laga melawan Brooklyn Nets di Staples Center, Los Angles, Amerika Serikat.
KEPUTUSAN telah dibuat. Sejenak, mari lupakan dulu euforia, keramaian, dan aksi-aksi aktor lapangan hijau ataupun arena lainnya.
Sebab, di atas itu semua, masih ada yang jauh lebih lebih penting untuk saat ini: keselamatan dan kesehatan kita semua....
"Tentu saja, kami tidak ingin bermain di depan stadion yang kosong dan kami tidak ingin pertandingan atau kompetisi dihentikan, tetapi jika melakukannya membantu satu orang tetap sehat, hanya satu, kami akan melakukannya tanpa mempertanyakan."
~Juergen Klopp~